Jaehyun mengakui kepada Taeyong,jika dirinya tidak lagi melakukan hubungan badan setelah istrinya koma. Bahkan disaat istrinya belum koma pun nafsu Jaehyun tidak setinggi ini. Tapi jika disuguhi oleh bibir dan tubuh Taeyong, Jaehyun yakin ia bahkan bisa melakukan seks dari pagi hingga pagi lagi. Mendengar hal itu membuat Taeyong senang -meskipun sedikit ngeri, tapi ia juga tidak mau berharap lebih. Taeyong hanya takut jika Jaehyun ternyata berbohong kepadanya. Jika pun itu benar ,tidak ada kesempatan yang terbuka untuk  Taeyong menjadi pendamping hidup Sang Ace itu.

Setelah puas mencium Taeyong selama kurang lebih tiga menit,Jaehyun menjauhkan wajahnya dari Taeyong. “Saatnya ku pergi bersama anak-anak. Kau dirumah, siapkan makan malam yang enak. Aku akan pulang cepat hari ini.” Jaehyun menyempatkan dirinya mengecup bibir Taeyong yang selalu menggodanya. Entah apa yang ada di bibir itu sehingga membuat Jaehyun selalu saja ingin mencicipinya lagi dan lagi. Jaehyun mengambil tas Mark yang digenggam oleh Taeyong,ia juga bahkan mengambil tas milik Alana yang tergeletak di atas ranjang.

“Ah tuan! Biarkan saya yang membawanya. Itu sudah menjadi tug-”

“Sssttt! Antar aku sampai depan pintu seperti biasa.Kau cukup dengan mengikuti ku dan panggil aku Hyung saat kita berdua,sayang.” Ucapan Taeyong terpotong begitu saja oleh Jaehyun. Mungkin memang sudah menjadi hobinya untuk memotong pembicaraan orang lain.

Setibanya di depan pintu, ia melihat Mark dan Alana yang sudah duduk tenang di bangku belakang. Sopir keluarga Jung sudah sangat siap di kursi kemudinya. Jaehyun memberikan tas anak-anaknya kepada mereka. Hal itu mengundang tatapan tanya diantara Mark dan Alana. Mereka berpikir kenapa justru Daddy mereka yang membawakan tas mereka? Bukan Taeyong yang jelas-jelas itu sudah menjadi tugasnya? Hal ini menambahkan keyakinan Mark akan satu hal.

Tanpa di sadari oleh siapapun,sebenarnya Mark tahu. Ia tahu jika  Daddy-nya punya sesuatu dengan Taeyong. Tidak, ia tidak pernah melihat apapun. Hanya saja, feeling-nya mengatakan seperti itu. Dari cara Jaehyun menatap Taeyong,menjelaskan segalanya. Mark sadar dengan perubahan Daddy-nya setelah kedatangan Taeyong ke rumah ini. Mark sama sekali tidak mempersalahkan hal itu. Selama orang itu adalah Taeyong,kenapa tidak? Mark sudah terlanjur sayang kepada Taeyong sebagai sosok pengganti ibunya. Dan Alana sendiri juga merasakan hal itu.

Tapi Mark hanya takut,apa yang akan Taeyong dan Daddy-nya lakukan jika suatu saat nanti Mommy-nya bangun dari koma? Mark belum siap kehilangan Taeyong. Terdengar sangat jahat sebenarnya,tapi itulah yang Mark dan Alana rasakan saat ini. Mereka kecanduan dengan Taeyong yang ada di sekitar mereka.



....




Hidup di dunia yang penuh dengan pembunuhan,tipu muslihat, penjualan narkotika, penganiyaan, human trafficking, bahkan sampai penjualan organ dalam pun membuat diri Jaehyun menjadi tahan banting. Sebuah perusahaan yang bergerak di dunia kelam itu hanya usaha yang Jaehyun teruskan dari sang ayah. Tidak, sebenarnya itu hanyalah pekerjaan sampingan saja, pekerjaan asli dari Jaehyun bergerak di bidang real estate. Ia membangun perusahaannya itu dengan bantuan dari kedua orangtuanya dulu.

Perusahaan itu bisa sebesar ini juga karena koneksi ayahnya yang ada di mana-mana. Meskipun seperti itu, tapi Jaehyun merupakan pemimpin yang sangat handal dan cekatan,namun sadis. Jika ia mendengar atau mendapatkan salah satu anak buahnya yang jelas-jelas mengkhianatinya, maka ia harus membayarnya dengan nyawa. Jaehyun punya tempat tersendiri di perusahaan gelapnya itu yang dijadikan sebagai tempat pengeksekusian para penghianatnya itu.

Tidak ada yang pernah bisa lari dari genggaman sang Ace.Di manapun ia berada maka Jaehyun akan mengejarnya. Semakin keras orang itu berlari dari genggaman Jaehyun,maka akan semakin berat hukumannya. Meskipun tujuan mereka sama yaitu mati. Tetap saja Jaehyun selalu punya cara tersendiri untuk membuat orang-orang itu menderita. Hal yang dibenci oleh Jaehyun adalah pengkhianat. Jadi tidak mengherankan jika ia membunuh semua orang-orang yang mengkhianatinya.

Taeyong jelas tahu semua hal itu, ia hanya mencuri-curi dengar dari pembantu-pembantu yang ada di rumah ini. Mereka selalu menyempatkan diri untuk bergosip ria di waktu kerja mereka. Taeyong tidak pernah bergabung sebenarnya,hanya saja pembantu-pembantu itu selalu mencari tempat dimana Taeyong juga berada untuk bergosip. Entah apa maksudnya,mungkin mereka berniat untuk menakuti Taeyong.

Tapi apa gunanya? Taeyong sudah jatuh terlalu dalam ke dalam pelukan Jaehyun. Ia sangat mencintai Jaehyun. Apapun yang orang katakan,seburuk apapun itu, Taeyong pasti tidak akan mampu untuk membuat dirinya menjauh dari Jaehyun. Taeyong bahkan tidak mampu mengukur seberapa dalam ia jatuh untuk Jaehyun. Beberapa tahun berakhir hanya dengan fantasi Taeyong yang selalu ingin bisa berada di sekitar Jaehyun. Dan semuanya kesampaian sekarang. Tapi Taeyong tidak tahu kapan kebahagiaannya ini berakhir.

Semua kebahagiaan Taeyong pasti akan berakhir seiring ditelan waktu. Sekuntum bunga yang mekar tidak akan bertahan lama, cepat atau lambat mereka pasti akan layu dan mati. Sekalipun itu bunga yang terbuat dari kertas atau plastik pun. Akan ada masa di mana mereka dibuang karena bosan dan diganti dengan yang baru. Taeyong takut akan datangnya masa itu,tapi mau bagaimana lagi. Taeyong hanya harus mempersiapkan dirinya.




.....




Semakin hari, keintiman Jaehyun dan Taeyong semakin terlihat jelas. Mark dan Alana yang menyadari itu tentu saja sangat senang. Mendapati Taeyong sebagai calon ibu mereka rasanya akan sangat menyenangkan. Jika mereka ulang kejadian di saat Mommy-nya belum koma, Mark akan tetap memilih saat-saat di mana ia menemukan sosok Taeyong yang selalu menemaninya hingga saat ini. Mark merasa bersalah sebenarnya karena ia membandingkan Mommy-nya dengan sosok Taeyong yang baru saja hadir di kehidupannya.

Tapi kebahagiaan yang dibawa Taeyong bersama dengan dirinya membuat Mark dan Alana senang. Entah apa yang dirasakan oleh Alana. Mungkin ia masih menginginkan kedatangan seorang ibu di kehidupannya,karena memang ia belum pernah merasakan sosok itu di kehidupannya. Tapi hal itu sangat berbeda dengan Mark. Mommy-nya tidak seperti Mommy yang lain, beliau berbeda.Jika Alana merasakannya,bisa Mark pastikan jika gadis itu juga akan memilih Taeyong daripada ibunya.

Jaehyun sudah tidak ragu lagi mengecup Taeyong di hadapan pembantunya lain di saat pagi hari. Di hadapan anak-anak pun Jaehyun selalu melakukannya, meskipun Taeyong pasti akan marah kepadanya setelah itu. Taeyong pikir dengan berciuman dihadapan anak-anak mereka itu bukan contoh yang baik. Tapi apa peduli Jaehyun? Dia sama sekali tidak pernah menghiraukan Taeyong. Ujung-ujungnya pasti mereka akan berakhir di ranjang, having sex sampai mereka lelah, dan keesokan paginya mereka pasti akan baikan lagi.

Mereka bahkan pernah liburan bersama, berempat dengan Mark dan Alana. Entah itu bisa disebut piknik keluarga atau tidak. Taeyong sangat ingat malam itu, saat dimana mereka duduk bersama di malam hari. Mark dan Alana dengan mata polos mereka bertanya, “Boleh aku memanggilmu papa, Taeyong?”

Taeyong yang mendengar itu hanya mampu tersedak dengan teh yang ia minum, sedangkan Jaehyun tampak berpikir sejenak.
“Kenapa tidak? Taeyong pasti akan sangat menyukai panggilan itu. Iya kan Sayang?” Jaehyun dengan seenak hatinya saja menyetujui apa yang anak-anaknya inginkan. Ditatap penuh harap dengan ketiga orang yang Taeyong sayang, membuatnya hanya mampu mengangguk. Taeyong tidak akan pernah melupakan senyuman ketiga orang itu setelahnya. Mereka terlihat sangat senang , begitupun dengan Taeyong. Ia juga senang, sangat malah.

Tapi kesenangan Taeyong hanya berakhir sampai di situ saja, karena setelahnya mereka harus kembali dari liburan begitu Jaehyun menerima telepon entah dari siapa. Wajahnya terlihat kaku kembali. Taeyong, Mark dan Alana sebenarnya merasa bingung tapi mereka tidak berani untuk bertanya.

'Mudah-mudahan ini bukan hal yang buruk,' harap Taeyong di dalam hatinya.






Tbc.

Sabtu,¹⁸/April/²⁰²²

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Where stories live. Discover now