08. Rumah Sila

14 13 3
                                    

Hari Minggu datang dengan cepat tanpa dirasa Kevin, dengan rasa gugup bercampur malas karena di hari minggu yang dia rencain mau Bali figur harus di pupus

" Hadeuh, males tapi mau gimana lagi! " Kevin berusaha memilih pakaian yang ia miliki

Farhan tiba-tiba masuk nyelonong ke kamar tanpa mengetuk pintu " Ibu, Abang mau pergi! " Teriak Farhan yang mirip seperti nyamuk di telinga

" Ssttt, jangan berisik De! "

" Kasih Arhan permen, nanti Arhan gak bakalan berisik. " Nada negoisasi Arhan yang tak bisa Kevin tolak

" Duh kalo soal gini dia jago banget, coba aja di gunain buat belajar. " Ucap batin Kevin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

" Abang kasih satu permen, ya! " Kevin mengambil permen di atas meja belajarnya " Nih Abang kasih permen yang paling enak! "

" Gak mau, mau nya dua! " Farhan merengek dan mengancam Kevin " Kalo gak di kasih dua, Arhan ikut Abang! "

" Oke, oke, Abang kasih dua nih, kalo gitu kamu keluar dari kamar Abang ya! "

Farhan mengangguk dan berlari ke ruang tv

" Kok Adek gw kayak mirip seseorang ya, siapa ya kira-kira?! "

Setelah Farhan pergi, dia langsung mengambil persediaan permen yang ada di atas meja dan memasukannya ke lemari kecil lalu menguncinya " Huh, kalo gak di masukin ke lemari bisa-bisa permen gw abis di makan dia, kuncinya taruh di mana ya? "

Kevin bolak-balik mencari tempat yang aman buat kuncinya " Apa bawa aja ya, oke lah gw bawa! "

Kevin pun keluar kamar dan menghampiri ibu yang di dapur " Ibu, Abang pergi main ya sama temen. "

Ibu yang sedang memasak lalu membalikkan badannya " Kamu punya temen? "

" Punya lah Bu! "

Ibu tiba-tiba mengeluarkan air mata dan memeluk Kevin " Syukurlah kamu bisa punya temen, ibu khawatir karena sikap kamu yang cuek, takutnya kamu gak bisa punya temen di sekolah baru mu! "

" Ibu, Bu, nafas Abang sesak! " Kevin meronta-ronta dan meminta dilepaskan dari pelukan ibu

" Ah maaf bang, ibu tadi terlalu senang banget, kamu mau main ya, sana main sampe malam pun gak papa kok, nih ibu kasih uang 50.000 kamu jajan sama temen ya, jajan baso atau apa aja deh! " Ibu mengambil uang yang ada di dompetnya

" Ibu mah, cuman main sebentar aja harus sampe malam, tapi makasih Bu uangnya, Abang pamit ya! " Kevin mencium tangan ibu lalu pergi ke depan toko

" Iya hati-hati di jalan bang! "

" Pak, Kevin main ya! " Kevin mencium tangan bapak dan berpamitan " Dah pak, assalamualaikum! "

" Iya hati-hati di jalan, Wa'alaikumsalam! "

Kevin berjalan menuju rumah Sila dengan rasa gugup, karena dia baru pertama kali bermain dengan seorang teman, dari semenjak SMP di sekolah nya dulu sampe sekarang baru pertama kali ini dia main lagi dengan seorang teman

" Woy lah gugup bet dah, gimana nanti kalo ada orang tuanya! "

Kevin berusaha menenangkan dirinya dengan mendengarkan musik, tapi rasa gugup nya tidak berhenti " Ku kira dengerin musik bakalan nenangin tapi ini mah malah makin panik! "

Kevin melepas earphone dari telinga dan memasukannya ke dalam saku

Tak terasa dia sudah hampir sampai di rumah Sila " Eh rumahnya yang mana ya? Coba tanya ke seseorang deh! "

" Permisi Bu mau nanya, rumahnya Naysila dimana ya? "

