New Friend

205 38 6
                                    

Hope you like it, happy reading.

__________________

Alasan kenapa pagi hari di musim semi kediaman Hayakawa jauh lebih berisik dari biasanya adalah karena si bungsu Hayakawa— yaitu Denji membuat keributan dan mengganggu ketenangan paginya.

Aki selain tugasnya sebagai devil hunter ia juga harus menjadi guru bagi Denji nyaris di semua mata pelajaran. Ia merasa seperti kembali ke masa sekolahnya dulu. Kembali menjadi seorang siswa.

Tidak buruk tapi itu melelahkan.

Sering kali Aki tertidur di ruang tamu dengan kepala Denji di pangkuannya. Remaja itu benar-benar membenci matematika seolah-olah itu adalah musuh abadinya yang membuat Aki harus menaikkan tingkat kesabarannya untuk mengajari bocah itu.

Jika Aki boleh berkata jujur, ia tidak ingin Denji masuk ke sekolah menengah secepat ini. Tapi, Makima dengan kata-katanya yang mutlak— tidak ada yang bisa dilakukan Aki selain mengatakan iya dan menganggukkan kepalanya dalam diam.

Aki merasakan tarikan pada lengan kemejanya dan menunduk untuk melihat Denji yang sudah memakai seragam sekolahnya. "Kau terlihat tidak terlalu buruk."

"Apa maksudmu tidak terlalu buruk? Aku tampan!" Aki menatapnya datar sebelum mengambil kunci mobilnya dan menarik tangan Denji.

"Pastikan tidak ada yang tertinggal."

"Semuanya aman!" Denji mengacungkan jempol kanannya sambil tersenyum menatap Aki.

Sepanjang perjalanan Aki tidak henti-hentinya melirik ke samping tempat di mana Denji duduk. Denji tidak mengancingkan seragamnya dengan rapi, padahal seingatnya ia sudah mengajari remaja itu bagaimana memakai seragamnya dengan benar.

"Denji."

"Ya?" Denji menoleh ke samping menatap Aki yang memandangi jalanan ramai di depannya.

"Aku akan menjemputmu saat pulang, jadi jangan pergi ke mana-mana." Aki tidak peduli dengan ekspresi kecewa bercampur sedih yang di tunjukkan oleh Denji.

Tidak peduli apapun itu, Aki tidak menerima penolakan.

Dan Denji tahu kalau tidak ada pilihan lain selain menuruti pemburu itu. Mungkin entah karena perintah Makima atau karena hal lain. Remaja itu sama sekali tidak mau ambil pusing.

"Denji jangan melanggar peraturan di hari pertamamu."

"Tidak akan!" Denji menjulurkan lidahnya dan keluar dari mobil Aki sambil menghentakkan kakinya kesal.

Aki memandang punggung Denji yang semakin menjauh berbaur dengan beberapa siswa dan menghela napasnya. Ketika tidak lagi melihat siluet helaian pirang itu, Aki menancapkan gas mobilnya pergi meninggalkan lingkungan sekolah Denji.

_____________________

Sekolah tidak se-menyenangkan yang dibayangkan Denji. Banyak gadis-gadis cantik tapi tidak ada yang secantik Makima-san. Pikir Denji.

Jika mengingat Makima, ia mau tidak mau teringat kembali perkataan wanita itu. "Jika aku tidak berusaha cukup keras Aki akan mendapatkan masalah." Dibalik sikap kekanak-kanakannya Denji tetap tahu apa yang harus dia lakukan.

Makima tidak memintanya untuk menjadi yang terbaik di kelas— di mana itu sama mustahilnya dengan Denji mencintai pelajaran matematika.
Makima anehnya memintanya untuk berteman.

"Kenapa aku harus melakukan itu?"

Makima tersenyum tipis memandang lurus Denji, "karena kau akan membutuhkan mereka." Denji yang tidak terlalu mengerti hanya mengangguk tidak mengatakan apa-apa lagi.

For My HeartWhere stories live. Discover now