Dinner

148 7 0
                                    


"Terlalu terbuka gak sih Je?" Kata Azura saat dirinya menatap ke arah cermin.

Malam ini, seperti yang di janjikan Erga kepadanya bahwa ia akan pergi night Dinner di suatu tempat terkenal di Jakarta.
Di mana itu khusus untuk tempat-tempat dinner formal saja, maka dari itu. Malam ini Azura benar-benar memakai dress formal namun sedikit agak terbuka.

Maksudnya dengan rok yang sedikit membelah hingga melihatkan jenjang paha putih mulusnya di sertai satu tali di tangan kiri dan tangannya sehingga ia terlihat tampak cantik menawan dan seksi di mana kedua dadanya yang berisi itu sedikit menonjol terlihat.

















"No Ra! Astaga Lo keliatan pecah banget malam ini!" Ucap Jeje antusias.

"Tapi kan ini terlalu terbuka, maksud gue Lo gak liat tetek gue ke mana-mana?"

"Ya Tuhan Ra," ucap Jeje jengah. Gemas sendiri sama sahabatnya ini, kek gak pernah sadar kalau dirinya itu secakep ini.

"Udah sih, gak usah mikir ke mana-mana, just enjoy your dinner. Karena ini masih hari ulangtahun Lo,"

"Tapi ini kalau Bunda sama Ayah tau gue bisa di bantai tau," Katanya lagi.

Jeje berkacak pinggang, "Tante Tamara sama Om Bimo udah balik ke Sukabumi tadi sore dan dia bakal balik lagi pas malam tahun baru sekalian jemput gue nanti,"

"Apa lagi yang Lo takutin?"

"Alaska?"

"Alaska gak se-kaku nyokap bokap Lo apalagi dia dari awal tahu kalau Tante Fitri ngasih ini dress ke elo,"

Langkah Jeje mendekat, sedikit membenarkan rambut panjang nan hitam milik Azura, "Udah lah Ra, jangan mikir ke mana-mana, ini hari di mana Lo menginjak umur tujuh belas tahun. Dan juga Lo bakal ngerasaiin sisi liar orang-orang kota di mana gak bakal Lo dapetin di Sukabumi,"

"Tapi ini Indonesia, bukan Amerika,"

Lagi dan lagi Jeje menarik nafas panjang dengan rasa kesal di dalam dirinya, "CK! Emang bener ni bocah. Dah ayo turun, gue yakin Erga udah nunggu Lo di bawah. Terlebih dari tadi Alaska udah bolak-balik ketuk pintu buat mastiin kapan Lo kelar,"

Azura sedikit mengerucutkan bibirnya, ia menggerutu pelan saat Jeje menarik tangannya pelan.
Dirinya agak sedikit susah payah untuk berjalan di atas high heels yang dirinya gunakan, tapi apa daya gak etis dan gak masuk akal kalau Azura harus memakai sneaker di mana itu udah keluar dari outfit malam ini.

Dengan langkah pelan, di bantu oleh Jeje saat menuruni anak tangga.
Semua sorot mata di ruang tengah, menatap menuju ke arah Azura yang terlihat canggung dan malu.
Ada Alaska, Seth, Felix dan juga Erga yang tengah memakai outfit formal yang senada dengan dirinya. Bahkan saat sorot mata Azura bertemu beberapa detik dengan Erga, rasanya detak jantung Azura berdetak kencang melihat ketampanan Erga yang dua kali lebih lipat dari biasanya.
Bisa gila Azura rasanya kalau di hadapkan dengan Erga yang model begini.
Sedangkan Felix yang tadi tengah bermain dengan ponsel miliknya, ia menatap Azura lekat. Tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis itu sama sekali.

Azura malam ini, benar-benar luar biasa. Maksudnya dia benar-benar tumbuh jadi gadis yang cantik sebagaimana ia tahu bahwa sejak kecil Azura tidak ada istimewa sama sekali di sana.
Namun tampaknya Felix sedikit tidak sengaja saat pandangannya jatuh ke arah gundukan padat di dalam dadanya yang sedikit agak terlihat. Dengan Cepat Felix mengalihkan pandangannya, nafasnya tersengal melihat pemandangan itu, milik Azura benar-benar di luar dugaannya. Apa karena Felix tidak pernah memperhatikan? Entah, tapi yang pasti ia sedikit terkejut dengan perubahan total pada gadis Cupi yang ia kenal saat dirinya berusia 5 tahun.

AZURA (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang