BAB 12 - Perempuanku

Start from the beginning
                                    

Keduanya sama-sama diam cukup lama sebelum akhirnya tertawa bersama-sama.

"Kenapa ketawa?" Tanya Rafad

"Gak tau, elo juga kenapa ketawa?" Kata Ayara

"Enggak tau juga." Jawab Rafad

"Pokoknya sama-sama gak tau aja ye," Ucap Ayara

"Iye." Jawab Rafad

Mereka kembali menatap langit yang mulai menggelap, arum manis telah kembali ke tangan Ayara sehingga gadis itu dapat menghabiskannya.

Ayara membuang tusuk bekas arum manis miliknya lalu kembali duduk di sebelah Rafad. Ayara menatap langit senja yang kala itu matahari sudah terbenam setengahnya.

"Indah ya Can," Celetuk Ayara

Rafad diam, menatap Ayara sebentar. "Lebih indah yang lagi di samping."

Tak!

"Gombal lo udah basic banget!" Komentar Ayara setelah memukul lengan Rafad

"Terus mau gombal kayak gimana?" Tanya Rafad

"Gak tau, pengen yang romantis kek gitu. Biar kayak drama-drama Korea." Jawab Ayara

Rafad mengangguk, ia mendekat kearah Ayara. Wajah mereka saling berhadapan, mata mereka pun saling menatap satu sama lain.

Rafad memajukan tubuhnya sedangkan Ayara memundurkan tubuhnya.
Hingga saat Ayara tak bisa mundur lagi dan hampir terjatuh, Rafad menahan tubuh Ayara menggunakan lengannya.

Rafad menarik tubuh Ayara lebih dekat ke padanya.

Untuk beberapa saat mereka terdiam, saling menatap serta terkaku.

"Kayak gini?" Celetuk Rafad bertanya

Bruk!

Ayara menepuk-nepuk tangannya, ia tersenyum bangga kala berhasil membuat Rafad terjatuh dari bangku taman.

Rafad berdiri sembari berdecak, ia kembali duduk dengan tenang.

"Tadi katanya minta yang romantis." Kata Rafad

"Lo kalau romantis malah jadi serem, mending lo jadi biduan aja daripada cowok drakor." Sinis Ayara

"Tajem amat mulutnya." Ucap Rafad

Ayara tak membalas, ia kembali melihat langit. Kini langit sudah menjadi gelap sepenuhnya, mereka menghabiskan tiga jam disini tapi tak ada rasa bosannya sama sekali.

Sama-sama terdiam menikmati indahnya langit malam dengan hiasan bulan yang perlahan mulai muncul ke permukaan.

Sampai celetukan Ayara membuat Rafad tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa membeku di tempat.

"Can, gue pengen lo manggil gue Kala, bisa?"

"Kenapa harus?" Rafad balik bertanya

"Pengen aja." Jawab Ayara

Rafad diam untuk waktu yang cukup lama.

The Two Worlds He CreatedWhere stories live. Discover now