Part 23 - Les

19.2K 653 64
                                    

Sebelum baca, iklan dulu! Mampir ke cerita baru gue kuy!

Kalian baca aja prolognya, cerita gue beda dari yang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalian baca aja prolognya, cerita gue beda dari yang lain. Latar luar.

Segi bahasa dan lain-lain beda dari biasa gue tulis.

🔥🔥🔥

"Phoenix, mau kemana? Buru-buru banget!"

Langit meringis dan terheran-heran dengan Phoenix. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. Dia sekarang berubah menjadi gadis yang ceria.

Sayangnya sangat sibuk.

Pagi-pagi dia datang dengan senyum lebar, menjadi akrab dengan Fay, gadis yang duduk di meja depannya. Lalu ketika istirahat, Phoenix dan Fay ke kantin bersama. Langit ikut bergabung, tetapi tidak intens berinteraksi dengan Phoenix.

Langit ingin mengajak Phoenix nonton, tetapi gadis itu malah buru-buru keluar kelas. Seperti menghindari Langit, entah apa yang dia kejar di luar.

"Oh, sori, Lang. Gue mulai hari ini ada les."

"Les? Dimana?"

"Gue bareng Atlas. Papa sama Mama nyuruh les di tempat Atlas."

Langit mendesah kecewa. Tidak bisa mengajak Phoenix menonton hari ini. "Kapan free?"

"Belum tahu, soalnya ini hari pertama."

"Kabari ya waktu free-nya,"

"Oke," Phoenix mengangguk ragu. "Gue duluan."

Senyum Langit luntur setelah kepergian Phoenix. Gadis itu berjalan cepat tidak sabar bertemu Atlas untuk les.

Mereka langsung ke tempat les. Phoenix perlu daftar dan menyiapkan buku-buku. Begitu juga dengan Atlas, dia mangkir beberapa bulan.

Phoenix berjalan beriringan dengan Atlas ke sebuah ruangan. Hanya mereka berdua saja di sana. Seorang laki-laki berumur dua puluh tiga tahun duduk di depan kakak beradik itu, meletakkan buku-buku dan terlebih dahulu perkenalan.

"Saya Leo Permana, bisa dipanggil Kak Leo. Mulai sekarang kita bertiga belajar bersama, nambah personil satu nih," candanya sambil terkekeh. "Phoenix nggak perlu sungkan nanya kalau belum paham. Atau di luar pelajaran yang kita pelajari juga boleh. Misalnya di sekolah ada yang nggak dipahami, langsung tanya ke kakak aja."

"Baik, Kak!" jawab Phoenix semangat.

Selanjutnya, mereka bertiga belajar sangat serius. Phoenix juga baru tahu kalau Atlas seorang yang jenius.

Phoenix masih ragu-ragu memilih jawaban. Berbeda dengan Atlas yang percaya diri, Leo pun terlihat sangat bangga dengannya.

Gadis itu tidak mau kalah. Dia bertekad akan rajin belajar dan seperti Atlas. Phoenix mendengarkan dengan seksama, menulis coretan-coretan di buku lalu ketika Leo menguji, Phoenix masih ragu.

STEP BROTHER  [17+]Where stories live. Discover now