STEP BROTHER [17+]

Part 21 - Bogor

Gue ada cerita baru. Mampir ya kalian! Wajib kwkwkw

Prolog

🔥🔥🔥

Phoenix menahan degupan jantungnya yang menggila. Di dalam mobil, dia meremas tangan Atlas kuat-kuat. Meskipun kata Atlas neneknya tidak galak, tetap saja perasaan Phoenix ada rasa takut. Bayang-bayang neneknya mengitari pikiran Phoenix.

Phoenix perlahan sadar dengan sikap neneknya dulu. Dia kecewa pada Libra, putri satu-satunya memiliki anak tanpa suami. Libra juga menolak perjodohan yang diatur keluarga jauh untuk menutupi aib.

Libra memilih aibnya terbuka lebar. Mempertahankan janinnya hingga tumbuh dewasa. Alhasil, ketika Libra menitipkan Phoenix di rumah mamanya saat bekerja, tidak di urus dengan baik.

Nenek Phoenix baik hanya di depan Libra saja. Kalau Libra sedang pergi bekerja, neneknya sering mengumpat, mengatai Phoenix anak haram. Dibiarkan menangis sampai kelelahan, kadang ditinggal di rumah sendirian dalam keadaan lapar.

Libra saat itu belum memiliki uang menyewa pengasuh dan kontrakan. Wanita itu juga lebih mempercayai mamanya daripada orang lain mengasuh Phoenix.

Tidak sepenuhnya gratis. Libra yang pada akhirnya bekerja sebagai tulang punggung. Membiayai hidup mereka bertiga, tetapi mamanya tetap tidak terima dengan keberadaan Phoenix.

Beberapa kenangan buruk masih tersimpan dalam ingatan Phoenix. Tetapi dia tidak pernah bercerita pada Libra. Membiarkan hanya dirinya sendiri saja yang menanggungnya.

"Ah, kalian sudah datang, ayo masuk, masuk,"

Phoenix ingin memeluk lengan Atlas. Tetapi akan menimbulkan curiga, alhasil dia duduk malu-malu di samping Atlas.

"Ayo minum dulu. Pasti capek di perjalanan. Macet banget tadi ya?"

Namanya Nenek Helen. Tinggal sendirian di rumah tersebut. Anak dan suaminya sudah meninggal, Jupiter pernah memperkerjakan seorang asisten untuk bersih-bersih dan memasak. Tetapi tidak tinggal di sana, tinggalnya tidak jauh dari rumah Nenek Helen.