bab 4

3.3K 220 23
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow, vote dan komen nya ya manteman.

Selamat membaca💗

"ALANNNNNN!!!!"

"GUE GK SENGAJA!!!"

"SINI LO ANJING!!!"

di pagi hari yg cerah terdapat 2 human idiot yg sedang main kejar-kejaran. Alan yg tak sengaja menendang bola ke arah jendela ruang guru membuat kaca nya menjadi pecah, alhasil Alan di kejar-kejar ketua osis yg di mana dia selalu ada di saat Alan membuat masalah.

Alan terus berlari di di koridor yg masih sedikit ramai karna murid-murid yg baru datang ke sekolah. Tak luput sang ketua osis yg terus mengejar Alan walapun dirinya hampir nyungsep tapi terus di lanjutkan.

Sampai di mna Alan ingin berbelok tapi tiba-tiba dia menabrak seseorang yg membuat mereka berdua terjatuh dengan Alan yg merubuhi orang tersebut.

Burrgghhhh!!!!

"Aduhhh,,," rintihan Alan yg saat ini sedang menindihi seseorang.

"Aduh aduh gue yg kesakitan ini babi!" Kesal orang yg sedang Alan tindihi.

Alan pun mendongak dan betapa terkejut nya ternyata yg ia tabrak adalah Akbar.

Alan pun langsung berdiri dan mengusap usap seragam nya yg kotor. Alan pun melirik ke arah Akbar yg masih duduk di lantai sambil menatap Alan dengan tatapan sinis.

"Bangun! Mau sampe kapan lu duduk di situ?" Ucap Alan.

"Bangunin! Lu kira pinggang gue kaga sakit apa gara-gara lu tindihin?!" Ketus Akbar.

"Yaelah manja amat,, lagian salah lu sendiri ngalangin jalan"

Mendengar ucapan Alan Akbar dengan cepat berdiri dan langsung menunjuk ke wajah Alan.

"Heh! Lu yg lari-larian kenapa gue yg di salahin hah?!" Kesal Akbar.

"Ya karna gu-"

"ALANNN!!!" teriak ketua osis yg dari tdi mengejar Alan sebut aja namanya CIA.

Mendengar namanya yg di sebut dengan suara khas CIA yg melengking membuat Alan langsung kabur dan menarik tangan Akbar untuk mengikuti nya.

"Eh! Mau kemana anjir?!" Alan tak menggubris pertanyaan Akbar, dia malah terus menarik tangan Akbar dan berlari masuk ke ruang laboratorium.

Di sana ada salah satu lemari kosong berukuran sepinggang Alan yg sudah tak terpakai, Alan pun langsung bersembunyi di dalam lemari tersebut dengan membawa Akbar.

"Ngapain si anjir ki-" Alan membekap mulut Akbar.

"Husttt diem!" Alan mendekatkan wajah nya ke wajah Akbar untuk menyuruh Akbar diam.

Akbar pun hanya diam sambil sedikit melotot menatap makhluk tolol di depan nya.

"Alann~ kamu kemana?~" Cia masuk ke dalam ruang laboratorium karna tadi dia sempat melihat Alan masuk ke ruangan tersebut.

CIA memanggil Alan layaknya ibu yg sedang mencari putranya untuk di beri pelajaran. Ucapan lembut tapi sangat menusuk.

"Alan~ gue tau lu ada di sini,, keluar yuk nak, daripada ngumpet mending kita ke ruang guru"

Alan [ON GOING] Where stories live. Discover now