Ya, Diego adalah tahanan yang dihukum penjaga seumur hidup karena penghianatan terhadap anggota kerajaan. Ia membunuh beberapa bangsawan dan menumpahkan darah di kerajaan. Ia ditakuti oleh banyak orang karena kemampuan berpedangnya. Mereka tau bahwa Diego bisa bebas dengan mudah jika diberi alat yang berbahaya. Dan mereka menggolongkan alat makan adalah alat berbahaya jika berada di tangan seorang Diego.

Sepertinya Diego adalah orang yang bisa diandalkan karena ia tahu jalan keluar di istana yang besar itu. Cahaya matahari terasa sangat menyilaukan saat Ashlyn melihatnya langsung. Sepertinya sudah setahun ia tak menghirup kebebasan.

Tapi apa itu? Kobaran api terlihat di beberapa titik kota. Para kesatria kerajaan berbondong-bondong keluar istana.

"Apa itu?" Gumam Ashlyn ketika melihat sosok hitam berbentuk manusia yang sedang melawan para kesatria.

Ashlyn terdiam cukup lama. Mereka tak hanya satu, tapi ada beberapa dan sepertinya ia pernah melihat mereka. Samar-samar ia bisa mendengar suara aneh.

Ashlyn meraih ujung baju Diego dan meremasnya. Ashlyn sepertinya tau monster apa itu. Mereka adalah sosok yang ada di tabung yang ada di laboratorium. Kenapa mereka bisa ada di sini? Bukankah laboratorium telah hancur?

"Bunuh mereka!" Monter itu berteriak dengan bahasa asing yang entah kenapa Ashlyn pahami.

"Musnahkan mereka!"

"Bunuh!"

"Bunuh!"

Ashlyn memejamkan matanya. Ia menutup telinganya, tak ingin mendengar suara teriakan itu. Ayah.. kenapa? Apa yang sebenarnya sedang kau buat?

Diego melihat reaksi Ashlyn. Tubuh kecil itu terlihat ketakutan. "Kau tau makhluk apa itu?"

Ashlyn sedikit mendongak untuk melihat wajah lawan bicaranya. Ia menggeleng kecil, karena dirinya tak begitu yakin dengan monster yang ia lihat.

Diego sudah akan pergi namun Ashlyn kembali menarik baju pria itu. "Kau mau ke mana?"

"Menemui seseorang."

Ah, sepertinya Diego tak seperti dirinya. Pria itu memiliki orang lain dan tempat untuk kembali. Sedangkan dirinya sudah tak memiliki apapun. Keluarga, teman, tempat tinggal. Semuanya telah hilang.

"Bolehkah aku ikut denganmu?" Suara Ashlyn terdengar pelan, ia takut Diego akan menolaknya karena ia hanyalah orang asing.

"Terserah."

Tapi ternyata Diego cukup menerima kehadirannya. Ashlyn mengikuti langkah Diego yang lebar. Ia bahkan harus sedikit mempercepat jalannya agar tak tertinggal.

Keduanya keluar dari area istana dan menuju ke gang kumuh. Di sana ada sebuah pintu dan Diego membukanya. Ashlyn bersembunyi di balik tubuh Diego saat melihat tempat itu banyak orang.

Mereka menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah pintu, di mana Diego berada.

"Apa itu kau Diego?"

"Diego kembali!"

"Itu Diego!"

"Hai Diego!"

Ashlyn semakin bersembunyi di belahang Diego karena orang-orang di sana terlihat bar-bar. Sangat berbeda dengan lingkungan di pusat penelitian.

"Kau membawa ranting bersamamu?" Seorang pria entah sejak kapan sudah berdiri di samping Ashlyn. "Apakah ini untuk kayu bakar?" Pria itu mengamati wajah Ashlyn dan membuatnya bersikap waspada.

"Hentikan Sham." Diego bersuara, meminta pria di sebelahnya itu untuk tidak menakuti Ashlyn.

Mata Sham melihat ke pergelangan tangan Ashlyn. "Oh dia penyihir?"

"Apa? Diego membawa penyihir?" Suara beberapa prang kembali terdengar bersahutan.

"Penyihir?"

"Dimana penyihir?"

Diego melihat ke belakangnya. "Sampai kapan kau akan bersembunyi?"

Tangan Ashlyn masih memegang ujung baju Diego. Perlahan wanita itu menunjukkan wajahnya dan orang-orang di sana menatapnya dengan pandangan yang beranekaragam.

"Kau bisa menghilangkan belenggunya?" Tanya Diego pada Sham.

"Tentu." Sham meraih kedua tangan Ashlyn dan membaca sebuah mantra. Pola sihir keluar dari pergelangan tangan Ashlyn dan tak lama belenggu yang menahan kekuatan sihir Ashlyn pecah.

"Terima kasih." Ashlyn tersenyum, berterima kasih. Karena belenggu itu ia sama sekali tak bisa melakukan apapun.

"Oh, kau punya mana yang cukup banyak." Mata Sham menelusuri tubuh Ashlyn. "Kau peneliti?"

Ashlyn mengangguk kecil dan hal itu membuat mata Sham menggenggam tangan Ashlyn. "Aku tak menyaka masih ada penyihir peneliti di kerajaan ini. Kau harus memeriksanya."

Tiba-tiba Sham menariknya pergi. Ashlyn ingin memperotes dan menatap Diego untuk meminta bantuan, tapi sepertinya pria itu tak peduli.

Sham membawa Ashlyn jauh ke dalam ruangan. Mereka menuruni tangga dan terdapat beberapa pintu di sana. Tapi ada satu puntu yang terkunci rapat bahkan di segel dengan sihir.

"Aku tidak berharap banyak padamu, tapi setidaknya periksalah dia." Sham membuka segel tersebut dan membuka semua gembok yang menahan. Pria itu membuka pintu, hawa dingin menyeruak menerpa Ashlyn.

Di sana di tengah ruangan seorang pria terduduk dengan rantai yang mengikat kaki tangannya bahkan lehernya. Pria berkulit pucat itu menunduk hingga Ashlyn tak bisa melihat wajahnya. Hanya rambut silver yang tampak.

Jari jemari pria pucat itu bergerak, seakan merasakan kehadiran orang. Ia mendongak dan mata Ashlyn bertatapan dengan mata biru sedingin es.

"Dia sedang tenang. Kau bisa mendekat."





Bersambung...

DARKENEDWhere stories live. Discover now