"Kau mau bersih-bersih dahulu atau mau langsung makan? Aku sudah masak makan malam. Cukup untuk beberapa orang." Jungkook bertanya sembari membubuhkan kecupan di pelipis Taehyung. Tidak merasa canggung saat melakukannya, karena tujuannya memang untuk menunjukkan bahwa Taehyung adalah matenya, miliknya.

"Aku lapar."

"Baiklah, ayo makan. Kalian juga ayo ikut kami." Ujarnya pada teman-teman Taehyung.

_____

"Kaupandai memasak ya, ini enak sekali!"

Jungkook melirik Jimin yang berkata. "Aku hebat dalam segala hal." Ujarnya.

Sedikitnya membuat Jimin kesal. Tapi masih takut dengan ukuran tubuh Jungkook. "Ya aku percaya, omong-omong wajahmu lebih terlihat seperti kelinci dari pada kucing ya?"

Jungkook melirik tajam Jimin. "Aku kucing! Jangan di samakan dengan kelinci!"

Di bawah meja Taehyung memgelus paha Jungkook agar hybrid itu tenang. Sudah di bilang Jungkook itu sensitif. Di lihatnya Jimin kembali mengkerut, sadar bahwa dia salah berucap.

"Kau bekerja Jung?" Hoseok bertanya.

"Aku mewarisi perusahaan kakek Jeon." Jawab Jungkook. Dirinya tidak merasa terancam dengan Hoseok, sebab tau jika Hoseok merupakan kakak angkat Taehyung.

"Aku tahu sedikit kasusmu dengan cucu kakek jeon, Namjoon sering bercerita tentang kasusmu. Sudah hampir selesai bukan?"

"Ya, sedari awal kakek Jeon memang mewariskan semua kepada ku, tapi cucunya tidak terima. Dan menuduhku mencuri. Padahal salahnya sendiri yang tidak mau merawat kakeknya. Giliran tidak dapat warisan mengamuk. Dasar serakah." Omel Jungkook.

"Sudahlah yang terpenting kau terbukti tidak bersalah, lagi pun, bukannya ada hikmahnya. Niki tidak ada kejadian ini mungkin kau tidak akan bertemu dengan Taehyung kan?" Hoseok menimpali Jungkook. Sedikit merasa lucu dengan pemuda hybrid itu. 

Mereka sudah selesai makan malam, tapi terlalu malas untuk pindah dari meja makan. Meski Jungkook masih sedikit sinis terhadap Jimin, tapi Taehyung tahu Jungkook sudah sedikit percaya pada temannya itu. 

"Aku akan mencuci ini tetlebih dahulu." Taehyung hendak bangkit, tapi tangannya di tahan oleh Jungkook.

"Duduk saja, kau pasti lelah. Biarkan aku yang mengurusnya." 

"Wah kau ini bucin sekali ya." 

Sepertinya Jimin senang sekali mengundang masalah.  

"Kau ini menyebalkan sekali sih?! Persis seperti kucing liar yang aku kenal. Menyebalkan. Kulihat kau cocok dengannya. Besok akan ku kenalkan kau dengan dia. Agar kau tidak menganggu betinaku!"

"Sudah berapa kali ku katakan untuk tidak menyamakanku dengan kucing?! Dan Jimin jangan selalu memancing Jungkook!"

Taehyung jengah juga lama-lama.

Jungkook merenggut, menurutnya mau di sebut betina ataupun wanita sama saja. Taehyung tetap matenya.

"Taehyung, aku tidak memancingnya. Mulutku hanya sedikit tidak terkontrol saja. Lagi pula aku tidak tertarik dengan Taehyung Jungkook, alu hanya senang menggodamu. Itu saja!"

Jungkook kembali mendesis. Tiba-tiba berubah menjadi kucing dan melompat di pangkuan Taehyung. Ekornya membelit pinggang Taehyung seperti biasa. Meski mendengkur nyaman, matanya tidak lepas dari Jimin.

Taehyung sendiri secara refleks mengelus kepala Ggukie.

"Dalam wujud kucing pun, Jungkook tetap terlihat galak ya?" Hoseok terkekeh.

"Dia terlihat lebih dominant dari pada Namjoon, pure blood memang berbeda."

Jungkook kembali mendengkur puas, "kau senang di puji ya?" Taehyung memainkan telinga kucing  Jungkook. Membuat hybrid Maine Coon itu mendusalkan kepalanya di perut Taehyung.

Jimin menatap Jungkook dengan kagum sedari pemuda hybrid itu bertransformasi menjadi kucing. Takjub dengan perubahan Jungkook yang mulus. Meski selalu di tatap tajam oleh Jungkook sebenarnya Jimin sedikit menyukai kucing itu.

"Selain, bucin dan posesif kau ini manja sekali ya?"

Dan jika lengan Jimin terdapat cakaran, maka pelakunya sudah pasti Jungkook.

TBC

Hai, maaf sebelumnya baru update. Aku juga mau ingatkan, kalau cerita ini bakal pendek dengan alur yang cepat.

Adanya typo mohon di maklumi, kalau perlu di komen saja🙏

Sampai di sini dulu, sampai ketemu di update selanjutnya 👍

My Man Is A Cat 🐾Where stories live. Discover now