Chapter 2

1.6K 201 27
                                    

Happy Reading!
≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫≪ °❈° ≫

Dalam perjalan pulang Zhan terus menatap keluar jendela mobil sampai tiba-tiba ponselnya berdering. Zhan melihat nama pemanggil, itu adalah ibunya. Zhan pun mengangkat panggilan segara.

"Hallo ibu," sapa Zhan.

"Bagaimana keadaan anakmu? Baik-baik saja kan? Ingat jangan sampai kau kehilangan anak itu, dia adalah pewaris keluarga Wang dan Xiao. Dia sangat berharga!" tukas ibunya.

Zhan tersenyum getir bahkan ibunya tidak menanyakan keadaan dirinya terlebih dahulu. Yang dia pikirkan hanyalah pewaris dan harta. Dia sudah dibutakan oleh harta.

"Dia baik-baik saja, aku sudah menjaganya. Aku juga sangat menyayanginya," balas Zhan.

"Bagus. Satu lagi, jika Yibo ingin menceraikanmu paksa dia agar tidak melakukannya. Jangan pernah coba-coba cerai darinya!"

Kini air mata Zhan tidak bisa lagi ditahan, ia mengeluarkannya begitu saja. "Ibu, aku punya prinsip, nikah sekali seumur hidup matipun sekali. Jadi ibu jangan khawatir aku akan memutuskan hubungan dengan Yibo, karena itu tidak akan pernah terjadi. Aku akan mempertahan hubungan kami hingga Tuhanlah yang memisahkan kami," ujar Zhan.

"Bagus, kalau begitu sudah dulu. Aku masih banyak pekerjaan."

Lalu sambungan telepon terputus sepihak sebelum Zhan mengucapkan penutup. Ia hanya bisa menghela nafasnya panjang. Tidak lama ponsel Zhan kembali berdering, matanya melihat siapa pemanggil kali ini. Dan ternyata itu adalah ibu Wang Yibo.

"Hallo, bu."

"Ah Zhan, aku dengar kau kembali periksa ke dokter. Apakah semuanya baik-baik saja? Kau juga sehatkan?"

"Kami baik-baik saja, bu. Kata dokter bayinya sehat," jawab Zhan tersenyum tulus.

"Syukurlah, aku mencemaskanmu dan cucuku. Aku juga mendapatkan informasi jika kehamilan pada pria itu sangat berisiko, aku harap kau baik-baik saja dan selalu sehat." Terdengar jelas nadanya yang begitu cemas dan khawatir terhadap Zhan.

"Aku tidak apa-apa bu, ibu tenang saja."

"Lalu bagaimana hubunganmu dengan Yibo? Dia tidak menyusahkan mu, kan?" tanyanya lagi.

Zhan terdiam sejenak. "Tidak bu, dia terlalu sibuk dengan pekerjanya dan pulang selalu larut malam," jawab Zhan lancar.

"Astaga anak itu, sudah tau istrinya sedang hamil malah bekerja hingga larut. Kamu tenang saja Zhan, ibu akan menghukumnya dan mengatakan agar tidak bekerja hingga larut."

"Haha, iya bu. Terima kasih,"

"Kalau begitu sudah dulu ya. Ibu harus memandikan Xixi dulu," ucapnya. Xixi adalah kucing peliharaan ibu Yibo.

"Baik bu, sampai jumpa."

"Mn,"

Lalu sambungan pun terputus oleh kedua pihak. Zhan meletakan ponselnya disaku baju lalu matanya kembali menatap keluar. "Ah, paman kita ke toko es krim dulu."

"Baik tuan."

Kini Zhan berhenti di toko es krim Mixue, ia masuk kedalam toko itu dan memesan es krim rasa vanila satu.

Kringgg......

Sebuah pintu berbunyi ketika pelanggan masuk. Mata Zhan terbelalak melihat Yibo bersama Cheng Xiao-kekasih Yibo sejak SMA itu masuk kedalam toko es krim juga.

Ketika Aku Memilih Pergi [END]✓Where stories live. Discover now