a little star leads our way through.

310 34 2
                                    

Lee Taeyong x Jung Jaehyun

Gering benar hati jika mencinta tetapi orang tua tegas mengatakan tidak untuk menambatkan pilihan. Bukan inginnya, tetapi kakinya dipaksa untuk melangkah jauh. Beranjak dan bertolak melawan arah. Melepas tautan tangan yang pernah saling menggenggam erat dalam hangat kukungan selimut malam. Kisah mereka terpaksa harus berhenti, dan Taeyong, sekali lagi, terpaksa untuk menutup hati.

Asin rasa bibir mengecap setelah mereka tidak lagi bertaut. Taeyong memandang perempuan di depannya dengan mata yang juga sama merahnya. Dia perempuan yang terlalu baik, terlalu lapang dada dan terlalu banyak tersenyum. Dia masih tersenyum ketika Taeyong mengatakan bahwa kisah mereka sudah memasuki halaman terakhir tanpa memiliki lanjutan dari buku pertama.

Dia mengangguk, lantas melambai tangan mengucap pisah tanpa bersuara. Jika di dunia ini mereka tidak bersama, mungkin di dunia lain mereka masih bisa saling bersua.

Helaan napasnya berat, kepalanya ia sandarkan ke jendela seiring dengan pandangan yang perlahan tergantikan dengan cakrawala.

Ia akan menghilang untuk sementara.

***

Enam tahun berlalu laiknya selangkas betik berbuah. Taeyong kembali menapakkan kaki ke tanah yang sempat ia jajaki. Enam tahun tahun dalam pelarian, enam tahun dalam gundah kegalauan, enam tahun dalam ketermenungan. Ia kali ini kembali dengan hati yang gigih. Tidak akan goyah jika seadainya takdir bersenda gurau dan mempertemukan ia dan mantan kekasihnya lagi.

Koper ia seret, lantas dengan perlahan memasuki sepetak rumah sewa yang cukup untuk ia tinggali sendiri. Ia masih berbicara dengan kedua orang tua, namun alakadarnya. Bagaimanapun, besar andil keduanya dalam mengulen hatinya menjadi Taeyong yang sekarang.

Taeyong merebahkan punggung, menatap langit-langit yang perlahan kabur sebelum akhirnya terlelap.

***

Taeyong tidak menyia-nyiakan hidup selama pelarian. Dia mengumpulkan ilmu dan memilih untuk menjadi pengajar untuk anak usia dini. Salah satu hal yang menjadi alasan kepulangannya saat ini. Karena dia sudah diterima oleh sebuah sekolah yang dari dulu menjadi impiannya. Dia memang bukan alumni, tetapi dia yang akan bertanggung jawab untuk mencetak mereka.

Ada seorang anak, yang ketika hari pertama mengajar, membuat hati Taeyong mencelos. Dia tidak tahu siapa dia, tetapi begitu melihat wajahnya, dia seperti melihat cerminan diri di masa lalu.

Rupanya bukan hanya dia, tetapi beberapa rekan sejawatnya juga berpendapat hal yang serupa.

Di latar belakangi oleh rasa penasaran, Taeyong yang melihat si anak masih berdiam di taman sekolah untuk menunggu jemputan, duduk mendampingi dan mengajak berbicara.

"Halo,"

"Halo, Pak Guru." Jawabnya sopan. Si anak tersenyum lebar, menunjukkan beberapa giginya yang tidak lengkap.

"Menunggu jemputan?"

Si anak mengangguk.

"Siapa yang menjemput? Ibu atau ayah?"

Bibir bawah si anak naik, kepalanya sedikit menunduk kemudian menggeleng. "Tidak punya ibu dan ayah."

Hati Taeyong mencelos untuk yang kedua kali. Namun kali ini dengan alasan yang berbeda.

"Lalu, siapa yang menjemputmu?"

"Paman Jaehyun," Jawabnya.

