Daging

33 5 0
                                    

Temanku, Rio mengajakku makan di restorannya. Ia adalah pemilik dari restoran itu. Tidak terlalu terkenal di tv, tapi kunjungan pelanggan lumayan ramai. Saat ini aku sedang duduk bersama Rio sambil memakan steak. Aku tidak membohongi diri sendiri, daging steak ini benar-benar enak! Kalau dirasa ... dagingnya sedikit berbeda dari yang lain. Aku ingin tahu daging apa ini.

"Eh, Roni, kamu tahu kan? Sekarang lagi kejadian daging manusia?"

"Iya, aku sering denger," ucapku tanpa berhenti memakan daging steak.

"Bahkan udah ada di beberapa restoran yang menyajikan daging manusia. Entah itu dalam bentuk sup, burger atau steak seperti ini."

Rio terus berceloteh sementara aku mendengarkan sembari memakan daging steak. Maaf Rio, aku tidak menatapmu karena daging steak ini rasanya enak!

Setelah steak-nya habis, baru aku mengobrol bersama Rio. "Jadi, daging manusia udah diedarin di mana-mana ya?"

Rio mengangguk. "Hu-um, dan anehnya orang-orang nggak ada yang tahu. Kalo yang mereka makan, itu daging manusia."

"Untungnya kamu nggak jual daging manusia ya."

"Nggak dong, semua daging di sini murni dari daging sapi." Rio menunjukan jempolnya.

Aku lega karena dia tidak menjual daging manusia.

Saat itu aku pulang ke rumah. Aku duduk di sofa sembari membaca buku memasak. Ku lihat deretan gambar daging steak dari daging sapi.

Tunggu ...!

Rio, dia tidak pernah membeli sapi kan? Harga sapi sangat mahal. Dia kan pemilik restoran murah. Dan warna steak-nya agak pucat, bukan kemerahan.

"Itu berarti ...."

"Aku memakan daging manusia!"






CERORPEN (cerita horor pendek) 1-5 kalimatWhere stories live. Discover now