•|Masuk Dunia Asing|•

806 16 1
                                    

Sedang disebuah dunia berbeda, para klan read dan klan wolf sedang berperang.

Bruukk!

Thalia jatuh di tanah tepat di tengah-tengah peperangan mereka.

"Heh, aku dimana ini? Apa aku sudah tiada?" tanya Thalia pada dirinya sembari dengan kebingungan.

Thalia berdiri dan melihat wajah-wajah mereka yang menyeramkan. Thalia segera mundur dan berusaha keluar dari tengah-tengah mereka. Namun ... Sreekkk ...

"Awwwhh," rintih Thalia.

Darah mengalir di lengannya yang tak sengaja terkena cakaran seseorang. Bau wangi darah milik Thalia tercium dan mereka memperhentikan permusuhan mereka dan langsung menatap Thalia yang gemetar karena dilihat wajah-wajah makhluk menyeramkan.

"Manusia? Bagaimana dia bisa masuk kesini," ucap Xavier bawahan Raja Vampire yang terpercaya.

"Ummmm, bau darahnya sangat wangi dan segar," ucap mereka sembari mengendus-enduskan hidungnya agar lebih merasakan aroma darah milik Thalia.

"Ka—lian ma—mau apa?" Thalia bergerak mundur dan lari dari pandangan mereka.

"Hahaha ... kau tak akan bisa kabur manusia manis, darahmu pekat sekali untuk kami cium," kata Xavier sambil tertawa licik.

"Tangkap dia dan bawa kekastil!" perintah Xavier pada bawahannya.

Thalia lari sekuat tenaga, memasuki hutan belantara, pohon pohon yang besar melebihi pohon di tempatnya.

"Aku tidak boleh mati konyol disini," ucap Thalia terus berlari.

Tiba-tiba Xavier sudah ada didepan Thalia dengan muka yang kembali normal.

"Akhirnya aku menemukan mu gadis manis," ucap Xavier sambari mendekati Thalia.

"Tidakk?! Jangan mendekat! Tolong ....! Tolong ....!" teriak Thalia sembari mundur menjauh dari Xavier.

"Tak seorangpun yang dapat menolongmu, kau sudah masuk dunia kami. Kecuali, kamu bisa membangunkan Raja kami,"ucap Xavier.

Dengan secepat kilat Thalia sudah ada di gendongan Xavier seperti karung beras dan membawanya terbang ke kastil.

"Lepaskan aku!! Heiii lepas!!." Thalia memukuli punggung milik Xavier dna terus memberontak.

Thalia dibawa masuk Kastil tua banyak kelelawar yang beterbangan diatasnya, tempat yang gelap cuaca seperti mendung.

Brukk!

Xavier menjatuhkan Thalia di lantai.

"Sepertinya darahmu segar, aku ingin mencicipinya," ucap Xavier dengan senyum jahat.

Thalia memundurkan tubuhnya, ia benar-benar ketakutan saat ini. Ini bukan dunianya.

'Kenapa bisa aku kesasar ke tempat ini?' batinnya.

Kali ini ia tidak mau mati konyol di sini dengan tubuh yang kering karena tidak memiliki sari dan darah di tubuhnya.

"Ka-kalian mau apa?!" teriak Thalia benar-benar gemeter.

Tangannya dingin seperti habis di masukkan ke dalam kulkas.

"Tentu saja mencicipi darahmu yang segar dan wangi ini tentunya," jawab Xavier.

Paha mulus terekspos di depan mata para vampire. Namun, itu semua tak mengindahkan keinginan mereka untuk merasakan darah Thalia.

Sedikit angin berembus menerpa wajah Thalia, anak-anak rambut menghiasi wajah cantik nan lugu tersebut.

'Cantik sekali anak manusia ini,' batin Xavier sedikit terpesona akan wajah natural gadis yang ada di hadapannya.

Tidak ada seorang manusia yang bahkan wanita vampire yang hidup di dunia ini secantik dan se alami gadis di depannya.

Xavier terdiam sebentar dan membatin 'Darahnya pun juga wangi baunya tadi, apa ini darah yang hanya ada ratusan juta tahun sekali?'

'Ahh! Bukan! Jika memang ini gadis berdarah suci maka Tuanku seharusnya bangun dari tidur panjangnya,' batin nya kembali.

"Jangan takut manis, tidak akan sakit terlalu lama," ucap Xavier menampakkan taringnya yang terlihat begitu tajam.

Suamiku VampireWhere stories live. Discover now