Tiga kali. Tiga kali hati Taeyong serasa diremas oleh tangan tak kasat mata yang seolah bisa menembus lapisan kulit dan tulang yang melindungi. Dia tahu Jaehyun adalah nama yang cukup umum. Tetapi masih tidak menuntup kemungkinan jika Jaehyun yang dimaksud oleh si anak adalah Jaehyun yang-

"Paman Jaehyun!" Si anak berteriak.

Kali ini hati Taeyong benar-benar jatuh.

Jaehyun melambaikan tangan ke si anak, senyum lesung pipitnya melebar namun ketika matanya menatap sosok Taeyong, senyumnya segera memudar.

"Taeyong,"

"Jaehyun,"

***

"Jadi, dia anakku?" Tanyanya, dengan bibir bergetar.

Jaehyun mengangguk.

"Dan ibunya meninggal saat melahirkannya?"

Anggukan kedua diterima Taeyong.

"Aku benar-benar orang tua yang buruk." Taeyong mengutuk diri. "Kenapa kau tidak memberitahuku? Kupikir kau sahabat terdekatku? Tetapi kenapa hal sepenting ini kau—"

"Ibunya melarangku untuk mengatakan kepadamu," Jaehyun menjawab. "Lagi pula kau menghilang benar-benar seperti ditelan bumi. Bagaimana aku bisa memberitahu?"

Taeyong diam. Apa yang dikatakan Jaehyun memanglah benar. Enam tahun lalu, ketika ia memutuskan untuk menghilang, dia memutus semua hal yang berhubungan dengan masa lalu untuk memulai kehidupan baru.

"Dan selama ini...kau yang menjaganya?"

Jaehyun menyesap minum sebelum menjawab. "Secara dokumen kenegaraan, dia adalah anakku."

"...kenapa?"

"Apa maksudmu dengan kenapa? Bukannya sudah jelas? Aku hanya menjaga anak dari orang yang aku cintai, tidak lebih. Setidaknya aku bisa mempunyai apa yang ia tinggal dan bisa kurawat dengan baik."

Taeyong sedikit terkejut. "Maksudmu, kau mencintai ibu dari anakku?"

Jaehyun mengehela napas dan menggeleng. "Bukan ibunya, tetapi ayahnya."

Mendengar ini, Taeyong kehilangan kemampuan untuk bicara.

"Aku mencintaimu, Taeyong. Aku tidak tahu sejak kapan, tetapi yang kuingat hanya aku yang selalu mencintaimu. Mantan kekasihmu juga tahu itu, tetapi dia sama sekali tidak memintaku menjauh karena dia tahu, jika aku mengenalmu lebih dahulu, dan dia tahu jika aku tidak akan melewati batasku."

Jaehyun menghela napas panjang.

"Maka dari itu, ketika aku tahu dia hamil dengan anakmu, aku memutuskan untuk merawat dan menjaganya. Setidaknya akan ada bagian darimu yang kita berdua akan sama-sama kita cintai dengan tulus. Tetapi bagaimana lagi, langit memang lebih suka memetik bunga yang paling indah. Mantan kekasihmu meninggal saat melahirkan, dan semenjak itu, anakmu menjadi anakku."

"Jaehyun...aku tidak tahu harus bagaimana. Sungguh." Ungkap Taeyong.

Jaehyun meraih tangan Taeyong dan menggenggamnya perlahan. Tatapan mereka bertemu dengan mata Jaehyun yang sendu, jelas memancarkan kerinduan yang membuat Taeyong merasa sesak. "Aku tidak akan melarangmu bertemu dengan anakmu, aku juga tidak akan menyembunyikan siapa dirimu sebenarnya kepadanya..." Jaehyun berujar pelan. "Tetapi...sembari kau melakukan itu, bisakah kau juga membuka hatimu untukku?"

fin

hihi, kesampean pengen nulis cerita klise. see you next time!

Rhapsody || JaeYongWhere stories live. Discover now