Trigger Warning ⚠️
harsh words, violence, blood, mature, m-preg, family issue.
When you fall to the most misterious person ever, enter into each other's world to know each other.
"Gue ga ditakdirkan buat dicintai atau mencintai orang lain."
Treasur...
Jeongwoo tengah mengobati luka Haruto, mereka sekarang sedang bolos ke minimarket yang ada tidak jauh dari sekolah. Haruto hanya diam sejak tadi, bahkan saat Jeongwoo menyentuh lukanya ia tidak merespon apa-apa.
"Besok minta maaf sama Junghwan," ucap Jeongwoo karena Haruto terus diam. Haruto mengangguk menjawab Jeongwoo, ia merasa bersalah karena sudah memukul Junghwan tadi, beruntung Junghwan juga memukulnya.
"Maaf woo."
Jeongwoo menatap Haruto bingung, "Lu pasti bingung banget tadi, maaf dan makasih," sambung Haruto lalu menyenderkan kepalanya yang sedikit pusing ke bahu Jeongwoo. "Nanti gua ceritain." Haruto memejamkan matanya memutuskan untuk menjernihkan sedikit pikirannya yang sudah sangat berantakan, sementara tangan Jeongwoo bergerak untuk mengusap kepala Haruto yang bersandar padanya.
Junghwan menemani Dobby di UKS sampai jam pulang karena Dobby yg tertidur setelah menangis cukup lama. Junghwan juga sempat menanyakan soal Haruto lewat chatnya dengan Jeongwoo. Walaupun ia merasa bersalah, ia tetap saja kesal dengan apa yang dilakukan Haruto. Ia bahkan tidak mengerti hubungan apa yang ada antara Haruto dan Dobby sampai Haruto menyerangnya seperti tadi.
Sambil menunggu Dobby bangun Junghwan mencoba untuk mengobati lukanya sendiri. Dobby yang sebenarnya sudah bangun melihat Junghwan yang tak jauh darinya. Dobby semakin merasa bersalah pada Junghwan padahal mereka baru mengenal beberapa hari tapi Junghwan selalu membantunya.
Junghwan menoleh ke arah kasur yg ditempati Dobby, ia sedikit terkejut melihat Dobby yang sudah bangun dan menatapnya.
"Sakit ya?" tanya Dobby.
"Gak kok, udah gua obatin barusan. Pusing gak?" Junghwan menghampiri Dobby yang tengah bangun dari tidurnya, mengubah posisinya menjadi duduk.
Junghwan duduk didepan Dobby lalu berikan air yang sempat ia beli tadi.
"Makasih," ucap Dobby lalu mengembalikan minumannya pada Junghwan, Junghwan tersenyum menanggapi Dobby, "Kamu temen baiknya Kak Haru ya?"
Junghwan mengangguk, "Lu manggil Haruto kak?"
Kini giliran Dobby yg menggangguk untuk menjawab Junghwan, "Kak Haru mantan pacarku, dulu hubungan kita berakhir dengan gak baik banget. Dia jadi benci sama aku, maaf kamu jadi kena imbasnya."
Junghwan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut Dobby, "Dia masih gamon mungkin?"
"Gak, dia benci sama aku karna dulu aku jahat sama dia."
"Jahat gimana?"
Dobby menunduk mencoba merangkai kembali memori masa lalunya untuk diceritakan pada Junghwan. Sambil memainkan jarinya sendiri, Dobby masih menunduk menghindari tatapan Junghwan.
"Aku sama Kak Haru dulu tinggal dilingkungan yg sama, kita satu tk, satu sd, bahkan keluarga kita juga saling kenal dan akrab. Waktu kecil Kak Haru orang yg selalu jagain aku karna aku anak tunggal, dulu banyak yg bully aku karna aku gendut tapi Kak Haru selalu ngelawan mereka. Aku selalu kagum sama dia, aku udah anggap dia kayak kakak aku sendiri, kakak yg selalu jagain aku."
Dobby terdiam sebentar, ia berusaha mengatur nafasnya yang mulai berantakan. Tangan besar Junghwan meraih tangan Dobby yang terlihat gugub lalu mengusap lembut genggaman tangan Dobby. Sambil menatap tangan Junghwan yang menyelimuti tangannya, Dobby berusaha melanjutkan ceritanya.
"Waktu Kak Haru masuk SMP, dia nembak aku dia nyatain perasaannya ke aku. Aku gak ngerti apa yang dimaksud Kak Haru karena aku lebih muda dari dia, yg aku tau aku seneng denger kalo Kak Haru sayang sama aku, aku belum ngerti apa maksud cinta yang dibilang Kak Haru. Karena itu aku cerita ke mami sama papi, mami papiku semangat banget bahkan lebih semangat dari aku mereka ngasih tau aku buat nerima Kak Haru dan pacaran sama Kak Haru.
Selama beberapa bulan, aku mulai merasa gak nyaman. Tiap Kak Haru pegang tanganku dengan lebih posesif, dan waktu Kak Haru coba cium aku, aku ngerasa ini bukan yang seharusnya tapi aku gak ngerti. Aku coba cerita ke mami tapi mami terus maksa aku buat pacaran sama Kak Haru. Sampai akhirnya aku gak kuat dan cerita ke Kak Haru, mami sama papi selalu dapet keuntung karena aku deket sama Kak Haru, kakek Kak Haru yang punya perusahaan besar selalu ngedukung usaha keluargaku. Mami papi mau aku sama Kak Haru untuk itu semua, Kak Haru marah waktu aku bilang itu semua dia bilang aku jahat udah mainin perasaan dia yg tulus ke aku, dia bilang aku murahan karna cuma ngincar harta dia dan kakeknya..."
"Setelah ini aku gak pernah ketemu Kak Haru lagi, mami papi juga marah besar sama aku. Kak Haru bahkan sampai pindah dari rumah utamanya karna gak mau liat aku. Aku udah nyakitin orang yang berharga dan baik sama aku..."
Setetes air mata mendarat dipunggung tangan Junghwan, Junghwan menarik Dobby kedalam pelukannya lagi dan Dobby menangis lagi didalam pelukan Junghwan.
💎💎💎 Makasih udah baca cerita ini sampe sini ❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.