“Ahhh! Tuan! Turunkan saya! Astaga Tuan ini tinggi sekali,” ronta Taeyong saat Jaehyun dengan semangat membawanya ke kamar mandi.
“Aku lebih suka ,kau memanggilku Hyung seperti kau membangunkan ku tadi”. Jaehyun memukul pantat Taeyong dengan menggunakan tangan kirinya agar anak itu diam. Diperlukan seperti itu membuat wajah Taeyong semakin merah dan merah. Ia tidak mau melihat wajahnya yang saat ini. Seks di kamar mandi rasanya bukan pilihan yang salah untuk memulai harinya,maka dari itu Jaehyun merasa sangat semangat membawa Taeyong ke kamar mandi.

Taeyong hanya berdoa di dalam hati agar setidaknya ia bisa berjalan lagi di pagi ini. Tapi begitu ia dijatuhkan di dalam  bathtub  super besar Jaehyun, Taeyong tidak tahu jika harapannya itu hanya akan menjadi harapan kosong belaka. Ia tahu jika pagi ini, hole nya akan terisi penuh oleh milik majikannya yang super tampan dan gagah. Majikan yang sangat Taeyong cintai jauh di dalam lubuk hatinya. Tidak mengapa jika Jaehyun tidak tahu kenyataannya. Jaehyun yang berada di sisinya saja rasanya sudah sangat jauh lebih dari cukup.

“Kau kenapa Taeyong? Kau sakit?” Melihat wajah Taeyong yang sedikit pucat membuat dia bersaudara -Mark dan Alana- khawatir. Sementara Daddy mereka makan dengan tenang di kursinya. Tapi siapa yang tahu,pria keras itu justru menyeringai jelas di dalam hatinya. Ia merasa berhasil menjadi seorang pria karena membuat Taeyong yang kesusahan berjalan seperti itu.

“Tidak apa-apa, Tuan dan Nona muda.saya baik-baik saja,”  jawab Taeyong dengan senyuman yang dipaksakan. Ia menyempatkan dirinya melirik Jaehyun yang juga tengah menatapnya dengan seringai tipis. Jaehyun hanya menaikan satu alisnya karena ditatap oleh Taeyong. Jaehyun berperilaku seolah ia tidak memiliki salah apapun,meski pada kenyataannya ialah pelaku utama yang mendalangi Taeyong tidak bisa berjalan dengan benar hari ini.

“Cepatlah anak-anak, saatnya untuk ke sekolah. Taeyong,bawakan tas anak-anak ke mobilku.” Jaehyun berdiri dari kursinya. Tidak biasanya ia menyuruh Taeyong untuk membawakan tas Mark dan Alana. Biasanya Mark dan Alana akan membawa tas masing-masing. Di saat Mark dan Alana  akan memberikan protesan mereka, Jaehyun segera mendahului mereka, “Tidak ada tapi-tapian kids,masuk ke dalam mobil sekarang!”

Apakah Taeyong pernah mengatakan jika perintah Jaehyun itu absolut? Jika tidak, Taeyong sudah memberitahu kalian sekarang.Jika sudah,anggap saja jika Taeyong hanya sedang mengingatkan kembali. Terbukti saat ini, di mana Mark dan Alana hanya menjawab “yes” kepada perintah Jaehyun.

Taeyong sama sekali tidak keberatan jika ia disuruh untuk membawakan tas kedua anak tuannya, bukannya itu sudah menjadi bagian tugas darinya? Maka dari itu, Taeyong pamit untuk mengambil tas Mark dan Alana di kamar mereka masing-masing. Untung saja kamar Mark dan Alana berhadapan. Jadi Taeyong tidak akan jauh-jauh lagi untuk berjalan. Di saat Taeyong telah mengambil tas Mark dan akan berniat mengambil tas Alana di kamarnya, Jaehyun datang dari arah tangga.

Morning kiss-ku belum kuambil hari ini”

“Apa?! Tapi kan tadi pagi kita bahk-” Taeyong bahkan belum menyelesaikan kalimatnya tapi sudah dipotong duluan oleh Jaehyun yang segera mencium Taeyong lembut. Jaehyun memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciumannya dengan Taeyong. Sementara Taeyong hanya berusaha untuk mengimbangi ciuman Jaehyun. Taeyong bahkan baru tahu jika nafsu Jaehyun itu tinggi luar biasa.

Di saat mereka melakukan seks pagi tadi, Jaehyun akan dengan senang hati memakan bibir Taeyong jika bibir itu berhenti mendesahkan namanya. Jadi apanya yang morning kiss? Mereka bahkan telah melakukan lebih dari sekedar morning kiss pagi ini. Taeyong kadang todak habis pikir dengan Jaehyun,dengan nafsu setinggi ini bagaimana caranya ia menahannya selama istrinya koma?

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Where stories live. Discover now