BAB 6 - One Revealed

Mulai dari awal
                                    

Terkadang, ia selalu merasa takut. Takut akan pertemuannya dengan Niskala dalam mimpi perpisahan itu, takut akan tidurnya dan takut akan kenyataan di dalam kehidupannya.

Hal inilah yang membuat Rafad mengalami Insomnia berlebihan, bahkan sudah terlanjur parah.

Rafad melihat jam pada ponselnya yang menunjukan pukul 05.47. Rafad segera bangun dari tidurnya, ia masuk kedalam kamar mandi.

Setelah selesai, Rafad membuka ponselnya. Ada beberapa notifikasi dari pesan yang belum terbalas.

______________
Ayara

Candy, hari ini harus latihan lagi ya? Semangat!

Gue do'ain dari jauh aja ya? Belum dibolehin kemana2 sama nyokap.

Jangan lupa sarapan, makan permen terus gak baik.

Gue hari ini gak sekolah juga, jadi jangan cari gue kesekolah kalau mau ketemuan dateng kerumah aja.

Iya.

Bawel.

•••

Rafad tersenyum kecil, walau memang kurang jelas tapi lekukan dibibirnya sudah menjelaskan bahwa lelaki itu kini tengah tersenyum.

"Mirip Kala." Tanpa disadari ia berucap demikian

⚪⚪⚪

"Bumi!"

Bumi menoleh kala suara Anara terdengar jelas di telinganya, ia mengulurkan tangan lalu melingkarkannya dipinggang Anara.

"Kamu mau kemana?" Anara bertanya

"Kemarkas Revolver, Leon minta aku dateng. Kamu gakpapa kan kalau pulangnya sendirian, babe?" Kata Bumi

Anara mengangguk. "Kamu jangan keseringan pergi terus, sebentar lagi kita ujian Bu, aku takut kamu enggak bisa lewatin masa ujiannya. Jangan sering pergi-pergi ya Bu? Fokusin sama pendidikan dulu."

Bumi tersenyum hangat. "Iya sayang, kamu tenang aja."

Satu hal yang membuat Bumi masih merasa hidupnya begitu indah adalah Anara. Gadis itu selalu berhasil membuat Bumi menjadi manusia paling beruntung karena menjadi pacar Anara.

Anara memang tidak semandiri gadis lain, dia bukan gadis pemberani, bukan gadis nakal dan juga bukan gadis yang semena-mena.

Bagi Bumi, Anara adalah gadis yang baik, pemalu, polos serta cantik. Itu sudah cukup untuk membuat Bumi jatuh hati, selama dua tahun Bumi mengidam-idamkan Anara dan sekarang Anara sudah menjadi pacarnya.

"Aku pergi dulu," Bumi berucap

Anara mengangguk sebagai tanda mengiakan, Bumi pergi dari parkiran sekolah. Sedangkan Anara masih berada disana.

"Nara,"

Anara membalikkan badannya kebelakang, ia melihat Zio kini berjalan mendekatinya.

"Iya?" Anara bertanya

"Lo... Baik-baik aja?" Zio malah balik bertanya

The Two Worlds He CreatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang