prolog 2

137 5 5
                                        

HAPPY READING!

***********
Di bawah teriknya matahari, Roy mengusap sebagian keningnya yang sudah dibasahi oleh keringat yang amat bercucuran akibat kuwalahan mencari putri tercintanya yang sudah dua hari kabur dari Rumah selama dua hari akibat perdebatan mereka.

   " Kemana sih kamu, nak.." Roy sibuk mengutak atik benda pipih bercasing cokelat di tangannya itu.

" Hallo, Jay. Boleh bantu cari anakku di sekitaran Jogja ?"

"............."

" Okeh okeh, sip. Aku tunggu kabarnya ya."

Usai memasukkan handphone nya ke dalam saku celana, Roy kembali melangkah guna menuju mobilnya supaya mendinginkan tubuh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
" Permisi, saya boleh pesan dua bungkus matcha nya ?"

       " Of course! Tunggu sebentar ya om."

" Kebetulan saya lagi ada agenda dirumah, Rumah saya yang itu tuh, kamu antar kesana boleh ya ?"

            " Baiklah om, Rumah megah depan sana kan ?"

" Iya nona manis."

Seusai itu, pria berjas mengkilat nan mempesona itu pergi ke Rumah seberang jalan sana. Senyumnya sangat licik kala membelakangi gerai boba milik seorang gadis cantik berhijab yang ia datangi.

Ting! Nung!

" Permisi!"

Pintu terbuka, memperlihatkan seorang wanita berpakain seragam khas ART membukakan pintu. Wanita itu tersebut, sontak gadis yang bertamu pun membalas senyum hangatnya.

" Mari masuk." ART tersebut mempersilakan.

       " Nggak, saya cuma mau antar pesanan majikan anda saja. Ini, sudah di bayar kok."

" Kata tuan Viejay, kalau ada yang mengantar minuman disuruh masuk menunggu."

          Gadis itu menatap lantai lalu berbalik ke arah gerainya, " Gerai saya gaada yang jag-"

" WAAAH GANTENGNYAA, MASYA ALLAH..." Gumam gadis itu setelah melihat seorang lelaki muda bermata sipit, tinggi, kulit putih dan pakaian necis khas petinggi kantor melewatinya dengan meninggalkan harum semerbak.

Tak sanggup mengalihkan pandangan, Gadis itu tiba tiba tersadar sendiri.

" Itu anak saya yang pertama, kamu belum tau anak saya yang ke-empat, LEBIH GANTENG!" Suara Bariton itu membuyarkan pikiran Gadis tersebut.

      " Ehk! Astagfirullah! M-maaf om." Cicitnya menyembunyikan malu.

" Hahahah. Gak apa-apa. Masuk." Ajak Viejay mempersilakan Gadis itu.

            Gadis itu meringkuh malu mengikuti langkah Viejay di hadapannya, memang sih, tak perlu tes DNA, yang tadi lewat dengan Viejay begitu mirip, sama sama tampan dan memiliki mata sipit khas orang chinesse.

" O-om, m-maaf, saya harus kembali ke gerai, gaada yang jaga."

        " Gak apa-apa, saya udah suruh orang buat jaga."

" Ha.. ?" Gadis itu menga-nga

          " Sebentar." Viejay beranjak ke arah tangga sedangkan gadis itu dibiarkan duduk di sofa.

" Om, saya nggak lagi di culik kan ?"

                   " Hahah. Kamu takut ?"

Gadis itu mengangguk keras.

                       " Kalo iya ? Kenapa ?"

Matanya langsung terbelalak, segera beranjak dari duduknya. " SAYA PAM-"

" Nabilaaaa!"

           " PAPA?! WHAT ?!"

Bruk!

" Mama kenapa serius banget gitu mukanya ? What's wrong ?"

             " Ini nih, papi nih, ada yang mau di bicarain sama kamu."

" Okeh okeh, sebentar lagi Jevan balik dari New York, kalian ceritain semuanya. Oke ?"

               " Gak usah! Kelamaan."

" Tiga hari doang pi, gak lama itu."

                       " Soal pernikahan mu itu."

" Ha ? Sama siapa pi, Marni ?"

                         " Kamu! Jangan bercanda! Ini serius !"

" Okeh okeh. Jevan bakal serius. Jadi siapa ? Bukanya anak om Roy udah nolak lamaran kita ?"

********

HUHUYYY
STAY TUNE!
THANKS FOR READING🤍









Chinese DescentWhere stories live. Discover now