Part 34 - Peringatan

Start from the beginning
                                    

Atlas terdiam, membiarkan gadis itu menyelesaikan tangisnya. Mengeluarkan sesak dalam dada hingga kelelahan menangis. Badan Phoenix makin tak berdaya, Atlas tetap memeluknya erat.

Atlas sangat mencintainya. Dari tadi siang dia juga kepikiran dengan testpack itu, tetapi Atlas tidak ada niatan meninggalkan gadisnya. Tidak ada niatan menyalahkannya, dia hanya berharap semoga testpack itu negatif agar mereka terus bersama-sama.

"Udah, em?"

Phoenix berangsur-angsur tenang. Atlas melonggarkan pelukannya. Membingkai wajah gadis itu dan menyeka lembut. Menyibakkan rambut yang basah dan lengket di wajahnya kemudian mengecup lembut.

"Aku takut," Phoenix kembali meneteskan air mata.

"Mau cek besok?"

"Nggak berani." Phoenix menggeleng dan cemberut frustasi.

Atlas menggendongnya dari lantai yang dingin. Memindahkan ke atas ranjang yang empuk, Phoenix memeluk erat. Tidak mau berpisah dari Atlas.

"Kamu janji, jangan tinggalin aku," pinta Phoenix untuk memastikan lagi. Dia sangat takut bila Atlas meninggalkannya sendiri dan menyalahkannya.

"Aku janji." jawab Atlas menyakinkan gadis itu. "Kita cek setelah selesai ujian gimana?"

Dahi Phoenix menukik dan berpikir keras. Ujian beberapa hari lagi, berlangsung selama seminggu.

"Kita fokus ujian dulu. Kamu harus yakin kalau kamu nggak hamil." bujuk Atlas. "Setelah ujian, kalau kamu masih kepikiran, kita cek bareng-bareng."

Phoenix mendongak untuk memandang laki-laki itu. Mencari kebohongan di wajahnya, namun Phoenix hanya menemukan keseriusan. Gadis itu meragu, berpikir sejenak.

Bagaimana pun Phoenix mengelak, dia tidak bisa menghentikan pikiran mengenai testpack. Dia sangat stress dan untuk makan saja tidak selera.

"Em?" Atlas membingkai wajah Phoenix.

"Ka-kalau aku beneran ha-hamil?" tanya Phoenix bersusah payah.

Atlas menarik nafas dalam-dalam, "Nanti kita pikirin lagi. Yang penting kita udah nggak sekolah. Mungkin nanti kita percepat pergi ke Jepang."

Phoenix mengerutkan dahi, "Kita tetap ke Jepang?"

Atlas mengangguk, "Nggak akan ada yang berubah. Kita tetap akan pergi."

Phoenix terharu dan kembali menitikkan air mata. "Aku takut banget beneran hamil." cicitnya.

"Sekarang kamu nggak hamil!" Atlas menekankan. "Fokus ujian ya?"

Phoenix akhirnya mengangsurkan. "Selesai ujian kita cek. Kamu temenin aku, jangan tinggalin aku sendiri."

"Iya, Baby. Aku akan selalu ada buat kamu."

Barulah Phoenix tenang. Atlas mengecup dahinya dan turun ke bibir. "Sekarang tidur ya?"

"Em," Phoenix mengangguk patuh. "Temenin aku."

"Aku tidur di sini," janji Atlas.

Atlas membawa Phoenix rebahan dan berpelukan erat. Gadis itu berangsur-angsur membaik dan tenang. Atlas telah berhasil menyakinkan bahwa dirinya tidak hamil.

Wajah mereka saling menempel, Atlas membelai pipinya, mengecup hati-hati wajah bengkak gadisnya tersebut. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Phoenix langsung terlelap. Dia sangat mempercayai Atlas sehingga dengan tenang cepat pulas.

Atlas memandangi wajahnya, mengelus-elus lembut dan menyusul gadis itu terlelap.

***


STEP BROTHER  [17+]Where stories live. Discover now