13 - You're A Ten

1.9K 323 48
                                    

Mumpung sudah lewat trimester pertama tapi perutku belum buncit-buncit amat, aku ngajak Arvi ke Bandung. Tentunya sekalian ajak yang lain juga. Mamanya Arvi ini punya kembaran yang tinggal di Lembang. Kami memanggilnya mama Vina. Kami itu bukan cuma aku, tapi juga teman-teman Arvi yang lain. Soalnya dari jaman kuliah, setahun sekali pasti ada aja acara ke Lembang untuk menginap di rumah Mama Vina. Di sana juga ada dua anak Mama Vina yang umurnya nggak jauh dari kami. Makanya dari kuliah, kami juga jadi kenal sama anak-anak Mama Vina.

Rumah Mama Vina ini desainnya modern kontemporer dengan aksen batu-batu kali di bagian bawah dinding dan tanaman-tanaman hijau yang merambat dari atas kanopi garasi sampai ke kaki-kaki kanopi. Tipikal rumah tropis gaya 90-an yang homie dan estetik. Dari depan kelihatan nggak punya halaman dan sempit, padahal halamannya ada di tengah area rumah. Di situlah kami biasanya berkumpul, barberque sama-sama. Tapi kali ini kami nggak menginap di Bandung. Ini hanya perjalanan satu hari saja, malamnya kami kembali ke Jakarta.

Terus, di tengah-tengah acara barbeque, Salsa tuh iseng banget main game monopoly di ponselnya. Aku tadinya mau kepo sama game yang dia mainkan, eh malah jadi salah fokus ke Aidil yang mulai lirik-lirik ke layar ponsel Salsa. Kayaknya dia sama keponya sama aku. Soalnya si Salsa tuh anteng banget gitu main ponselnya.

"Kok nggak dibeli aja sih properti di situ? Lo kan udah punya satu properti di situ," protes Aidil yang ternyata dia daritadi tuh merhatiin pergerakan pionnya Salsa.

"Kalo gue beli, abis lah duit gue. Ntar dulu dong, satu putaran lagi. Lagian ini masih ada chance gue mampir di penjara. Gue butuh dana kalo harus keluar dari penjara."

"Kalo nggak lo ambil, gue yakin diambil sama user yang ini. Lo jadi nggak bisa menguasai blok ini," protes Aidil seraya menujuk salah satu pion yang merupakan lawan main Salsa.

"Ah, investasi bodong tuh!" Salsa asal berkomentar.

Aldi langsung siap dengan ponselnya, merekam mereka berdua sambil berkomentar, "Yak, pertengkaran rumah tangga dimulai!"

Aidil yang menyadari kamera ponsel Aldi yang mengarah kepadanya langsung menghardik Aldi, "Ah, kampret, pake rekam-rekam!" Aidil protes karena Aldi ngerekam dia tanpa persetujuan sih, bukan karena narasi Aldi tentang dia dan Salsa. Karena dia nggak jadi jaga jarak juga dari Salsa, artinya narasi itu nggak bikin dia canggung kan?

***

Beberapa hari kemudian, aku ketemu Salsa pas makan siang. Dia cerita, beberapa hari sebelumnya (tapi setelah acara kami ke Bandung waktu itu), Salsa dan Aidil mampir ke restoran bakmi yang katanya lagi hits di TikTok di sekitar Tendean. Nih anak berdua emang suka FOMO (Fear of Missing Out) nggak jelas deh.

Terus kata Salsa, di sana emang ramai banget dan mereka sampai waiting list gitu. Saat itu Salsa sedang duduk di kursi tunggu di bagian depan restoran. Karena lumayan lama menunggu, dia dan Aidil merasa haus dan botol minum Salsa sudah habis isinya. Akhirnya Aidil suruh Salsa tunggu di situ untuk jaga tempat, sementara dia jalan ke warung atau minimarket sekitar untuk membeli minuman.

Beberapa menit kemudian Aidil kembali dengan dua botol minuman. Satu teh pucuk untuknya, satu lagi air mineral dingin untuk Salsa. Waktu Aidil sedang menyerahkan botol air itu ke Salsa, tiba-tiba saja...

"Eh, Aidil?" Seorang wanita paruh baya menyapa.

Aidil langsung menoleh, "Lho, Tante Runny? Sama siapa?"

"Ini, habis arisan." Rupanya di restoran bakmi itu memang ada ruang private room untuk acara. "Kamu yang sama siapa?" Tanyanya sedikit menggoda. Salsa bilang dia sempat kepikiran, ini tante-nya Aidil betulan atau "tante-tante"-an. Hahahaha ada-ada aja si Salsa!

Too Good To Be With You (On Karina's Mind)Where stories live. Discover now