32. Still Virgin

1.3K 233 62
                                    

Sejak awal Lamia sudah curiga saat Bertha merubah aroma essence untuk mandinya. Bahkan gadis itu menaburkan mawar merah dalam bathup Lamia. Bertha juga mendadani Lamia jauh lebih cantik dibanding sebelumnya padahal ini malam hari. Bertha bilang ada acara spesial yang harus dihadiri Lamia.

Nyatanya acara spesial yang dikatakan Bertha adalah awal malapetaka untuk Lamia. Mungkin untuk Xenon juga. Lamia diantarkan ke kamar tidur Xenon tanpa mengetahui apa-apa. Sesampainya di kamar itu barulah Lamia tahu tujuannya.

Malam pertama bagi pengantin baru.

Sungguh, Lamia ingin lari dari kamar itu. Tapi sepertinya semua ini sudah direncanakan dengan matang, malam ini puluhan pengawal berdiri mengawasi di sekitaran pintu kamar Xenon. Ini gila.

Putra Mahkota yang selalu tampak dingin itu terlihat lebih tampan malam ini. Lamia tidak bisa memungkiri, bahkan aroma tubuhnya tercium dalam jarak 5 meter. Sepertinya dia juga dijebak sama seperti yang dilakukan Bertha pada Lamia.

Mereka menghabiskan 2 menit saling tatap dengan kaku. Barulah Xenon bicara.

"Seperti kesepakatan awal kita, tidak akan ada bayi dalam pernikahan ini. Ingat! Pernikahan ini pura-pura."

Lamia langsung menghela napas lega setelah ketegangan yang terjadi. Dia tidak bisa membayangkan tubuhnya yang berharga harus diserahkan pada laki-laki kasar seperti Xenon. Minimal dia keluar dari kamar ini dengan luka lebam besok pagi. Atau mungkin bisa jadi dia kesulitan berjalan. Ah, Lamia tidak akan rela tubuhnya di sentuh laki-laki seperti Xenon. Dia harus mempertahankan gelar untouchable girl.

"Kenapa? Kamu memikirkan hal yang tidak-tidak?" selidik Xenon karena sejak tadi Lamia melamun.

"Big No, ouwh, aku bahkan nggak bisa bayangin. Amit-amit," Lamia memeluk dirinya sendiri dan menatap Xenon dengan jijik.

"Aku tidak akan sudi menyentuh wanita tidak berguna sepertimu," cibir Xenon.

Sekali lagi Lamia menghela napas dengan berat. Sepertinya malam ini akan terasa berat untuk dilalui. Lamia harus menyetok kesabarannya karena harus mendengar umpatan dari lidah tajam Xenon.

"Cukup pura-pura sudah melakukannya dan kamu keluar besok pagi."

Lamia tidak begitu menanggapinya, tapi dia berjalan mendekati Xenon membuat laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya.

"Untukmu," kata Lamia sambil memberikan sekotak kado berwarna merah dengan pita emas.

"Hadiah pernikahan kita," jelas Lamia.

Xenon penasaran dengan isinya, bukan berarti dia mau menerimanya. Tapi tangannya tergerak untuk membuka kotak itu dengan kasar.

Dan napasnya langsung memburu saat melihat isinya. Ketika melihat wajah pemberinya, Xenon jadi paham, perempuan ini mengerjainya. Terbukti dari senyum kemenangan Lamia.

Dalam kotak itu berisi lukisan wajah Xenon. Wajah itu memang selalu terlihat tampan dari berbagai sudut. Yang membuat Xenon naik pitam adalah warna merah pada matanya.

"Apa maksudmu melukisku seperti ini!?" bentak Xenon.

"Sttt, pelankan suaramu, diluar ada puluhan pengawal yang berjaga," Lamia mulai mempermainkan Xenon.

"Lagipula, aku melukisnya dengan benar, kan? Kamu memang memiliki mata merah, kan?"

"Keparat!" Xenon hampir melempar lukisan itu, tapi Lamia mencegahnya.

"Eits, coba belajar menghargai pemberian orang."

"Seharusnya kamu bangga, seumur hidup aku hanya melukis pemandangan dan objek mati. Kamu orang pertama yang aku lukis."

Infinity HeartOù les histoires vivent. Découvrez maintenant