Berbeda dengan Syaina yang tubuhnya kuat untuk berlari bahkan bisa bertahan dari terjangan tsunami hahaha...<kidding _^^_>

"Udah ah!! gue capek Na, tau mental gue yang kritis gini lo ajak lari-larian mau buat gue mati muda apa?" Omel Mila dengan berkacak pinggang pada Syaina yang setelah itu tangan nya menyambar benda setan gepeng di sofa.

Sedangkan si gadis yang tadi sibuk tertawa sekarang sudah berbaring di karpet bulu dia hanya tersenyum memperlihatkan gigi rapinya sesaat kemudian tiba-tiba pandangan yang tadi ke arah Mila teralihkan pada sebuah suara dari ponsel yang bergetar di atas nakas. Gadis itu beranjak duduk dan mengambil benda pintar tersebut lalu memencet tombol hijau.

"Halo, Abi? Asalamualaikum?"

........

"Baik! Alhamdulillah, Abi juga gimana?"

.........

"Iya,maaf Abi, tadi Syaina masih ada kelas jadi gak tau kalo Abi nelpon! ini barusan mau Syaina telpon. Eh! Abi malah udah duluan" Jawab Syaina cengengesan.

.........

Percakapan antara ayah dan anak itu berlangsung lama, sehingga membuat Mila bosan. Sedangkan dia sedari tadi hanya mengotak-atik ponselnya sembarang juga tak lama kemudian otak cerdas nya mengingat sebuah ide cemerlang.

Gadis dengan pakaian putih bercorak itu memasuki dapur dan mencari-cari sesuatu ,mencari bahan simple sesuai apa yang sempat dia lihat tadi di ponselnya,akhirnya setelah semua dapat barulah gadis itu mulai memakai celemek dan berkutat dengan benda- bendanya.

Entah kenapa tiba-tiba terbesit ingin memakan sesuatu yang sudah lama membuat rasa penasaran nya muncul,apa lagi tadi sempat lewat lagi di beranda benda pintarnya ketika dia sedang asyik men-scroll.
Masing-masing dari mereka berdua tampak sibuk dengan dunianya sendiri.

***

Di ruang tengah sudah 1jam lebih Syaina menelpon Abi nya, terlihat dari raut wajah itu yang kusut seperti belum di setrika,tapi tak lama kemudian sebuah senyuman mengembang di wajah cantiknya.

"Iya Abi! Pasti Syaina bakal lulus! Biar Ummah seneng disana. Abi juga sehat selalu ya, jangan terlalu sibuk dan banyak pikiran, seenggaknya pikirin Syaina aja hehe" Canda gadis yang masih bertelepon itu.

........

"Iya kok bi, Bang Zai, Bang Rey, sama Bang Ari juga selalu semangat-in Syaina lewat telpon,terkadang mereka kesini jenguk Syaina,dan juga selalu kasih Syaina uang! Pokoknya Abi tenang aja dan enggak usah khawatir , doain Syaina aja biar bisa cepat lulus dan banggain Abi sama Ummah.." Ucap Syaina dengan menahan air matanya.

........

"Okey! wa'alaikumsalam Abi."

Tutt,sambungan pun terputus.

Usai menelepon gadis itu segera mengelap air matanya yang sudah jatuh dipipi dengan tisu, sambil menetralkan pikiran sebentar kepalanya celingak-celinguk mencari keberadaan si sahabat satu tadi.

"Loh? pergi kemana tu anak?" gumamnya saat baru bangun dari baringannya yang tiba-tiba terdengar sebuah suara

"BRUAKK......!!"

"Astoge......!!! apa'an tuh?" Kagetnya sebentar sambil menoleh kan kepala ke arah ruangan yang menjadi asal muncul nya suara itu

Gadis itu kemudian melangkahkan kaki kala mendengar sesuatu yang jatuh, tapi secara otomatis kakinya terhenti saat mendengar suara senandungan yang sangat jelas dari dalam dapur nya.

THE PAST REPEATING IT SELF  [ON GOING]Where stories live. Discover now