-1-

224 23 20
                                    

Aku menyukainya. Kekasih dari kakakku sendiri.

....

Namaku Lee Seungri. Kakakku bernama Choi Seunghyun. Selisih umur kami berdua empat tahun. Mengapa marga kami berbeda? Itu dikarenakan kami bukan saudara kandung. Ibuku menikah dengan ayah Seunghyun hyung ketika aku berusia 7 tahun.

Kisah ini di mulai dari pertama kali aku mengenal kekasihnya ketika aku kelas 2 SMP. Kakakku membawanya ke rumah untuk pertama kalinya. Memang biasa sih dia mengajak teman-temannya ke rumah. Jadi karena itu pula aku jadi mengenal teman-teman kakakku. Tapi saat itu adalah kali pertamanya aku melihat dia bersama kakakku. Kakakku mengenalkannya sebagai murid baru di sekolah. Dari situ aku mulai sering melihatnya datang ke rumah baik sendiri maupun bersama teman-teman kakakku yang lainnya. Saat aku kelas 3 barulah aku mulai menyadari bahwa kakakku menyukai teman barunya tersebut. Aku yang selama ini tumbuh besar bersamanya sudah hafal bagaimana karakter kakak tiriku tersebut. Jadi aku tahu jika ada hal yang tak biasa dari sikapnya. Kakakku itu orang yang cuek, tapi pada titik tertentu dia memberikan perhatian lebih pada temannya tersebut. Bukankah itu sudah mengartikan bahwa teman barunya ini spesial baginya? Dan aku bukan bocah lagi untuk tak bisa menangkap maksud hatinya tersebut bukan?

Jangan heran, jaman sekarang hubungan sesama gender sudah lumrah dan legal jadi tidak ada masalah. Bebas. Meski masih ada yang belum benar-benar menerima hal itu tapi itu wajar. Namanya hidup bermasyarakat itu kita tidak bisa memaksakan opini kita pada orang lain. Bagaimanapun itu sudah berhubungan akan HAK kebebasan berpikir masing-masing orang dan itu pun telah di atur pula di undang-undang. Pro dan kontra dalam masyarakat itu lumrah dan pasti. Impossible kita bisa mendapatkan suara bulat yang utuh. Jadi kita saling menghargai saja untuk menghindari pertikaian yang akan merusak persatuan dan kerukunan antar sesama. Bukankah damai itu indah? 😊

"Apa yang susah?" Pertanyaannya mengagetkanku.

Ya. Aku sangat ingat kejadian itu yang meski hanya interaksi sederhana tanpa makna namun itu sangat membekas di benakku. Karena itu adalah kali pertamanya kami ngobrol benar-benar hanya berdua saja. Tanpa adanya kakakku atau teman-temannya. Dan itu pula awal hubungan di antara kami menjadi lebih dekat.

Ceritanya saat itu namanya aku kelas 3 ya pasti repot-repotnya mempersiapkan diri untuk ujian akhir. Para guru sering memberikan tes-tes dan tugas-tugas yang banyak guna menunjang kesiapan para siswa dalam menghadapi ujian akhir yang akan datang. Begitu pun aku yang di sibukkan dengan belajar, belajar dan belajar. Saking banyaknya tugas sampai-sampai tak ada waktu main-main seperti biasa. Padahal selama ini aku tuh tipe anak yang easy going, slengean, ga suka ribet alias ga suka belajar dengan terpaksa melakukan semuanya yang tidak biasa aku lakukan terus terang itu cukup membebaniku. Membuatku agak kesulitan beradaptasi dengan rutinitas ini. Dan saat itu saking jenuhnya aku belajar di kamar, aku memutuskan pindah ke meja makan sambil ngemil apa saja makanan yang ada di dapur dan kulkas. Saat itu aku juga tahu kalau teman-teman kakakku lagi kumpul main di kamarnya seperti biasa, karena suara ributnya sampai terdengar olehku tapi takku perdulikan karena kebiasaan mereka memang seperti itu kalau lagi ngumpul. Entahlah meski mereka sudah masuk universitas tingkah mereka masih seperti anak SMA. Ya maklum kali ya, namanya juga freshman, baru semester awal. Jadi belum ada yang berubah.

Kembali ke kejadian di atas tadi. Saking fokusnya mengerjakan soal dan ngemil, memang aku sudah niat mengabaikan sekitar sih, jadi tentu saja terkejut dong jika tiba-tiba ada suara orang yang sudah berdiri tepat di sampingmu begitu saja. Menyadari kehadirannya yang mengejutkanku dia malah terkekeh. Sebenarnya interaksi ngobrol ringan seperti ini memang sudah biasa. Aku anaknya supel jadi bisa cepat akrab dengan siapa saja termasuk semua teman-teman kakakku. Tapi memang yang jarang bersuara di antara teman-teman kakakku adalah dia. Dia yang menyandang nama Kwon Jiyong. Namja yang sedang di gilai kakakku. Dia memang sangat tampan. Secara paras sih kakakku sendiri sebenarnya sudah menyandang gelar pria tampan dari orok loh. Tinggi, tegap, pemain basket handal tak ayal banyak fansnya ketika jaman di sekolah menengah. Sampai sekarang masih sih dia dikejar-kejar fansnya. Tapi ya itu, kakakku tipe cowok acuh. Padahal kalau itu aku pastinya udah happy banget tuh jadi idaman cewek-cewek gitu. Impian gue tuh begituh, huft.

Di Antara Kalian ✔️Where stories live. Discover now