-7-

127 16 16
                                    

"Pagii... " Sapaku ceria meski dengan suara yang agak serak menyapa anggota keluargaku yang sedang bersiap sarapan. Aku bersikap seperti biasanya, mulai dari mencium pipi ibuku. Menyapa ayah tiriku. Tak lupa menjahili kakakku. Tapi respon yang aku terima tak seperti biasanya. Mereka bertiga malah bengong memandangiku.

"Wae?" Tanyaku bingung.
"Ke jedot apa kepalamu?" Sarkas kakakku.
"Waeee~?" Aku mendramatisir.
"Masih mabuk lu?" Lagi kakakku mancing.
"Amitabha Sancai Sancai, Buddha bilang mabuk itu dosa..." Bergaya seperti biksu, aku mendrama.

Pletakk!!

"Awawaw appo~!!!" Rintihku kesakitan. Seperti biasa kakakku menjitak kepalaku karena tak tahan dengan tingkah jayusku.

"Mulutmu!!" Umpatnya. Sontak saja tingkahku dan interaksi dengan kakakku ini mendapatkan gelak tawa dari ayah dan ibuku.

"Sudah sudah. Ayo sarapan!" Ibuku melerai.

Dan sejak itu aku kembali ke kehidupanku sebelumnya. Aku melihat senyum lega di wajah ibuku pagi itu. Aku merasa bersalah telah membuatnya tak bisa istirahat dengan tenang gara-gara ulahku. Kini aku mulai membiasakan diri untuk kembali ke rutinitasku. Sejak aku mengurangi clubbing dan party, staminaku kembali. Aku jadi bisa fokus berlatih bulu tangkis. Meski mendadak dan dengan waktu yang sempit aku yang ngotot ke pelatihku untuk ikut kejuaraan akhirnya di setujui. Aku berlatih dengan serius dan akhirnya berhasil mengantongi medali emas. Yang aku tidak menyangka adalah di bangku penonton ada Jiyong hyung dan juga kakakku menonton pertandinganku. Tak lupa mereka juga mengajak serta teman-teman mereka serta memberiku support. Ini pertama kalinya mereka datang menonton pertandinganku. Biasanya dulu ga pernah. Paling dulu itu ommaku yang datang. Kalau ga omma dan bibiku atau temennya, pas appa bisa datang ya dengan appa. Kakakku emang ga pernah datang. Kalau aku sih pas kakakku tanding, selama pertandingannya ga di gelar tertutup, maksudnya hanya siswa sekolah saja yang boleh nonton, pastinya aku datang untuk menontonnya. Karena niatnya sekalian tebar pesona ke para nuna gitu loh hehehe.

Teman-teman luarku yang biasa clubbing bareng masih sering menghubungiku mengajakku hangout. Kadang aku mengiyakan ajakan mereka, kadang juga aku tolak. Aku hanya mengurangi frekuensi clubbing saja biar hidupku seimbang. Dan juga tak membuat ommaku kawatir lagi.

Lalu bagaimana hubunganku dengan Jiyong hyung?

Hmm... Gimana aku mengatakannya ya. Kami ya seperti biasa aja sih. Dia masih sahabatan dengan kakakku yang juga masih berstatus sebagai kekasihnya sampai saat ini. Sedangkan aku ya... masih aku. Dongsaeng mereka berdua. Ga ada yang berubah. Memang sih, sesekali aku dan dia masih tidur bareng dengan sembunyi-sembunyi tentunya. Tapi setelah itu ya sudah. Begitu saja. Aku memposisikan diri sebagaimana cewek-cewek biasa tidur dengannya. Tentu saja aku sudah tahu sifat playboynya itu karena aku melihat sendiri. Makanya karena aku juga tak jauh beda dengannya jadi aku paham.

Tapi itu semua berubah ketika aku tak sengaja memergoki mereka berdua sedang berciuman di ruang ganti. Sebenarnya itu wajar. Mereka berdua berpacaran gitu loh. Kalau mereka tidak pernah melakukan itu malah aneh kan. Tapi ku harap kalian memaklumiku. Bagaimana pun aku punya hati. Itu memang kali pertamanya aku akhirnya melihat kemesraan mereka berdua secara jelas. Berciuman nyata. Tapi itu juga yang menjadi pukulan telak untukku. Aku benar-benar shock pada saat itu. Sangat shock. Wajahku saja sampai pucat pasi seketika. Seakan aliran darahku berhenti, tubuhku terasa sangat dingin sampai menggigil. Tubuhku seperti kaku tak bisa di gerakkan. Aku benar-benar ingin segera pergi namun tak bisa. Seakan-akan aku sedang di paksa untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana realita itu agar aku sadar dan cepat terbangun dari tidur indahku. Aku ingin lari, aku ingin menangis namun aku tak bisa bergerak. Barulah ketika Jiyong hyung menyadari keberadaanku, aku baru bisa bergerak. Dan secepat kilat pergi sebelum kakakku mengetahui kedatanganku.

Di Antara Kalian ✔️Where stories live. Discover now