Part 26 - Pasar Malam

Start from the beginning
                                    

"Mana coba Mama lihat dulu?" Phoenix menunjukkan tiga kaus yang dipilihnya. "Ambil aja semuanya. Cocok buat ganti-ganti di rumah atau nyantai ke mol."

"Kita overload bagasi, Ma!" ucap Phoenix gemas.

"Nanti kita beli lagi," Jupiter menenangkan. "Tenang aja, ayo ambil lagi."

Phoenix tersenyum lebar. Akhirnya memberikan ketiga kaus itu pada Libra. Dia juga memilih celana untuk ganti-ganti di rumah. Ada juga pakaian buat jalan-jalan, kualitasnya juga lumayan, untuk jalan-jalan sangat layak.

Begitu juga dengan Atlas. Menurut saja dengan barang yang dipilih oleh Libra dan Phoenix.

Jupiter tidak mau kalah, dia membeli beberapa aksesoris seperti hiasan rumah, kacamata, pakaian, sendal dan lain-lain.

"Kalungnya bagus. Buat anak-anak zaman sekarang tuh, keren banget. Gaya cool Mama suka." Libra memilih aksesoris lagi untuk Atlas.

Libra memang lebih memperhatikan Atlas. Bukan maksud cari muka atau membeda-bedakan. Libra hanya ingin mengikis jarak di antara mereka.

Atlas tertutup dan enggan begitu tertarik dengan aktivitas mereka. Mungkin sedikit segan pada Libra. Libra juga ingin menunjukkan pada Atlas kalau dia dan Phoenix datang bukan untuk menggeser posisinya. Maksudnya, Jupiter menjadi mengabaikan dirinya karena sudah memiliki istri dan anak yang lain.

Tidak! Libra menegaskan sekali lagi. Atlas sudah menjadi putranya, Libra akan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu untuk Atlas.

Sama seperti Phoenix. Phoenix meminta dan mengatakan apa saja yang dia inginkan, Libra ingin Atlas pun demikian padanya.

"Hah, puas banget!" Libra membawa banyak sekali barang di tangannya. Begitu juga dengan anak dan suaminya.

Mereka berempat benar-benar kalap, lebih tepatnya Libra yang memaksa supaya semua tidak sungkan-sungkan.

"Udah malam banget," ujar Phoenix.

"Yuk, pulang." Jupiter mengambil alih barang bawaan Libra, namun wanita itu menolak. Jupiter juga membawa banyak, mereka harus saling membantu.

"Nyampe vila langsung tidur nih, udah ngantuk banget." kata Libra.

"Besok aja beresin ini." Jupiter setuju.

"Eum, udah capek." Phoenix membenarkan. Berjalan saja sudah mulai menyerah. Untung saja Atlas mau membawa sebagian barang-barangnya.

Mereka berempat menuju tempat parkir. Selama liburan menyewa mobil untuk alat transportasi. Sehingga mereka bebas pergi kemana saja. Tidak perlu khawatir pulang malam seperti ini dan kesulitan mencari alat transportasi.

Jupiter menyetir dengan Libra di sampingnya. Phoenix dan Atlas di belakang saling diam. Barang buruan mereka di simpan dalam bagasi, sebagian lagi di bagian kaki jok belakang.

Berburu sampai hampir tengah malam amat melelahkan. Saking lelahnya, di mobil pun hanya sesekali saja mereka bersuara. Begitu sampai vila, Jupiter dan Libra langsung istirahat ke kamar.

Pun dengan Phoenix, di kamarnya langsung mengganti baju tidur. Bersih-bersih dan merebahkan badannya. Phoenix nyaris ketiduran saat merasakan ranjangnya bergoyang. Pelan-pelan menyipit dan merasakan kecupan-kecupan kecil di wajahnya. Kedua mata Phoenix sangat berat, memutuskan kembali memejam.

"Udah ngantuk banget?" tanya Atlas setengah berbisik.

"Eum, capek." Phoenix mengangguk lemah.

Atlas berbaring di sampingnya, membelai rambut Phoenix dengan lembut. "Masih sakit?" Laki-laki itu datang ke kamar Phoenix setelah selesai bersih-bersih, sekalian menunggu orang tua mereka terlelap.

STEP BROTHER  [17+]Where stories live. Discover now