Chapter 1'Pulau Dawn

1.5K 153 160
                                    

Tahun demi tahun berlalu, kini aku sudah berumur 7 tahun dan Ace 10 tahun

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Tahun demi tahun berlalu, kini aku sudah berumur 7 tahun dan Ace 10 tahun.

Saat Ace masih berumur 3 tahun ia menemukanku terdampar di pantai, Ace berkata jika dia tahu namaku karena di kain yang menutupi tubuhku terlulis nama [Name] disana.

Setelah itu Ace membawaku ke rumah Dadan. Hingga akhirnya Aku hidup bersama mereka, dan saat ini yang Aku ingat dari alur One Piece, Luffy masih belum bertemu dengan Ace.

Dalam waktu 7 tahun, begitu banyak yang aku lalui. Salah satunya ketika Aku menyadari jika Aku bisa mengendalikan elemen air.

Jujur, Aku juga tidak tahu bagaimana Aku bisa mengendalikan elemen dasar yang begitu penting di kehidupan ini.

Yang mengetahui kekuatan unik milikku hanya Ace, Sabo, keluarga Dadan, dan Kakek— maksudku Garp. Meskipun sedikit aneh karena ketika Garp mengetahui kekuatan unikku raut wajahnya langsung terlihat cemas.

"Jangan pernah memperlihatkan kekuatanmu pada siapapun, terutama bajak laut. Ingat ini, [Name]."

Hanya itu kata yang ia ucapkan, sangat membingungkan. Memangnya apa arti kekuatan ini? Bukankah ini hanya sedikit unik karena Aku bisa mengendalikannya.

Dan sejak hari itu Aku tidak di perbolehkan oleh Garp untuk turun dari gunung, sialan sekali emang kakek tua itu.

Padahal sebelum dia mengetahui kekuatan unikku dia selalu mengajakku ke desa untuk bermain bersama Luffy, menjengkelkan.

Rasanya seakan aku sedang disembunyikan dari dunia luar, terkurung. Jadi ini yang di rasakan Eren.

Tapi untuk kali ini, bodo amat dengan larangan itu, aku harus ke Desa Foosha untuk bertemu dengan Akagami no Shanks. Yeah, asalkan Ace tidak mengetahuinya sepertinya itu tidak akan menimbulkan masalah.

Aku berjalan ke bar milik Makino. Saat Aku membuka pintu terlihat bar masih sepi, tapi terdapat sosok pemikik ber di sana.

"Selamat data— [Name]-Chan! Lama tak berjumpa!" Seru Makino.

Aku berlari ke arahnya sambil memeluknya, "Makino!" Panggilku.

Dapat ku rasakan Makino pun membalas pelukanku, dan tak berselang lama kami pun menyudahi pelukan hangat itu.

Makino menekuk lututnya dan menyamai tingginya denganku, "Kau datang bersama siapa?" Tanya Makino.

"Sendiri." Jawabku.

Mendengar jawabanku terlihat kini raut wajah Makino menjadi khawatir, "Apa kau tidak apa-apa?" Tanyanya.

Aku tersenyum, "Aku baik-baik saja! Lagian, sekarang aku sudah kuat!" Jawabku.

Astaga, jawaban macam apa itu... Seperti bocah pada umumnya.

Makino terkekeh lalu ia mengelus kepalaku, "Baiklah." Ucapnya.

TRUTHWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu