Hai! Sebelumnya, kita belum kenalan. Tapi kali ini aku tidak sedang mengajak kamu kenalan. Aku mengajak kamu untuk sama-sama kenalan sama diri kita sendiri. Udah kenalan belum? Apa sebenarnya kita yang tidak pernah memberi waktu untuk diri sendiri, entah itu perihal merenungi ataupun menanyakan apa yang sebenarnya diri sendiri butuhin.
******
Mungkin, buku ini akan sepenuhnya berisi perbincangan, berisi pertanyaan, berisi jawaban ataupun kata-kata absurd yang ingin sekali aku ucapkan namun pada akhirnya aku hanya bisa bicara lewat tulisan. Entah. Aku mengajak kamu kenalan dengan diri sendiri tapi aku juga tidak tahu apa yang pertama kali harus aku lakukan. Banyak sekali pertanyaan, banyak sekali harapan, banyak sekali keinginan. Padahal, aku sendiri pun sadar bahwa yang menciptakan itu semua ialah diri aku sendiri. Mungkin mereka tidak meminta, mungkin mereka tidak berkata, mungkin mereka hanya ingin aku baik-baik saja tapi aku sendiri yang membuat diri ini selalu tidak baik-baik saja. Selalu muncul di dalam pikiran bahwa aku harus membahagiakan semua orang padahal itu bukan tugas kita sebagai manusia, yakan? Lalu apa gunanya validasi? Lalu apa gunanya menjadi sebuah objek dalam perbincangan mereka? Apa gunanya menjadi pendengar untuk seseorang jika dengan diri sendiri saja kebingungan? Dan sering kali muncul pertanyaan jika bagaimana mereka bahagia bukan dengan campur tangan peran aku sendiri. Bagaimana jika mereka bahagia bukan dengan caraku sendiri untuk bisa membahagiakan mereka. Bagaimana jika nanti mereka tidak bahagia dan aku menjadi alasan kenapa mereka tidak bahagia. Padahal aku tahu, kita juga sama-sama tahu bahwa semua hal itu bukan tugas kita, dan berada di luar kendali kita.
Aku sering sekali masih terjaga di jam 2 pagi. Entah, bukannya melakukan hal-hal yang bermanfaat, malah bengong dan nggak tahu lagi mikirin apaan.
"Memangnya lagi mikirin apaan sih?"
Isi kepala memberontak dengan perkataan yang ternyata iya juga, ya.
Aku yang mengajak kamu untuk mencoba mengenali dan mencoba mencari tahu apa maunya diri sendiri, padahal aku juga tidak tahu cara melakukan itu.
Tapi, tak apa. Siapa tahu kita bisa sama-sama melakukan itu secara perlahan dengan aku yang menulis . Dan kamu yang membaca tulisan ini.
Jika kamu bertanya "apa bisa?" Ya, kita sama-sama coba saja, apa salah nya kan mencoba. Jika tidak bisa pun setidaknya kita masih bisa berharap semoga esok baik-baik saja kan? Yasudah selamat menjalani hidup horizontal tanpa tahu kapan akan vertikal nya, ya.
Haha. Tenang, aku sedang menertawakan diriku sendiri. Jika kamu pun sama, tak apa. Bukannya menertawakan diri sendiri adalah suatu penerimaan diri.
ESTÁS LEYENDO
pulang ke rumah yang mana?
Novela JuvenilManusia dan hatinya Selalu merasa terpuruk ketika harus menerima kenyataan bahwa diri sendiri yang hanya bisa di andalkan. Pikiran yang berantakan serta hari-hari yang kesepian ialah malapetaka bagi seseorang. Sibuk mencari arah tujuan, sibuk mencar...
