Part 10

54.8K 251 2
                                    


Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian itu. Aku dan papa belum melakukannya lagi sejak hari itu karena tidak ada kesempatan untuk melakukannya. Papa terkadang hanya meremas payudaraku, atau aku mengulum batang kemaluannya. Hubungan papa dan kak angga sekarang menjadi renggang, mereka jadi jarang mengobrol ketika bersama. Mungkin kak angga masih kesal karena kejadian itu.

Kak angga juga pernah memergoki aku sedang mengulum batang kemaluan papa, seketika wajah kak angga menjadi cemberut seperti marah atau kesal. Lalu dia langsung pergi kekamarnya. Setelah itu aku dan kak angga jadi jarang berbicara, kak angga seperti menghindariku. lalu malam harinya aku mencoba chat kak angga.

"kak... udah tidur?" tanya aku.

"blm" jawab dia.

"kak angga marah sama anggi?" tanyaku lagi.

"g" jawab dia singkat.

"lagi gak pengen nih?"

"g" jawab dia lagi.

aku meletakan ponselku lalu keluar mengendap-endap menuju kamar kak angga. Aku buka pintunya lalu masuk kekamarnya. Dia sedikit terkejut melihatku. Aku langsung naik keatas tempat tidurnya.

"kak angga marah?" tanyaku.

Dia tidak menjawab hanya memalingkan wajahnya.

"ihh kak.. kenapaa?." Tanyaku lagi.

"gak tau nggi... aku cuma kesal liat kamu ngelakuin itu ke cowo lain." Jawab kak angga.

"maafin anggi kak. Anggi terpaksa ngelakuin itu. Kalau engga nanti papa laporin kita ke mama."

Kak angga hanya terdiam. Lalu aku mendekatkan wajahku ke wajah kak angga lalu mencium bibirnya. Kak angga membalas ciumanku. Lalu kami melakukannya di malam itu.

Beberapa hari kemudian...

Seperti biasa aku bangun pukul 5.30. aku bersiap berangkat sekolah, mandi lalu sarapan. Hari ini kak angga sakit jadi dia tidak masuk sekolah. Aku berangkat pukul 6.20 diantar papa menuju sekolah menggunakan mobil. Saat di perjalanan tangan papa mulai nakal, bukannya meletakan tangannya di perseneling dia malah meletakan tangannya diatas pahaku.

"ihh papa tangannya kemana tuh? Bukannya ke perseneling malah ke paha nggi." ucap aku

"hehe... maaf sayang. Angkat sedikit dong rok kamu." Ucap papa.

"ihh.. tapi hati-hati nyetirnya pa..." ucapku. Lalu aku menaikan sedikit rok sma yang aku kenakan hingga memperlihatkan pangkal pahaku yang putih mulus. Papa lalu mengelus pahaku yang putih itu.

"papa mesum ihh..." kataku. Papa hanya tersenyum mendengar ucapanku tadi.

"sayang sekolah kamu kan masih jauh nih. Kamu telanjang dong.. hehe" pintanya.

"hah? Telanjang? Di dalam mobil gini? Gak ah.. nanti ada yang liat paa." Kataku berusaha menolak permintaannya.

"gak bakal nampak dari luar kok sayang, tenang aja." Kata papa.

Memang seluruh jendela ataupun kaca mobil dilengkapi dengan kaca film yang cukup tebal sehingga tidak akan kelihatan dalam mobil dari luar, kecuali harus mengintip dengan menempelkan hidung agar dapat melihat kedalam.

"mau yaahh?." Ucap papa.

"ihh aneh-aneh aja nih maunya" ucapku. Aku mulai membuka seragam yang tadi sudah rapi melekat di tubuhku.

"hmm... beneran gak keliatan dari luarkan pa?" tanyaku memastikan.

"iya.. beneran gak nampak kok, kecuali orang itu ngintip. Tapi siapa juga yang bakal ngintip, mobil kita kan lagi jalan."jawab papa. Aku melepas baju yang aku kenakan.

Pengalaman Anggi (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang