Part 18. Hidden side

Start from the beginning
                                        

"Gak bisa, nanti malah gak fokus tujuan awal. Aku buru-buru nih, cepetan ambil si Tobin! Bunda lagi ga dirumah, jadi aku titip dia biar ada temennya!"

Dengan wajah terpaksa Ansel menerima keranjang kelinci Kenzo, terkadang ia jadi heran Tobin ini pemiliknya Lea bukan Kenzo.

"Bin, papa lagi urgensi! Baik-baik sama om Ansel!"

Dan dia lebih merasa aneh setiap mendengar Kenzo memanggil dirinya 'papa' pada Tobin. Memang mama nya siapa? Kenzo ayah tunggal?

"Jaga ya! Jangan lupa kasih wortelnya jangan banyak-banyak!"

Belum sempat Ansel menjawab pria itu sudah berbalik lebih dulu. Langkah kakinya cukup cepat, Kenzo benar-benar sedang dalam urusan darurat tampaknya.

"Bapak mu emang kenapa sih?" Tanya Ansel pada kelinci gembil didalam. Manik kecilnya hanya mengerjap beberapa kali sebelum sibuk mengigiti stik wortelnya.

Merasa gemas dengan respon si maniak wortel itu Ansel menarik senyumnya lebar. Segera membawa masuk kelinci kesayangan seniornya kedalam Kost-an Lea.

"Kak, Tobin dititip disini. Ansel taruh ya, mau keluar bentar nih ada urusan sama anak tongkrongan!" Ucapnya sedikit berteriak pada sang kakak yang tengah sibuk di kamarnya. Ia meletakkan keranjang berisi kelinci itu disamping keranjang kucing milik Lea,

"Jadi teman, oke!" telunjuknya mengacung bergantian pada dua makhluk berbeda jenis didalam kurungan mini itu.

Ansel memakai jacket denimnya, mengambil kunci motor diatas meja dan bergegas pergi keluar. Tidak lupa ia menutup pintu terlebih dahulu, khawatir ada orang asing masuk.

Dirinya tidak akan pergi ke tongkrongan manapun jika tidak dengan Kenzo. Niatnya hanya ingin mengikuti kemana kembar nakalnya itu pergi terburu-buru.

Dia memakai helmnya cepat, membawa motornya keluar dari pekarangan kost an dengan segera, tidak ingin kehilangan jejak Kenzo yang diyakininya masih belum jauh.

Benar saja, belum beberapa menit berlalu Kenzo sedang berhenti di pom bensin terdekat, dia baru keluar dari ATM umum. Untuk memastikan Ansel ikut masuk, berpura-pura seolah ingin mengantri mengisi bensin.

Entah kebetulan semacam apa, Ansel benar-benar bersyukur setelah melakukan pembaharuan kontak lensanya di Bandung kemarin. Dia jadi tidak salah lihat, didepannya sungguhan Kenzo yang menaiki motor seperti habis mencuri. Beruntung nya Kenzo cukup ceroboh, tidak mengenali dirinya.

Tiin!!

Klakson motor dibelakang berbunyi, sadar karena telah menghalangi antrean Ansel langsung pergi, keluar dari barisan lalu menyusul Kenzo.

Sekarang dirinya berada sepuluh meter dari Kenzo. Sesekali Kenzo melihat kearah spion, Ansel sedikit panik sebab takut ketahuan dirinya menguntit.

Untuk menjaga jarak aman sengaja Ansel melambatkan laju motornya, membiarkan Kenzo jauh didepan sana. Yang perlu dilakukan hanya menghafal plat motor kenzo dan kearah mana ia berbelok.

*****

"Jauhin Lea!"
"Kamu terlalu ikut campur hubungan saya dan Lea!"

Ia menyeringai, mengurut pelipisnya perlahan. Situasinya benar-benar diluar dugaan, Kenzo tidak pernah mengira kalau sepupunya bukan orang biasa yang bisa dengan mudah diremehkan. Dirinya dijebak, dan bodohnya ia sama sekali tidak punya persiapan apapun atau sederhananya ia hanya tangan kosong mendatangi wilayah preman.

"Putusin Lea! Om Rama gak pernah ngajarin kamu buat jadi laki-laki brengsek kan?"

"JANGAN BAWA-BAWA NAMA ITU LAGI!"

Spin off How Feels : Without YouWhere stories live. Discover now