14 'Benang Merah' ❤️

Start from the beginning
                                    

Shi ying hanya mencebik, "aku hanya membantunya saja" dengusnya.

Hah..

Dewa shi menghela nafas kasar, percuma saja berdebat dengan putra nakalnya.

Shi ying melihat ayahnya merasa lelah karena kesal, merasa tak enak hati. Biar bagaimana pun mereka telah sekian lama hidup hanya berdua semenjak ibunya pergi.

Shi ying berjalan mendekat dan memeluk ayahnya dari belakang. punggung itu sangatlah hangat meski kini tak lagi kokoh.

Dewa shi hanya terdiam saat dirinya di peluk putra semata wayangnya.

"Kau memelas pada ku sekarang?" Ujar dewa shi. Biar bagaimana pun dia sangatlah menyayangi putranya yang hiperaktif.

Shi ying menggeleng di balik punggung ayahnya, "Ayah... Jangan suka memarahi ku, harusnya kau memanjakan ku saat ini. Ku rasa ayah telah mendapat kabar dari Raja langit bukan? Pernikahan ku akan di lakukan bulan depan. Ayah tidak akan di ganggu dengan kelakuan konyol ku lagi. Aku akan menjadi tanggung jawab xie yun selanjutnya. Ayah, biar bagaimana pun kita telah hidup berdua sangatlah lama. Sejak ibu pergi, ayah tak pernah kurang memberi ku kasih sayang. Ayah,, saat aku naik ke langit utama, aku akan sering berkunjung. Perhatikan makanan dan waktu istirahat ayah dengan baik. Akan ada dayang khusus yang melakukannya saat aku tidak ada. Juga,, Jangan merasa sendirian. Aku akan berkunjung saat tugas-tugas langit telah ku selesaikan" pelukan shi ying mengerat.

Bisa Dewa Shi rasakan, punggungnya basah. Dia yakin putranya pasti tengah menangis saat ini. Sebenarnya, keadaan hatinya juga tak baik-baik saja. Tenggorokannya terasa sakit karena menahan air mata agar tak jatuh saat ini. Seberapa sedihnya dirinya akan kepergian putranya nanti, dia tak boleh menunjukannya di depan putranya.

Dewa shi menghela nafas beratnya, dia menarik lengan putranya dan mengusap air mata di pipi shi ying.

"Dengarkan ayah, kau tak perlu mengkhawatirkan ku nak. Ayah bukanlah sebuah tanggung jawab, tapi ayah adalah rumah saat kau pulang. Saat kau menjadi Ratu langit nanti, bijaksana lah pada seluruh penghuni langit dan bumi. Hilangkan seluruh kecerobohan mu di masa lalu. Kini kau bukan peri kecil yang bisa bermain-main lagi. Kehidupan di Langit dan di bumi, kau akan turun tangan membaur bersama dewa lain. Putra Mahkota langit adalah suami mu di rumah mu, tapi dia adalah Raja bagi seluruh makhluk. Jaga nama baiknya, jangan biarkan dia menanggung beban dan malu apalagi hukuman lain karena kebodohan mu. Dan satu lagi, ayah tidak akan sendiri. Ada dewa sengyan yang menemani ayah sepanjang waktu. Dia teman juga saudara ayah mu ini. Kau jangan khawatir, jika kau tak sempat berkunjung. Maka ayah akan datang kepada mu. Jadi jangan pikirkan kehidupan ayah mu. Pikirkan saja hidup mu dan suami mu nanti. ayah, bukan lagi tanggung jawab mu nak. Jadi berbahagialah"

Shi ying tak bisa membendung air matanya, dia memeluk ayahnya kuat-kuat. Dia biasa di manjakan dan di beri kasih sayang yang luas oleh pria paruh baya di hadapannya.

"Maafkan Aying ayah.. maaf, aying nakal dan tak patuh pada mu.. hiks.."

Dewa Shi mengusap punggung putranya, putra yang dulu dia gendong kemana pun, kini telah beranjak dewasa dan hendak menikah. Ada rasa tak rela melepaskan putranya begitu saja. Tapi, cepat atau lambat ini tetap akan terjadi.

"Jangan menangis, berbahagialah putra ku, lahirkan bayi-bayi Naga yang gagah dah rupawan, yang kelak bisa menjadi fondasi kokoh di istana langit ini." Dewa Shi memberi restunya.

Shi ying mengangguk kecil, "akan ku ingat"

Dewa shi tersenyum, "sekarang pergilah. Dewa Bunga ingin mengukur jubah pengantin mu"

Shi ying mengangguk dia tersenyum sebelum pergi.

"Emm, Ayah jangan terlalu lelah. Dan maafkan karena aku telah mengacau pada naskah mu di kehidupan Xie yun hingga kau perlu membenahi banyak nasib manusia lain."

Lord Minister and the UglyWhere stories live. Discover now