"Seingat saya yang akan melakukan perjanjian kerja sama ini seharusnya tuan Seo Hendery bukan?"

"Aaa, Anda benar tapi tuan seo hendery sedang berbulan madu dengan istrinya, makanya saya menggantikannya."

"Aaa, bukankah kita harus berkenalan?" Ucap jeno dan pria itu hanya mengangguk saja.

"Saya Lee jeno."

"Saya Seo Haechan."

"Sepertinya kita seumur?"

"Mungkinkah?"

"Saya rasa begitu, berapa umurmu?"

"25 tahun."

"Kita memang seumur, jika di luar pekerjaan kira bertemu sepertinya akan menyenangkan kalau kumpul bersama untuk menghabiskan waktu."

"Ne." Ucap Haechan tersenyum dan merekapun menandatangani kontrak kerja itu.

"Senang bekerja sama dengan Anda tuan Lee."

"Saya juga tuan seo." Ucap jeno berjabat tangan dengan Haechan.

"Saya permisi." Ucap Haechan sedikit membungkuk dan keluar dari ruangan itu bersama asistennya sedangkan jeno hanya menatapnya dengan senyum yang tertera di wajahnya. Ryujin bahkan menatap bingung atasannya itu.

"Sepertinya tuan Lee sedang jatuh cinta." Monolog Ryujin.















At. Paris
        Hotel yang ditempati jaemren.

Renjun saat ini tengah memasak sarapan di dapur mini yang ada didalam hotel itu sedangkan jaemin sedang mandi saat ini. Di tengah acara masaknya, diapun melihat ponselnya yang berbunyi dan tertera nama Yangyang

"Iya Yangyang?" Jawab renjun dengan me-lound speaker ponselnya.

"Apa kau masih lama disana renjun? Aku sangat bosan sekali. Kapan kau balik agar kita bisa main bersama."

"Aku baru 2 hari disini Yangyang. Masih ada 5 hari lagi."

"Aku tau, kau sedang sibuk sekarang?"

"Hmm, aku sedang membuat sarapan."

"Kenapa harus? Bukannya kalian bisa pesan di hotel saja? Kan ada pelayanan kamarnya?"

"Kami kebetulan berbelanja kemarin Yangyang, lagian kenapa harus memesan kalau kita bisa sendiri. Lagian cita rasa makanannya bisa kita sesuaikan dengan selera kita bukan?"

"Kau memang benar. Kau masih sama. Tapi, aku sarankan kau tak perlu berhemat, karena uang Na Jaemin sangat banyak. Kau bisa menghabiskannya."

"Tidak boleh begitu Yangyang."

"Ksnapa tidak? Kalau aku yang mejjafi istrinya sudah dapat aku pastikan aku akan menghabiskan uangnya."

"Kau ini Yangyang. Oh iya, kau tak bekerja?"

"Tidak, aku sudah memilih untuk hidup sebagai Lee Yangyang saja bukan sebagai Liu Yangyang. Lagian kau tak akan bekerja disana lagi, kenapa aku harus?"

"Kau ini."

"Oh iya, apa kau dan jaemin sudah melakukannya?"

"Melakukannya? Maksudmu?"

"Itu, kau sudah melakukannya? Apa jaemin kasar diatas ranjang? Apa kau masih bisa berjalan normal?" Renjun terdiam seketika dan mendadak wajahnya memerah, jaemin yang juga mendengar percakapan renjun dan Yangyang hanya tersenyum kecil karena renjun terlihat menggemaskan. Lalu diapun mendekat dan mengambil ponsel renjun lalu mematikan loundspeaker nya. Sedangkan renjun menatap kaget jaemin.

"Jangan mengganggu istriku Lee Yangyang."

"Kau! Kenapa kau! Dimana renjunku!" Kesal Yangyang.

"Jangan memanggil milikku seperti itu. Dan jangan mengganggu kami." Datar jaemin lalu diapun mematikan ponselnya seketika.

"Jaemin?"

"Tak usah memikirkan perkataan Yangyang, dia memang selalu seperti itu." Ucap jaemin datar.

"Ne, i—ini sarapannya sudah siap. Ayo." Ucap renjun meletakkan diatas pantri mini dan keduanya langsung makan tanpa ada pembicaraan apapun.

"Nanti malam ayo berjalan-jalan disekitar sini, dan menara Eiffel." Renjun lantas menatap jaemin dengan tatapan berbinar miliknya lalu diapun menganggukkan wajahnya seketika dengan menggemaskan dan itu membuat jaemin tersenyum kecil.

























£Tbc•

What If (jaemren)Where stories live. Discover now