2

1 0 0
                                    

Rangga mengernyitkan keningnya. "Tanya apa?"ucap pria itu.

"Bener,mas pernah jadi tentara bayaran?" Tanya Akbar ragu,jika pria dihadapannya akan naik pitam.

"Bener,gak nyangka ya?padahal dua kembaran aku, beres semua.ya gitu lakh,namanya perjalanan hidup,gak ada yang tahu juga,kan.tinggal bagaimana kita terus belajar dalam setiap situasi,terus berkembang tanpa tertahan oleh situasi yang menyesakkan"

"Maaf mas,kalo nyinggung"ucap Akbar lemah.

"Gak.. gak masalah.toh itu apa adanya,ketimbang nyimpan api dalam sekam,mending dilepas,aku gak marah,cuman kadang banyak yang gak bisa terima itu"

Akbar mengangguk.ia meletakan pistol ditangannya keatas meja,bersanding dengan sepucuk pistol serupa,yang berada disana.

"Masih punya tenaga?"tanya Rangga.

"Masih,mas mau ngajakin sparing ?" Balas Akbar,menatap Rangga yang meletakan ponsel ditangannya diatas meja,kemudian melonggarkan ikat pinggang,yang melingkar di pinggangnya.ia mulai merenggangkan persendian tubuhnya,dimulai dari kepala,kemudian kedua tangan juga jari jari terus turun menuju pergelangan kaki,setelah menyelesaikan pada pinggul dan juga lutut.

Akbar melakukan hal yang sama,ia meletakan semua benda yang ada di dalam s akunya,sebelum melakukan peregangan yang sama.

"Mau tutup mata?"tanya rangga.melirik secarik kain yang ada diatas meja.

"Lain kali,mas. Emang mas yakin, kalo bisa sambil tutup mata?"ledek Akbar.

"Ni anak,nanti kamu kaget.mas gak pernah naik tingkat karena gak ujian,bukan gak latihan.sini maju!" Ucap Rangga yang berdiri rileks.

"Tingkat apa mas?"

"Besok juga tahu".

Sebuah tendangan sabit meluncur dari kaki kanan rangga yang berhasil ditangkis oleh Akbar dengan cepat,namun ia hampir celaka jika ia tak dengan cepat menghindar dari sebuah sikuan yang dengan cepat menyusul.

Ia berusaha menguasai diri,kemudian melayangkan sebuah tendangan  sabit yang ditangkis rangga.ia berusaha kembali menyerang,dengan sebuah pukulan mengarah ke perut disusul tendangan sabit,pukulannya dapat ditangkis namun tidak dengan tendangan yang menyasar ke punggung,sejenak kemudian Akbar melangkah surut ke belakang,dua langkah.

"Boleh juga,kamu.mau lanjut?"tanya Rangga yang telah berdiri dengan sikap netral,tidak memasang kuda kuda khusus seperti tadi.kedua tangannya ia yang dikibaskan ke udara.

"Lanjut,mas.masa,serangan ku,gak ada yang masuk!"Ucap Akbar,dengan semangat yang menggebu gebu.ia telah membayangkan teknik apa yang akan ia lancarkan sesaat lagi.

Rangga tersenyum,tak sampai semenit kemudian,Akbar melancarkan beberapa serangan beruntun,dua kali serangan pukulan dan tendangan menghampiri tubuh rangga.tubuhnya terhempas,ia terlempar selangkah surut,namun,itu tak cukup. Pemuda dihadapannya melesatkan sebuah pukulan cepat dan keras,yang hampir membuatnya celaka,dengan akal,ia mengelabui pemuda itu dan berhasil mengunci tangan kanannya dibelakang punggung.

"Berkelahi itu,gak cuman pake otot. Otak yang utama,gak usah emosi, untuk tingkatan kamu,harusnya udah bisa ngajar,kita latihan dari kecil"ucap Rangga sembari melepaskan kuncian pada tangan kanan Akbar pada punggungnya.

"Iya,mas.aku salah"ucap Akbar pelan.ia bangkit berdiri,dari posisinya semula yang dikunci dan ditarik berbaring dilantai yang dingin.

"Bar,aku inget betul,kamu latihan silat itu,dari umur delapan tahun.dan sampe hari ini,kamu gak berhenti,kamu tetep latihan.semua tahu itu,kamu suka aku juga sama.latihan beladiri apapun itu,gak cuman gimana cara lumpuhin lawan,yang penting,cari sehat,juga latihan pengendalian diri"ujar Rangga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rifle and knife Where stories live. Discover now