4. Apa ini saatnya?

68.6K 5.5K 51
                                    

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

JANTUNG Azura rasanya berdetak dengan cepat, rasa panik tiba-tiba menyergap seluruh tubuhnya, keringat kecil terlihat mengucur dari dahinya. Gadis itu meneguk ludah, menatap sekitar dengan perasaan takut. Tangan kiri yang di penuhi oleh goresan luka itu perlahan menyentuh area perutnya yang baik-baik saja.

Untuk waktu yang cukup lama, gadis itu baru menyadari, bahwa dia baru saja bermimpi buruk. Azura terdiam, rasanya apa yang dia alami tadi seperti sebuah kejadian yang benar-benar nyata, bukan sekedar mimpi, bukan sekedar bunga tidur yang menghampirinya malam ini.

Azura terdiam untuk sesaat, sebelum akhirnya memilih untuk turun dari ranjang kamarnya. Gadis itu berjalan, mematri langkah yang entah kenapa membawanya ke balkon kamar. Hamparan bintang yang bertebaran di langit malam, rasanya begitu aneh hanya untuk malam ini. Entah kenapa, Azura merasakan sesuatu yang tidak nyaman dalam ulu hatinya setelah mimpi buruk itu.

Untuk alasan tertentu, Azura merasa ada sesuatu di balik mimpi buruk itu. Apalagi, ada kehadiran ibunya, Cahaya. Sosok wanita yang tidak pernah dia temui semasa hidupnya.

Manik hitam itu terpejam, rasanya benar-benar menyesakkan ketika dalam mimpi itu dia tidak pernah di anggap oleh keluarganya sendiri. Azura tau itu hanyalah sebuah mimpi buruk, tapi rasanya tetap sakit, tetap sesak.

Azura menghela napas. Kejadian semalam yang berhasil meledakkan semua amarahnya, tiba-tiba terlintas dalam benaknya. Apa setelah ini, dia masih bisa untuk berpura-pura bahagia di depan keluarganya?.

Rasanya, Azura sudah tidak mampu lagi untuk berpura-pura di depan mereka semua. Terlepas dari mimpi buruk itu, entah kenapa Azura merasa harus menghentikan semuanya. Menghentikan semua hal-hal yang menyakitinya, bahkan berpura-pura untuk bahagia lagi di depan semua orang.

Rasanya, Azura tidak akan bisa untuk melanjutkan semuanya. Perkataan ibunya yang menginginkannya untuk menghentikan semua ini, masih teringat jelas.

Apa selama ini dia salah? Mengharapkan kebahagiaan dari anggota keluarganya yang jelas-jelas membencinya?. Apa selama ini mengharap kasih sayang dari ayahnya adalah sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan, agar tetap menjaga fisik, mental, dan hatinya?

Apa yang dia harapkan selama ini hanya akan selalu berbuah kesia-siaan dan hanya akan mengantarkan rasa sakit dalam hatinya?

Apa ini saatnya untuk berhenti? Apa ini saatnya agar dia mencari kebahagiaannya seperti yang ibunya inginkan? Apa ini saat nya untuk berhenti dan menjauhi orang-orang yang menyakitinya?

Apa ini saatnya?

*

Hembusan angin yang berhasil mengantarkan sensasi dingin di malam ini, tidak mampu membuat Azura beranjak dari tempatnya. Gadis itu masih setia di balkon kamar, memandang langit malam dengan pikiran kacau tak menentu. Sejak 1 jam yang lalu, pikirannya masih di penuhi oleh kebimbangan. Dia benar-benar kalut dengan keputusan yang akan dia ambil.

Perubahan Sang Antagonis.(proses Terbit) Where stories live. Discover now