"Baik.. hanya saja ibu bertanya kepadamu, Satria bilang kamu mengenal seorang pemuda bernama Gabriel"

Deg

"I-iya bu, Bianca mengenalnya.."

"Ada apa nak.. kamu terlihat gugup?"

"Eh! t-tidak bu hanya-"

"Baiklah kalo begitu, Nanti malam ada yang ingin ibu bicarakan padamu, datanglah nanti malam kerumah bersama Satria"

"Baik bu, itu pasti"

Tut

Bianca mematikan ponselnya, ia takut jika mertuannya tau bahwa Gabriel adalah mantannya.

Bianca melihat kebelakang namun tak melihat keberadaan kakaknya.

"Kakak?!"

"Aku disini"

"AA! Astaga!"

"hehe"

Bianca menoleh dan terkejut menemukan kakaknya yang berada disampingnya sedang berdiri menatapnya.

"Kakak menguping?!"

Tanpa merasa bersalah Clara mengangguk, namun Bianca tidak bisa menegur kakaknya.

"Nanti malam-"

"Iya! aku harus pergi sendiri!"

Bianca menebalkan kata terakhir dengan jelas dan tegas, ia tahu kakaknya ingin ikut bersamanya tapi ia benar benar tidak bisa apa lagi, ia harus berbicara dengan mertuanya.

"Come on my pretty sister"

"Maaf kak! aku tidak bisa mengajakmu"

"Kakak janji tidak akan membuat keributan disana! ayo-"

"Kakak mengertilah!"

Bianca menatap pekat kakak membuat kakaknya berhenti, ia tahu yang dilakukannya salah akan tetapi jika kakaknya memaksa seperti itu ia tidak yakin dengan ucapan kakaknya.

Clara mengendus kesal lalu berlari kekamar dan mengunci pintunya, Bianca menatap heran kakaknya, mengapa kakaknya begitu keras kepala.

"Jika ibu tahu sikapmu, lebih baik aku yang lebih dulu lahir ck!"

• • •

Sementara saat ini Gabriel berada dimeja mekan bersama Bastian, ia masih kesal saat dikamar mandi tadi bersama Bastian.

Bastian melihat kesamping dimana Gabriel duduk, ia melihat Gabriel yang masih kesal kepadanya.

.

Perlukah aku mengocoknya lagi?"

Tanpa dosa Bastian berbicara didepan para maid yang sedang memasak membuat Gabriel sangat malu.

"Jaga bicaramu!"

Gabriel memukul lengan Bastian dengan kuat, namun bagi Bastian pukulan Gabriel sama sekali tidak sakit.

"Aku melihat wajahnya sangat menikmatinya, jadi aku pikir kau ingin aku melakukannya lagi"

"Sudah cukup!"

"Silahkan sarapan tuan Bastian dan tuan Gabriel sudah siap"

Salah satu maid menyajikan makanan diatas meja, Gabriel menatap semua makanan itu terlihat sangat enak.

"Makanlah.."

Bastian menyodorkan sesuap makanan kepada Gabriel, Gabriel ingin menolak karena ia masih kesal dengan ucapan Bastian didepan para maid, tapi mau tidak mau ia harus menuruti perintahnya"

Gabriel merasakan nikmat didalam mulutnya, masih asam lada tercampur didalam mulutnya.

"Enak!"

"Inih.."

Lagi lagi Bastian menyondorkan sesuap pada Gabriel, dengan senang hati Gabriel terima dan mengunyahnya.

Gabriel pun melakukan hal yang sama pada Bastian, Bastian sedikit terkejut dengan sikap Gabriel padanya dan dengan hati ia menerimanya juga.

Blush

Wajah Gabriel memerah seperti kepiting rebus, ia tidak sadar sikapnya kepada Bastian berlebihan.

"Gabriel! apa yang kau pikirkan! kenapa kau bersikap seolah olah kalian berdua pasangan?!"

Gabriel membeku, dirinya tidak bisa berbicara apa apa lagi, Bastian menatap Gabriel terkekeh geli.

"Lucu"

Bastian bergumam namun masih bisa terdengar oleh telinga Gabriel.

"Apa yang lucu?!"

Gabriel menajamkan tatapan kearah Bastian, namun Bastian membalasnya dengan tersenyum kecil.

Pada akhirnya mereka menikmati makanan mereka, tanpa mereka sadari perlahan lahan perasaan akan muncul pada keduanya.

.

Selesai sarapan mereka berdua kini sedang duduk diruangan sambil menonton televisi.

Gabriel yang saat ini duduk disamping Bastian dan sesekali ia melirik Bastian yang hanya sibuk memainkan laptopnya.

Gabriel tidak berani mengganggu waktunya karena sepertinya ia lihat betapa sibuknya Bastian saat ini.

"Aku bosan.."

Gabriel melihat sekeliling tidak ada siapapun, Gabriel mengendap ngendap meninggalkan Bastian sendiri.

Tidak ada satu pun orang disana terkecuali dirinya, senyum Gabriel mengembang saat melihat salah satu maid sedang membersihkan jendela, ia bergegas menghampirinya.

"Permisi"

Maid itu berbalik dan melihat Gabriel yang sedang berdiri menatapnya.

"Ya tuan?"

"ee.. apakah ada taman disini?"

"Tentu tuan, mari saya tunjukan"

Maid itu menuntun jalan kearah taman dan dengan senang hati Gabriel mengikutinya.

"Wahh!"

Gabriel kagum dengan pemandangan indah dibelakang mansion, banyak bunga bunga dan kolam ikan.

"Bibi bolehkah aku memberi makan para ikan?"

"Tapi tuan, apakah tuan Bastian tidak akan marah jika dia tahu"

"Kenapa kalian semua begitu takut padanya?"

"K-karena tuan Bastian-"

"Tenang saja bi, Bastian tidak akan marah, dia hanya akan marah kalau aku kabur"

"Baiklah tuan aku akan mengambil makanannya"

"Baiklah bi-"

DDRRRRTTTX!

BRUK

"AAAHHK! B-BI!"

[ Continued ]

HE IS MINE • [ BXB ]Where stories live. Discover now