INFP: Terima kasih, kak.
ESTP: Aku bukan kakakmu.
INFP: Eh? Haha. Memang.
ESTP: Maaf, ya. Aku ogah menjadi kakakmu.
INFP: ...
INFP: Hahaha. Apa cuma aku, ya. Tapi rasanya kau membuat obrolan ini menjadi awkward.
ESTP: Sepertinya cuma kau.
INFP: Ya, terima kasih. Kau tidak perlu menjawabnya.
***
ISTJ: Terkadang aku juga senang bermain.
ENFP: Tapi ...?
ISTJ: Tapi harus tahu waktu! Sekarang perhatikan bukumu! Lihat halaman tiga puluh!
ENFP: Di sini dikatakan bahwa kau harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
ISTJ: Maka, bersungguh-sungguhlah!
ENFP: Aku sedang tidak ada mood!
ISTJ: Juga, aku sedang tidak ada waktu untukmu!
ENFP: Lalu kenapa masih menyuruhku mengerjakannya?!
ISTJ: Ibu menyuruhku membantu PR-mu!
ENFP: Sebagai kakak, paling tidak kau harus pengertian, sesuaikan waktumu untuk mengajariku. Sekarang aku mau main sepatu roda.
ISTJ: Bukannya aku sudah bilang tidak punya waktu?
ENFP: Baik, baiklah! Aku akan belajar kalau kau menemaniku bermain sepatu roda.
ISTJ: Aku--
ENFP: Sebentar saja, kok!
ISTJ: (Tatapan curiga) Oke!
Empat puluh menit kemudian ....
ENFP: Katanya mau mengajariku setelah bermain. Tidak jadi?
ENFP: (Diabaikan. Lalu, jengkel).
ENFP: Kak!!
ISTJ: Biarkan aku berbaring sebentar, kalau tidak aku bisa mati!
ENFP: Padahal kau sendiri yang tidak berhenti berteriak karena ketakutan memakai sepatu roda.
ISTJ: Dasar bocah! Kau yang memaksa!
***
ENFJ: ISFJ, sedang apa?
ISFJ: Sedang galang dana.
ENFJ: Hah?! Ada apa?
ISFJ: Untuk kucing jalanan yang kutemukan di samping rumah. Saat ini dia sedang sekarat dan perlu dioperasi. Kalo ingat aku jadi sedih lagi, hiks.
ENFJ: Kasihan sekali. Bagaimana kondisinya?
ISFJ: Dia--
ENFJ: Bentar, bentar! Kita cerita setelah aku ke warung sana. Aku segera kembali (berlalu).
ISFJ: ...
ENFJ: (Kembali dengan kardus setelah beberapa menit) Aku akan membantumu galang dana.
ISFJ: ENFJ, kau sangat baik. Bagaimana aku berterimakasih?
ENFJ: Ini bentuk kemanusiaan, jadi tidak perlu.
ENFJ: Ayo lanjut galang dana! Semangat!
ISFJ: Semangats!
Keesokan harinya ....
ENFJ: Jadi ... emm ... kucingnya mati setelah kau kembali?
ISFJ: (Mengangguk dengan sisa air mata di pipi).
ENFJ: Karena kau lupa memberinya makan saat sibuk seharian mencari uang donasi?
ISFJ: (Mengangguk hampa).
ENFJ: Emm ... dan kau merasa bersalah sebab uangnya tidak dipakai seperti yang seharusnya?
ISFJ: (Mengangguk). HIKS, BENAR. SEMUANYA BENAR!
ENFJ: Oke, baiklah, tidak perlu menangis. Mari pakai uangnya untuk memberi makan semua kucing di kota.
ISFJ: Eh?
ENFJ: Kenapa?
ISFJ: Kau menambah pekerjaanku!
****
Catatan penulis:
Aku ingin mengakhiri Groupchat MBTI ini di sini! Terima sudah membaca semuanya!
Berdoa saja saya punya ide baru untuk menulis story berikutnya.
YOU ARE READING
MBTI Group Chat ✔
Short StoryStatus: Tamat. Genre: Komedi, Slice of Life. INFP: Aku ingin beli kucing. Menurut kalian bagaimana? ENTP: Para manusia kejam yang menganggap bahwa hewan tidak memiliki hak atas diri sendiri. Ckck. INFP: Tidak. Bukan begitu maksudku. ENTP: Lihat. Kam...
Ekstrovert x Introvert (2)
Start from the beginning
