Part 19 - Ponsel Baru

Mulai dari awal
                                    

Phoenix meregangkan badannya sambil tersenyum tipis. Perlahan-lahan tubuhnya kembali segar. Selangkangannya juga tidak sesakit kemarin. Tadi malam Atlas kembali mengolesi salep di bibir kewanitaannya.

Dia meraih ponsel yang diberikan Atlas kemarin. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Segera mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.

Phoenix turun ke lantai bawah setelah beres. Dia menemukan Jupiter dan Libra di meja makan tanpa Atlas.

"Pagi, Ma. Pagi, Pa." Phoenix memeluk Libra dan mendapatkan kecupan manis di pipinya.

"Pagi, Sayang." sapa Libra sambil terkekeh.

"Pagi," Jupiter menambahkan sambil tersenyum. Mengacak rambut Phoenix setelah gadis itu menyalim tangannya.

Phoenix segera duduk di kursinya dan menerima piring yang disusun lauk dan nasi goreng oleh Libra.

"Jam berapa tadi malam Mama sama Papa nyampe?" tanya Phoenix sambil memotong telur ceplok.

"Udah malam, sekitar jam sepuluh atau jam sebelas ya, Pa?"

"Iya. Kamu sama Atlas sudah tidur." Jupiter membenarkan.

Obrolan mereka berhenti, Atlas datang bergabung. Laki-laki itu juga sudah rapi siap pergi ke sekolah.

Sama seperti Libra dan Jupiter. Keduanya juga sudah rapi, setelah sarapan keempatnya langsung sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Mau makan apa, Sayang?" tanya Libra pada Atlas. Menu sarapan mereka ada nasi goreng dan roti.

"Nasi goreng," jawab Atlas di samping Phoenix.

Libra segera menyendokkan nasi goreng ke piring dan menyusun lauk seperti halnya pada Phoenix. Menyerahkan pada Atlas yang sudah dia anggap seperti putra sendiri.

Awalnya Atlas merasa kurang nyaman dengan perlakuan manis Libra. Dia mandiri, tetapi Libra memperlakukannya dan Phoenix seperti anak kecil. Bukan hanya menyusun makanan di piring, wanita itu juga rajin mengupas buah untuk dimakan bersama-sama.

Dia juga tidak segan-segan mengantar ke kamar anak-anak. Ketika Phoenix dan Atlas belajar atau bersantai di kamar masing-masing. Libra mengetuk pintu dan membawakan makanan.

Tidak ada yang salah. Libra memang sangat pengertian dan keibuan. Dia juga jago masak, kalau ada waktu senggang sering mengolah makanan.

Tetapi selanjutnya pasti akan jarang. Karena Libra ikut Jupiter kerja. Sebagaimana yang diketahui Atlas selama ini, Jupiter sering lembur dan pulang malam.

"Hati-hati ya, Sayang." Sekali lagi Libra menunjukkan perhatiannya. Saat pamitan di teras rumah, mengecup dan memeluk Phoenix sayang.

Atlas memang tak dipeluk. Tetapi Libra tersenyum sambil mengusap-usap lengannya. Atlas menyalim Libra dan Atlas. Hal yang tidak pernah dia lakukan pada Jupiter sebelum kedatangan Libra dan Phoenix. Sekarang dia melakukannya setiap kali pamitan.

Phoenix melambaikan tangan, dia dan Atlas berangkat bersama. Sedangkan Libra dan Jupiter di belakang.

"Mama sama Papa juga hati-hati ya."

"Iya, sayang,"

Setelah keluar dari pekarangan rumah. Di mobil Atlas langsung hening. Phoenix melirik Atlas diam-diam. Apakah laki-laki itu masih sama seperti kemarin?

Atlas fokus dengan setirnya. Berhenti di lampu merah dan melaju setelah berganti warna. Menyalip di antara kendaraan sampai keduanya masuk pekarangan sekolah.

"Masih sakit?"

Phoenix menoleh kemudian mengangguk. Atlas mencari tempat parkir lalu setelah mendapatkannya dia meraih pipi gadis itu.

STEP BROTHER  [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang