Bab 2

1.9K 238 72
                                    

Lagi ya vote komen yang banyak, biar upnya lancar jaya

Happy reading.

.
.
.
.

Sebuah pernikahan memang terjadi begitu cepat, Tine saat Maf mengatakan terus terang memintanya menjadi istrinya, dia langsung setuju meski tak yakin dengan pikirannya waktu itu. Bahkan sampai saat ini, ia masih tak percaya kenapa Tine menerima pemuda yang baru sekali bertemu untuk menjadi suaminya.

Langkahnya pelan berjalan di altar merah di bimbing Mba—ayahnya, di mana di ujungnya sudah menunggu Maf yang akan menjadi suaminya sebentar lagi.

Deg ... Deg ... Deg.

Pacu jantung Tine mengambil tangan yang terjulur di hadapannya. Kemudian mereka berdua menghadap pendeta untuk mengucapkan janji sebuah pernikahan. Hingga status istri disebut jelas oleh pendeta kepadanya dan suami pada Maf.

ss chat

Sebuah buku dengan lambang negara diberikan pendeta kemudian di dalamnya tertulis kitap suci ikatan antara Maf dan Tine resmi menjadi pasangan sejak hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah buku dengan lambang negara diberikan pendeta kemudian di dalamnya tertulis kitap suci ikatan antara Maf dan Tine resmi menjadi pasangan sejak hari ini.

Suara gemuruh sorak dan tepukan hangat dilontarkan keluarga dan tamu undangan yang menyaksikan janji suci mereka dengan perasaan haru.

Maf perlahan membawa sang istri ke dalam pelukannya, ia rangkul mesra pinggang ramping tersebut kemudian ia kecup lembut bibir Tine yang sekali lagi tak berani menatap suaminya itu.

Meski Tine merasa ragu, apa ini nyata baginya? Tak dipungkiri rasa bahagia yang teramat menghiasi hatinya menjadi berbunga, walau ia takut, bagaimana nanti kehidupannya akan berjalan dengan pemuda yang baru saja menjadi suaminya.

"Tine selamat ya, Nak. Sekarang kamu sudah jadi tanggung jawab suamimu, jangan membantah omongannya, hormatilah dia seperti kamu menghormati Mba," ucap Mba senang, atas pernikahan sang putra tersayangnya.

"Tine, ingat ya semua pesan kami," sambung Mbi yang tak kuasa menahan tangis memeluk Tine hangat.

Air mata Tine yang sedari tadi ia tahan sekarang terluap, merasakan emosi haru yang sekarang terjadi. Tangan lembut yang masih bertengger di pundaknya, meremas lembut untuk sebuah ketenangan.

'Aku mempercayai hidupku padamu, M-Mas ...' batin Tine memandangi sosok suaminya.

***

Hari yang melelahkan telah usai, Tine dan Maf memasuki kamar pengantin mereka yang sangat indah. Di mana kelopak bunga mawar bertaburan di lantai dan jelas aroma kamar ini begitu harum dengan khas mawar merah yang semerbak. Serta penerangan yang redup menambah suasana yang sangat romantis.

ss chat

ss chat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MAF&TINE(BL) (MG)| SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now