Kenapa, sepertinya akhir-akhir ini Jonathan suka sekali skinship dengannya?

Resyakilla menerjapkan matanya saat teman sekelasnya memanggil namanya untuk meminjam tip-ex. Resyakilla mengeluarkan benda itu dari dalam kotak pensilnya, lalu kembali menopang dagu, melamunkan hal yang sama.

"Ca! Lo kok gue lihat ngelamun dari tadi. Ngelamunin apa sih?" tanya Mika saat dosen sudah keluar dari ruangan mereka. Tiap-tiap mahasiswa mulai keluar mengikuti dari belakang. Mika menggeser kursinya agar lebih berdekatan.

"Caa!!!" Mika menggoyangkan lengannya, seperti baru tersadar, Resyakilla menerjapkan matanya, "Hah? Apaan?"

Resyakilla memandang sekeliling, ruangan sudah lebih kosong, tidak ada lagi dosen yang berdiri didepan yang menandakan kelas sudah selesai. "Oh udah selesai ya kuliahnya." Kata Resyakilla linglung.

Mika berdecak, "ya ampun! Baru sadar bu? sekarang lihat deh jam berapa!"

Resyakilla melirik jam tangannya, sudah waktunya kelas berakhir. Mereka harus keluar ruangan menuju ruang kelas selanjutnya. Resyakilla memasukkan barang-barangnya kedalam tas, kemudian membawanya keluar.

Mika berjalan disebelahnya masih melihat sikap Resyakilla yang aneh.

"Lo habis ngapain sih kok bengong mulu?"

Resyakilla menggeleng, "Apaan. Nggak ngapa-ngapain."

"Tugasnya udah lo bawa kan?" tanya Resyakilla memastikan kepada Mika.
Mika mengeluarkan makalah dari dalam tasnya. "Aman!"

Mereka duduk di bangku agak belakang, menyisakan satu tempat kosong Lukas yang belum terlihat batang hidungnya.

"Lukas mana?" tanya Mika celingukan mencari anak bebal itu. Resyakilla mengeluarkan laptop, menyalakannya dan memastikan tugas mereka sekali lagi sebelum presentasi didepan. "Habis ini paling datang."

Dan benar saja, yang dibicarakan muncul dengan santainya. Ia meletakkan tasnya, lalu duduk bersama mereka. "Bisa nggak sih datangnya lebih awal."

"Sorry tadi udah kesini sih, tapi keluar bentar." Terang Lukas. Lukas menatap kearah Resyakilla yang khusyu mengamati layar laptopnya.

"Ca! Ca!"

"Apasih! Gue belum budek ya Luke!" sungut Resyakilla saat Lukas memanggilnya dengan keras.

"Ca, lihat sini dong." Kata Lukas lagi.

Dengan alis berkerut, Resyakilla memandang Lukas. Tidak ada wajah tengil disana, Lukas memandanginya dengan serius. "Kenapa?" tanya Resyakilla kemudian.

Lukas mengeluarkan ponselnya. Ia menunjukkannya isi chat nya dengan Janice-sepupunya. Resyakilla membaca singkat pesan itu, intinya adalah Janice mengabarkan jika Oma mereka datang. Oma mereka baru saja kembali dari Shanghai. Yang dimaksud Oma mereka yakni Mama Jonathan.

Wajah serius Resyakilla berubah menjadi sedikit gelisah. Tapi ia mencoba untuk bersikap setenang mungkin. Ini bukan pertama kalinya ia bertemu beliau. Ia pasti juga akan bisa melewati yang kali ini.

"Gue masih tanya Janice, Oma jadi nginep dimana. Gue takut kalau Oma nginep di rumah lo. Kan Om Jo lagi nggak ada." Akhirnya Lukas menyuarakan kekhawatiran yang tadi menggumbul di kepalanya.

Resyakilla jadi agak terharu, bahkan keponakan nakal semacam Lukas juga khawatir padanya. Mungkinkah ini semacam kasih sayang sesama keluarga? Apakah Resyakilla bisa mendapatkannya lagi?

"Nggak papa, lagian dirumah juga memang banyak kamar kosong."

Lukas mendesah berat, "nggak apa, apanya! Nggak usah disembunyiin juga gue tau kalau Oma itu-"

Billionaire Marriage PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang