Jihoon mulai tertarik?

344 62 4
                                    

Kata mamanya mereka akan kembali ke Jepang tapi kenapa Jihoon masih ada di rumahnya.

Ini hari Minggu, biasanya Junghwan bakal bangun siang tapi karena adanya Jihoon acara tidurnya terganggu banget.

Dia disuruh buat temani Jihoon seharian katanya mau lihat-lihat gimana kota Seoul.

Padahal Junghwan males banget, walau ga bisa di pungkiri dia kangen sama kakaknya yang satu ini.

"Hari ini temani aku ke kafe ya, soalnya mau ketemu teman."

Junghwan lagi duduk di ruang tamu sambil nonton ada Jihoon juga.

Mamanya lagi pergi setelah  mereka sarapan tadi.

"Boleh, jam berapa."

Junghwan harus terlihat natural untuk tidak mengenali Jihoon karena kalau ketahuan bisa berabe.

Gak mungkinkan orang yang di tau gak pernah ke temu tiba-tiba sok akrab dan kenal banget.

Bukan Junghwan banget itu mah.

Junghwan berdiri dari duduknya cuman bisa di lihat setiap pergerakannya terpantau Jihoon.

"Kaki kamu cantik ya."

"Hemmm?"

"Gak papa, hari ini temani aku jalan mau?"

"Jalan kemana?"

"Gak kemana-mana sih, cuman sekalian ketemu temanku kamu mau kan?"

Junghwan menatap datar, pertanyaan itu dua kali di ucapkan apa Jihoon lupa? Dia bahkan sudah menanyakan jamnya tadi dan dia tidak menjawab malah bertanya ulang perkataan yang hampir sama.

Junghwan bukan tipe orang yang bisa menolak tapi dia capek.

Walau tidak ngapa-ngapain tetap saja waktu istirahat itu di gunakan untuk istirahat Junghwan males jalan.

Hanya saja?

"Jam berapa?"

Junghwan kembali bertanya jika sekali lagi Jihoon mengulang perkataanya dan mengganti dengan topik lain Junghwan akan dengan keras menolak permintaannya tersebut.

Tapi... senyum seorang Park Jihoon benar-benar lebar.

"Jam 5 sore nanti."

"Baiklah, tapi aku mau tidur siang dulu."

"Okey, nanti aku ingatkan lagi."

"Ya, terserahmulah."

...

Ini jam 4 tapi Jihoon sudah heboh dan mengganggu Junghwan yang baru saja selesai mandi.

Dia berbicara tanpa berhenti bukan Jihoon sekali, dan Junghwan mulai muak.

"Jika kamu tidak berhenti berbicara aku tidak jadi ikut."

Jihoon dengan cepat diam dan duduk dengan tenang di kasur Junghwan.

Dia melihat bagaimana Junghwan yang mengganti pakaiannya di depan Jihoon tanpa rasa malu sama sekali.

Bukan apa, Junghwan malah merasa seperti biasa saja.

Hanya saja?

"Apa? Apa kamu terbiasa seperti ini?"

Junghwan menoleh bingung.

"Maksudnya apa kamu terbiasa mengganti pakaian saat ada orang bersamamu, atau apalah itu apa kamu tidak malu?"

"Malu?"

Junghwan seperti berfikir sebentar kemudian mengangkat bahunya acuh.

Jika Junghwan sudah terbiasa dia akan acuh seperti sekarang karena saat dia masih bersama ke 11 kakaknya? Dia bahkan mandi bersama jadi hanya seperti ini bukanlah hal yang harus membuat Junghwan malu kan?

"Tidak, kitakan sesama lelaki jadi itu bukan hal yang aneh."

"Kamu memang benar hanya saja?"

"Heeeee apa kamu malu melihat ku seperti ini?"

Junghwan sepertinya mulai menggoda, dengan wajah nakal di tambah wajah yang songong membuat dada seorang Park Jihoon terasa aneh.

lihat saja dia bahkan belum menggunakan baju atasnya tapi sudah mendekati Jihoon.

Bahkan Jihoon yang duduk saja harus menahan nafasnya karena Junghwan yang membuat jarak mereka begitu dekat.

Lama mereka saling pandang-pandangan setelah itu Jihoon membuang wajahnya.

"Lucu sekali."

Junghwan langsung memakai kaos polosnya lalu mulai berjalan ke arah pintu.

"Jadi jalan atau tidak? Jika ia, ayok aku ada urusan nanti jam 8 malam."

Jihoon yang awalnya kehilangan pikiran dalam beberapa detik langsung sadar dan mulai mengejar Junghwan yang sudah menuruni tangga.

Benar-benar anak ini, dia benar-benar mulai nakal.

"Sial, aku tertarik dengannya."

Smirk mengerikan milik seorang Park Jihoon kembali muncul tiba-tiba membuat seorang Park Jihoon menjadi gila segila gilanya.

Hanya karena perbuatan Junghwan tadi? Sial.

Selesai kamu So Junghwan...

...

Tbc...

Bahagia Yang Palsu✓Место, где живут истории. Откройте их для себя