Pijatan Maut Rangga

2K 39 1
                                    

"Uuhng" Dimas melenguh sambil meregangkan badannya. Kesibukannya beberapa bulan ini memang menyita waktu yang cukup banyak sampai dia tidak sempat beristirahat dengan benar. Kesibukan Dimas sebagai pelajar kelas 12 memang cukup banyak, mulai dari ketua kelas, anggota ekskul basket, dan anggota OSIS. Kegiatannya setelah sekolah pun cukup padat karena dia ikut bimbel, komunitas bahasa, dan berolahraga di gym. Dimas memang siswa yang cukup aktif dan senang bergaul jadi memang sedari awal dia tertarik untuk mengikuti berbagai kegiatan.

Untungnya karena sebentar lagi semester dua akan dimulai dia sudah melepaskan tanggung jawabnya sebagai anggota ekskul basket dan serah terima jabatan kepada anggota OSIS yang baru. Dia juga berencana untuk vakum sementara waktu dari komunitas bahasanya untuk fokus belajar UN. "Hmm, agak bingung juga ya kalo banyak waktu kosong gini" Ucapnya sambil membolak balik planner-nya. "Ya kali isinya belajar doang, eneg juga kali" gumamnya dan berputar-putar di kursi belajarnya.

Saat kursinya berhenti berputar dan menghadap cermin yang tadinya ada di belakangnya dia tersenyum. Saat ini memang Dimas tidak mengenakan pakaian apapun selain boxer brief hitam yang dengan erat memeluk pinggangnya. Sambil tersenyum dia mencoba flexing otot lengannya dan merasa bangga akan hasil olahraganya selama ini.

Tubuh Dimas memang cukup bagus dan terbentuk setelah hampir tiga tahun berolahraga rutin di gym. Ayah dan kakaknya yang juga aktif berolahraga mampu memberikan pointer dan tips yang membantu olahraganya cukup efektif. Dia berdiri dan mulai berpose di depan cermin mencoba menunjukkan hasil usahanya selama ini. Selain otot lengan yang cukup besar dan otot perut yang sedikit terlihat aset lain tubuh Dimas ada pada bagian kaki dan dadanya.

Sepasang kaki dengan paha yang kokoh dan tebal dipadukan dengan bokong yang besar, bulat, dan sintal sering mencuri perhatian baik pria dan wanita ketika dia berjalan. Apalagi ketika dia mengenakan celana seragam abu-abu yang membungkus bokongnya dengan agak ketat. Dadanya yang bidang, tebal, dan kenyal mampu mencuri lirikan orang-orang yang melihatnya. Terutama saat dia jogging atau lompat tali dengan baju olahraganya yang cukup ketat, dadanya yang montok bergoyang naik turun sangat menggugah hasrat bagi banyak orang.

Masih berdiri di depan cermin, tiba-tiba HP miliknya bergetar menandakan pesan masuk melalui Whatsapp. Membuka HP-nya dan muncul pesan singkat 'Mas, sy 20 mnit lg smp y' dari seseorang bernama Rangga. Rangga adalah tukang pijat yang dipesannya minggu lalu. Selama dua minggu ini badan Dimas memang terasa pegal dan tegang karena kurang beristirahat dengan baik. "Mandi dulu deh mumpung sempet" Ucapnya setelah mengirimkan balasan kepada Rangga dan berjalan ke kamar mandi.

Melepaskan boxer brief-nya dan menyalakan shower dia berdiri beberapa menit sambil menunggu air hangatnya menyala. Ketika air hangat mulai menyentuh tubuhnya Dimas melenguh kecil dengan sensasi relaxing yang mengurangi rasa nyeri di tubuhnya. Dengan sabun cair di tangannya dia mulai mengusap perlahan seluruh tubuhnya. "Aaahh.." Dimas sekali lagi mengeluarkan lenguhan kenikmatan kecil ketika tangannya menyentuh titik sensitif di tubuhnya.

Memang karena kesibukannya sudah sebulan Dimas belum mengeluarkan pejuhnya. Libido remajanya yang selalu menggebu-gebu ditambah sudah sebulan tidak menuntaskan hasratnya membuat tubuh Dimas lebih sensitif dan mudah bergairah dibanding biasanya. "Huff.. Aahh... fuck" suara Dimas kembali menggema di kamar mandi ketika tangan kanannya terus mengusap kepala kontolnya dan tangan kirinya memainkan putingnya. Puting Dimas memang cukup sensitif dan dengan mudah membangkitkan libido miliknya dengan sedikit sentuhan. Sedikit terengah-engah Dimas melihat ke bawah sambil terus memainkan kontolnya, pemandangan tangannya yang naik turun sambil menggenggam kontolnya selalu memberikan kenikmatan tambahan ketika Dimas bermain dengan kejantanannya.

Tiba-tiba dia berhenti dan menarik nafas "Nanti malem aja, we have a guest today". Sekali lagi dia menghela nafas panjang kemudian mematikan shower dan keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan badannya. Ketika sedang memakai kembali pakaiannya tiba-tiba HP Dimas kembali bergetar dan menunjukkan pesan singkat 'Mas, saya udh di depan kost-an y'. Sambil mengenakan tank top hitam yang agak ketat dan celana pendek, Dimas bergegas keluar kamar untuk menyambut tamunya.

Dimas & RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang