...
Pukul 08:00.
Aku sudah berada di kedai. Duduk tanpa suara. Bersama secangkir kopi khas milik kedai kopi hitam rasa rindu dibagian pojok belakang. Hari ini, aku hanya ada kelas siang. Makanya, untuk menghabiskan hariku di waktu pagi, aku memutuskan untuk mengunjungi kedai.Sekitar tujuh menit waktu berlalu, tiba-tiba sebuah pesan masuk di aplikasi chatting. Satu pesan dari Mayang. Segera aku membacanya.
Ikan Nemo~
Sayang!!!
Tugas kamu sudah selesai?
Bagi dong.Aku berpikir sejenak. Mencoba menerka-nerka tugas apa yang dimaksud Mayang ini.
Tugas apa?
Ikan Nemo~
Jangan bilang, kamu belum kerjakan.
Candu!!Tugas yang mana?
Ikan Nemo~
Yang sebentar dikumpulkan.Aku terdiam. Teringat dengan tugas kuliahku yang semalam belum terselesaikan. "Oh tidak, tugasku belum selesai." Tanpa membalas pesan terakhir Mayang aku menutup aplikasi chatting. Segera membuka tasku yang berada di atas meja, dihadapanku. Mencari keberadaan buku tugas semalam.
Saat dengan asiknya mengerjakan sisa tugasku semalam. Moka, tiba-tiba menghampiriku. "Mbak, lihat siapa di sana?"
"Aduh, Moka. Siapa?" tanyaku. Tidak memalingkan wajah sedikit pun. Tetap fokus pada tugasku.
"Mbak, lihat sendiri saja."
"Nanti, Aku sibuk ini. Sudah kembali saja bekerja."
"Mbak, Candu serius?"
Aku mulai kesal. Moka benar-benar menganggu konsentrasiku. Entahlah apa yang sedang dipikirkan anak itu, aku tidak mengerti.
"Ada apa, Moka?" kesalku pada akhirnya. Menatap tajam ke arah Moka yang berdiri di sebelahku.
"Itu, Mbak." Moka menunjuk dengan dagunya.
Segera aku memalingkan wajah ke arah yang dimaksudkan Moka. Terlihat dari kejauhan, sosok manusia tampan yang tidak lain adalah Gani sedang asik bercakap dengan seseorang melalui hape. Awalnya aku senang, tapi begitu melihat Gani tersenyum dan sesekali melepas tawa sambil bercakap dengan seseorang yang berada jauh di seberang sana, aku menjadi ragu dengan perasaanku sendiri.
"Mbak, jangan takut." Moka berseru. Diam-diam memperhatikanku.
Aku tersenyum kecut. Menatap Moka. "Sudah, kembali saja bekerja. Aku masih harus menyelesaikan tugas kuliahku."
"Baik, Mbak."
Setelah Moka berlalu, aku kembali menatap sekilas ke arah laki-laki itu berada. Tidak lagi menggenggam hapenya, juga tidak lagi bercakap-cakap. Kini dia membisu, memandang laptop dan buku yang berada di atas meja, di hadapannya. Melihat raut wajahnya dalam diam perasaanku yang sempat layu, terasa kembali hidup. Ada sesuatu yang berbeda dari laki-laki itu.
Bosan dengan apa yang memenuhi pikiranku. Kini, kembali aku bercerita pada sisa tugasku yang belum selesai.
Pukul 13.30. Akhirnya aku merapikan semua buku-buku milikku. Tugas yang dikerjakan sudah selesai berjam-jam lalu. Saatnya aku bersiap ke kampus.
"Mau ke kampus ya?" suara itu sudah tidak asing lagi.
Sejenak aku terdiam. Masih pada posisiku. Menunduk sambil bermain hape, berbalas pesan dengan Mayang. Detik berikutnya aku memalingkan pandanganku, tepat di mana Gani berada. Tapi, laki-laki itu sudah tidak ada di sana. Detik berikutnya lagi, aku menghadapkan wajahku kepada sosok yang berdiri menjulang tinggi dihadapanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Kopi
RomanceHidup tidak semuanya bercerita tentang manisnya gula, tetapi juga tentang pahitnya kopi. Arka Dewi Candu, gadis bermata sipit dan rambut ikal. Seorang mahasiswa semester lima, dan pemilik sebuah kedai kopi. Yang diberi nama kedai kopi hitam rasa rin...