" Naysila, oh anaknya bos besar ya, tau tau rumahnya yang itu! " Ibu tersebut menunjukkan rumah putih bergaya klasik yang sangat sederhana tapi memiliki kesan megah, dan di tutupi pagar yang besar bagaikan benteng

" Ouh itu, makasih ya Bu! "

Kevin pergi menuju rumah tersebut dan perasaan gugup nya makin tinggi hingga dia akan memencet bel rumah terasa sulit

" Haduh gimana nih! "

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya keluar dari pagar yang seperti benteng " Lagi cari siapa ya? " Tanya wanita tersebut dengan suara parau nya

" Eh, em, ini bener ya rumah nya Naysila? " Kevin terbata-bata karena gugup

" Eh benar, ada perlu apa ya dengan Enon? " Wanita tersebut melihat Kevin dari atas sampai bawah

" Kenalin Bu saya Kevin, temennya Naysila! "

" Ouh temennya Enon ya, ayo masuk sini! " Wanita tersebut mempersilahkan Kevin masuk dan saat Kevin masuk, dia tercengang dengan Rumah Naysila

" Silahkan Duduk, bibi panggil kan Enon di atas dulu ya! " Wanita tersebut berjalan dengan pelan, mungkin karena usianya yang seperti sudah di kepala lima

" Njir, mewah banget, yakin gw boleh duduk di kursi ini, takut kotor nanti, di bawah aja deh! "

Tak selang lama Sila yang berada di atas langsung turun dengan cepat menghampiri Kevin " Wih datang juga Lo, eh Lo kok duduknya di bawah, duduk di kursi aja! "

Kevin yang merasa gak enak tetep duduk di bawah " Gak deh, gw di bawah aja duduk nya! "

" Duduk di atas aja, gw gak enak nih nantinya, gak papa gak usah sungkan! "

Kevin pun menurutinya dan duduk di kursi yang berwarna biru tua dengan gaya sederhana dan cocok untuk suasana di rumah Sila

" Rumah Lo bagus ya, gaya klasik tapi terkesan megah, jadi gak enak! "

" Ih apa si Lo, gak usah gitu kali, anggap aja rumah sendiri! " Sila berdiri dan berjalan menuju dapur

" Ih gimana mau anggap rumah sendiri, orang perbedaannya jauh banget! " Gumam Kevin

Tak selang berapa lama Sila keluar dari dapur dengan membawa jus dan makanan ringan, Kevin pun langsung menghampirinya dan membantu dia membawakan makanan

" Ih gak usah di suguhin, jadi enak kan! "

" Hahaha, gak papa makan aja kok, tenang gak di kasih racun kok! "

Kevin makin merasa gak enak " Bener nih, takut malah ada racunnya, terus kalo gw makan ikhlas ni! "

" Gak ikhlas! "

Kevin yang sudah memakan camilan tadi tertegun " Kalo gitu gw keluar lagi deh! " Kevin berusaha memuntahkannya lagi

" Eh, eh, jangan, aku ikhlas kok, jadi makan aja, tadi cuman bercanda! " Sila terkejut dan memberi minum Kevin

" Gw bisa minum sendiri kok! " Kevin berusaha mengambil gelas yang sudah berada di ujung mulutnya

Sila tersadar dan merasa malu karena dia beberapa millimeter lagi bakalan memberi minuman pada Kevin dengan tangannya sendiri

" Eh, ya, ya, nih sama kamu aja " sila menutup wajahnya

" Is lah, bisa-bisanya Lo mau ngasih minum dengan tangan Lo sendiri, takutnya dia gak enak jadi gimana nih! " Gumam sila sambil menutup wajahnya

" Jadi mau ikut gw ke mall gak? " Ajak Kevin yang berusaha memecah kecanggungan mereka

Sila pun langsung mengangguk " Wah bener, gw mau ikut! "

" Oke kalo gitu kita berangkat sekarang! " Ajak Kevin

" Ayo! "

Mereka pun langsung pergi ke mall terdekat

Cinta Pertama Si WIBU (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang