3 - Dealing With Bitches

2.2K 255 3
                                    

✨ Chapter 3 - Dealing With Bitches ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 3 - Dealing With Bitches

.

Pagi-pagi sekali, lelaki cantik itu sudah bersiap untuk memulai aktivitasnya.

Suara ketukan sepatunya menggema di sepanjang koridor. Deretan pintu dengan berbagai kombinasi angka yang berbeda, berada di kanan dan kirinya. Ia berjalan menuju ujung koridor.

Lelaki cantik itu berdiri di depan sebuah pintu dengan angka 130 lalu membuka pintu itu dengan kunci cadangan yang dibawanya.

Setelah pintu terbuka, aroma percampuran alkohol dan seks langsung menusuk indra penciumannya. Ia mengernyit, jemari lentiknya menjepit hidungnya kuat, berusaha memblokir aroma apapun memasuki paru-parunya.

Lelaki cantik itu melangkah cepat menuju ranjang lalu berdiri di sisi sebelah kanan. Ia menepuk lengan telanjang seorang wanita. Melihat pergerakan wanita itu, ia segera melancarkan ultimatumnya.

“Aku memberimu waktu satu menit untuk berpakaian atau security akan menyeretmu keluar.” ucapnya dingin.

Wanita itu langsung bangkit lalu sibuk berpakaian.
Setelah wanita itu keluar, ia menatap tubuh telanjang lelaki yang masih nyaman di ranjang lalu berjalan mendekat.

Kakinya tidak sengaja menendang botol Hendricks Gin yang sudah kosong. Helaan napas lolos dari celah bibirnya. Ia akan membereskannya nanti, sekarang ia harus membangunkan lelaki itu dulu.

“Yuta.” panggilnya sambil menggoyangkan lengannya.
Karena tidak melihat adanya pergerakan, ia beralih menepuk pipinya.

Tetap tidak ada respon. Dengan kesal lelaki cantik itu menamparnya sedikit lebih keras.

PLAK!

Lelaki yang dipanggil Yuta itu langsung terbangun sambil memegangi pipinya yang terasa panas.

“Astaga, Tae. Lembutlah sedikit.” Yuta merengut kesal.

Taeyong mendengus. “Aku akan bersikap lembut kalau saja kau tidak tidur seperti orang mati.” omelnya.

Yuta masih menatapnya dengan tatapan kesal. Pipinya terlihat sedikit merah. Lelaki cantik itu tampak sedikit merasa bersalah. Tangannya terangkat untuk menyentuh pipi Yuta. Namun lelaki Jepang itu dengan refleks melindungi dirinya.

“Mau apa kau?!” Yuta menghalangi wajahnya dengan tangan. Melindungi diri, siapa tau lelaki didepannya itu akan menamparnya lagi.

Taeyong memutar bola matanya. “Kemarilah.”

Dengan ragu Yuta mendekat. Lelaki cantik itu mengecup singkat pipinya yang sedikit memerah bekas tamparan.

“Sekarang pergilah mandi, aku mual mencium baumu.”

Taeyong mendorong bahu Yuta kearah kamar mandi.

Tugasnya belum selesai, ia masih harus membersihkan sisa ‘permainan’ mereka. Membuang kondom bekas pakai, botol alkohol, dan kekacauan lain disekitarnya.

Serre Moi (Jaeyong) Where stories live. Discover now