Apa dalam pernikahan anak-anak harus selalu jadi korban?

215 11 2
                                    

Setiap kali pertengkaran terjadi para orang tua kebanyakan selalu melakukannya di hadapan anak-anak. Mereka tak ambil pusing dengan keadaan psikologis anak, mereka terus mengatakan hal-hal yang kasar dan membuat suara-suara gaduh.

Tanpa mereka ketahui, anak-anak yang bersembunyi di dalam kamar mereka, di bawah selimut mereka, menyembunyikan wajah mereka di bawah bantal menangis tak karuan karena mendengar perdebatan sang orang tua.

Pahamkah para orang tua, bahkan saat ayah dan ibu saling acting untuk bersikap sebiasa mungkin pun sebenarnya anak-anak tau itu.

Hal itulah yang sering membuat para anak-anak trauma, terutama anak perempuan. Mereka punya rasa taku membina hubungan rumah tangga, karena mereka tak mau selalu bertengkar seperti orang tua mereka. Mereka takut setiap kali melihat teriakan sang ayah dan air mata sang ibu. Para anak perempuan takut hal itu juga akan menimpa hubungannya kelak dengan suaminya.

sesepele itu ternyata? Iya, sepele memang. Wajar memang dalam biduk rumah tangga selalu ada pertengkaran tapi apakah para orang tua tak mau mengerti kalau anak-anak mereka membutuhkan keadaan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan?, sadarkah parah ayah dan ibu, kalau anak-anak mereka begitu ketakutan setiap kali mereka selalu bersikap dingin dan saling diam satu sama lain?...

Marriage and WoundWhere stories live. Discover now