"Kita harus mengembalikannya ke Artas. Sudah ku bilang untuk membuang sampah seperti itu dari dulu." Pria yang berdiri bersandar di dekat pintu pun akhirnya ikut bersuara. Ia adalah Harzen, alah satu anggota inti guild.

Diego menatap mata biru Kylian yang melihatnya dengan pandangan datar. Sebenarnya Diego juga kurang tau kenapa Sham menyimpan Kylian di ruang bawah tanah. Ia telah mendekam di penjaran beberapa tahun dan tak berkontak dengan anggota guild yang lain.

Ashlyn meraih tangan Kylian. "Biarkan aku yang berbicara padanya perlahan. Dia baru saja mendapat kesadarannya."

"Apakah kau bisa memastikan dia tak kehilangan kendali lagi?" Harzen bertanya. Ia tak ingin repot membersskan sesuatu yang bermasalah.

Tangan Ashlyn semakin menggenggam erat Kylian. "Aku yang akan bertanggung jawab penuh terhadapnya."

.

.

.

Ashlyn membawa Kylian ke kamarnya. Pria itu duduk di tepi ranjang masih dengan celana pendek lusuhnya dan bekas rantai yang tertputus.

Gadis itu mengambil kunci yang tadi Sham berikan dan membuka belenggu di leher Kylian. Ia juga melepaskan rantai di tangan dan kaki pria itu. "Sekarang kau bisa mandi."

Kylian masih tak bersuara dan sepertinya Ashlyn mengerti bahwa pria itu masih belum mendapatkan kesadarannya sepenuhnya. Pada akhirnya Ashlyn membantunya mandi.

Pria itu duduk di bangku kecil dengan menutup bagian bawahnya dengan selembar handuk. Dengan hati-hati Ashlyn membasuh tubuh Kylian. Ia mengusap punggung pria itu dan tiba-tiba tangannya terhenti. Ia teringat dengan kemandangan yang saat itu ia lihat, tentang kondisi perubahan tubuh Kylian.

Setelah mengusap punggung dan mencuci rambut dengan shampo, gadis itu membilasnya. Mata Kylian berbuka ketika air mengguyur kepalanya dan tangan lembut Ashlyn mengusapnya.

Tiba-tiba mata Ashlyn melihat sesuatu menonjol di balik handuk Kylian. Tangannya yang mengusap rambut pria itu pun terhenti. Ia berdehem pelan. "Sudah selesai. Aku akan mengambilkanmu baju."

Ashlyn membuka lemarinya dan mengambil sepasang kaos dan celana. Gadis itu berbalik dan terkejut saat mendapati sebuah dada putih yang masih basah.

"Kau tidak bisa berjalan-jalan dengan keadaan basah."

"Kenapa kau tidak memegangnya lagi.." gumam Kylian yang membuat Ashlyn tak mengerti.

Tangan Kylian meraih tangan Ashlyn dan membawanya untuk menyentuh miliknya yang berdiri. Tubuh Ashlyn menjadi kaku. Ia melihat tangannya yang lagi-lagi menyentuh benda itu.

"Kau bisa melakukannya sendiri." Ashlyn menarik tangannya dan memberikan baju pada pria itu. "Buka pintunya jika kau sudah berpakaian." Gadis itu langsung keluar dari kamar dan menyandarkan punggungnya di daun pintu. Ia melihat tangannya yang terasa aneh, semburat merah menghiasi wajahnya.

"Seharusnya aku tak membantunya saat itu."

Kylian menunduk, melihat miliknya yang berdiri. Tangannya meraih benda itu dan menggerakan tangan seperti yang Ashlyn lakukan. Ekspresinya terlihat datar, seakan ia tak bisa menikmatinya. Rasanya berbeda saat tangan kecil Ashlyn yang menyentuhnya.

Tanpa pikir panjang Kylian membuka pintu kamar, Ashlyn yang berdiri di depan kamar terlihat terkejut. Tapi ia lebih terkejut karena melihat Kylian masih tidak pakai baju.

Tubuh Ashlyn tertarik memasuki kamar. Pria itu mendorong tubuh itu untuk bersandar di daun pintu. Tangannya kembali meraih tangan Ashlyn dan membawanya untuk menyentuh miliknya.

Kali ini ia menggenggamnya dan membantu Ashlyn menggerakannya. Ekspresi wajah Kylian berubah. Ia menatap wajah Ashlyn yang mengalihkan pandangan. Ia mencondongkan wajahnya dan menggendus pipi Ashlyn. Tangannya masih bergerak membantu Ashlyn untuk mengocok miliknya.

"Hhhh..." lagi-lagi hembusan nafas panas menerpa kulit Ashlyn. "Ashlyn.." pria itu bergumam pelan dalam tindakannya.

"Unnghhhh.."

"Kau tidak boleh melakukan ini lagi."

Kylian melihat wajah Ashlyn yang masih tak mau menatapnya. Ia menempelkan keningnya pada kening Ashlyn dan gadis itu mulai heran kenapa Kylian sangan suka melakukan hal itu.

"Enak.." gumam Kylian. "Saat tanganmu menyentuhnya.. rasanya enak.."

Ashlyn menangkup wajah Kylian dan menjauhkannya. "Dengar. Kau tidak boleh melakukan ini lagi. Aku akan membantumu mendapatkan kesadaranmu kembali, jadi berhenti melakukannya."

Kylian meraih tangan Ashlyn yang ada di pipinya dan mengecup telapak tangan itu dengan perlahan. Ashlyn langsung menarik tangannya.

"Dan jangan lakukan itu juga!"

Ekspresi Kylian berubah datar saat mendengar suara Ashlyn yang meninggi.





:::


Bersambung...

DARKENEDWhere stories live. Discover now