part 1 : perjodohan

17.6K 229 0
                                    

“Uli!!!” teriak mama sangat kencang. Hah, suara mama tanpa berteriak saja sudah kencang, kenapa harus ditambah teriak sih? gerutuku sebal. Oleh karena telingaku hampir berdenging mendengarkan teriakannya.

“Iya, ma,” sahutku sambil membukakan pintu kamar.

“Kamu lagi ngapain, sayang?” tanya mama kali ini dengan nada yang lembut. Aku tersenyum padanya.

“Lagi ngetik-ngetik aja nih ma. Mama ngapain datang ke kamar Uli?”

“Ada yang mama mau bicarain,” jawab mama mendorong masuk ke kamar lalu duduk di tepi tempat tidur. Aku mengikutinya dan duduk di sebelahnya. “Sayang, kamu saaat ini sedang tidak menjalani hubungan serius dengan siapa-siapa kan?” tanya mamaku. Okay, rasanya aku mulai paham arah pembicaraannya. Hmm, akankah mama akan kembali meyakinkan aku untuk mencari dan mendapatkan seorang pria batak. Aku hanya menanggapi dengan anggukan malas. Wajah mama seketika menjadi bersinar, maaf maksudku  mama terlihat lebih ceria? Ah entahlah, namun mama tampak lega dan senang dengan jawabanku.

“Okay, oleh karena itu mama dan papa berencana untuk menjodohkanmu,” kata mama yang langsung membuatku melotot. Lelucon apa ini? Menjodohkanku? Hey, wait, aku pikir orang tuaku tidak sekolot itu hingga memiliki ide untuk menjodohkan segala. Mama masih mengoceh panjang lebar, namun aku tak ambil pusing dengan lanjutannya. Kata ‘menjodohkan’ sudah cukup menyentakan. What happen with this family? Aku gak habis pikir. It’s 2013, dan kita hidup di kota metropolitan. Apa kata dunia dengan menjodohkan? Mama masih berbicara terus, hingga aku menyelanya. “ Wait..wait..mom.. menjodohkan? Mom, ini tahun 2013, memangnya masih jaman ya jodoh-jodohan?!” seruku sedikit frustasi.

“Honey, ini nggak seperti yang kamu bayangkan. Kamu diberi waktu buat mengenalnya selama beberapa waktu dan kalau kalian memang tidak cocok ya udah nggak usah dilanjutkan, sekalipun kami inginnya kalian cocok. Dia itu paribanmu dan orangnya baik kok,” mama menjelaskan berusaha untuk menenangkan aku yang kesal dengan keputusannya.

“Besok Brayden akan datang, kalau bisa kamu pulang kantornya lebih cepat ya, kalau bisa jam enam sudah sampai rumah karena kita akan makan malam bersama Brayden,” lanjut mama. Mama mengelus rambutku perlahan sebelum kemudian beranjak dari tempat tidurku. “Good night honey,” pamitnya lalu menutup pintu kamarku. Aku yang shock masih terduduk di tepi tempat tidurku.

Apa aku terlihat sebegitu gak lakunya sampai mama dan papa memutuskan untuk menjodohkanku? Selain itu pariban. What is that? Dan apa peduliku dengan hal itu.

******

Kembali aku melanjutkan pekerjaanku sebagai koordinator tim desain interior dua. Sebagaimana nama dari timku yaitu desain interior, tim ini bertugas merencanakan bagaimana apartemen yang sudah dibuat oleh perusahaan yang menaungi kamu menjadi seperti apa. Istilahnya membuat contoh bagaimana apartemen itu jika diisi dengan interior. Mengapa aku menginginkan pekerjaan ini? Okay, jawabannya karena aku suka berkhayal dan menata and see ... Aku menjadi desainer interior.

Pekerjaan ini sangat menyenangkan. Aku selalu bisa membayangkan ruangan-ruangan diisi dengan interior-interior yang pastinya akan mempercantik rumah atau apartemen itu. Lukisan di sisi sebelah kiri, tempat tidur ditengah, meja, lemari, buffet, sofa ah senang sekali aku. Oh iya sebagai representasi dari pekerjaan aku mungkin kalian bisa melihat Leap Year. Di film itu pekerjaan gadis sang pemeran utama sedikii banyak mirip denganku.

Saat ini yang menjadi proyek tim kami adalah merencanakan interior untuk sebuah rumah bertipe Mediterania di dalam perumahan elit yang merupakan salah satu perumahan yang didirikan oleh perusahaan ini. Kemarin aku sudah melihat bagaimana rumah itu. Rumahnya sangat cantik dan besar membuatku semakin bersemangat untuk menata bagian dalamnya.

"Good morning team!" sapaku pada empat orang yang sekarang sudah duduk melingkari meja kotak ditengah-tengah ruangan tim kami. Seperti biasa rapat pagi untuk membahas apa saja yang akan kita bayangkan eh kerjakan hari ini.

"Okay, kita akan memulai rapat hari ini. Seperti yang sudah diketahui kemarin saya sudah melakukan observasi mengenai rumah yang akan kita desain. Dan ini adalah bentuk-bentuk ruangan yang ada didalam rumah itu," kataku mengawali rapat dan menyerahkan hasil foto-foto ruangan yang sudah diambil. Setiap bagian dari tim mengambil foto rumah dan mengamatinya.

"Kemarin dari perusahaan sudah menjelaskan bila buyer menginginkan konsep Classic elegance, oleh karena itu saya ingin Fani dan Tara mencari interior yang cocok dengan konsep itu, sedangkan Riko dan Wina mulai memikirkan bagaimana menata ruangan itu supaya sesuai dengan keinginan dari buyer. Oleh karena proyek kali ini rumah saya akan berkoordinasi dengan tim desain eksterior membicarakan mengenai bagaimana konsep yang akan kita buat bersama, supaya ada kesesuaian antara eksterior dan interior," jelasku dalam rapat kali ini. Selama beberapa waktu kita masih membicarakan mengenai proyek yang sedang dikerjakan. Setelah memastikan semua personil tim memahami mengenai proyek ini, aku menutup rapat kali ini lalu keluar untuk berdiskusi dengan koordinator tim eksterior yang dipercaya untuk menjadi temanku dalam mendesain rumah ini.

*****

Hai..hai...bagaimana ceritanya??

tolong vote, komentar atau fanning ya..

kritik dan saran sangat ditunggu loh, untuk meningkatkan kemampuan penulis 

me,my cousin and my workmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang