Prolog

83 7 0
                                    

Tangan mungil putih tersebut ia genggam erat, tangan tersebut terasa sangat dingin. Ringisan takut dan khawatir terdengar di telinganya, dapat ia lihat wajah yang selama ini ia kagumi terlihat pucat dan takut. Yang hanya bisa ia lakukan hanyalah memberi kecupan pada kening dan tangan milik kesayangannya tersebut. 

"Kamu bisa sayang, aku bakalan selalu nemenin kamu, tenang ya." Ucapnya, Cha Junho yang tengah menanti hadirnya sang buah hati mereka. 

Ini pertama bagi Junho, menemani istrinya yang sedang menunggu panggilan untuk pergi ke ruang operasi, menunggu tangisan dari bayi yang selama sembilan bulan ini menjadikan perut istrinya sebagai tempatnya berlindung dan mencari kenyamanan. 

Ia mengusap lalu mencium perut milik kesayangannya tersebut sebelum operasinya dimulai, ia dapat merasakan gejolak bahagia dari anaknya yang akan segera bertemu dengan kedua orang tuanya dan merasakan kasih sayang keduanya secara nyata, tidak hanya melalui perantara perut dari sang ibu. 

"Anak ayah dan pabun, jagoan ayah dan pabun, sebentar lagi kamu ketemu kami, Nak. Ayah dan Pabun selalu nungguin kamu hadir, Nak. Ayah dan Pabun sayang banget sama kamu, Nak." 

Eunsang mengulas senyumnya tipis, setetes air matanya mengalir begitu saja dengan genggaman dari suaminya yang semakin mengerat. 


Tangisan bayi tersebut memenuhi ruangan operasi, saat ini juga Eunsang dan Junho tidak dapat membendung tangisan mereka. Penantian mereka sembilan bulan, hari ini akhirnya mereka resmi menjadi orang tua dari anak mereka ini yang sangat mereka nanti untuk hadir di tengah-tengah mereka. 

Untuk pertama kalinya Junho menggendong bayi mungil tersebut, dengan matanya yang masih belum terbuka, tubuhnya yang masih memerah, kulit-kulitnya yang masih lembut, rambut tipis milik anaknya tersebut membuat tangan Eunsang gatal untuk menyentuhnya. 

"Makasih udah hadir di tengah-tengah kita, Cha Yejun."  

"Makasih udah berjuang untuk anak pertama kita, Eunsang." 

"Makasih untuk Tuhan yang sudah memberikan dua malaikat terbaik." 

Junho mencium kedua malaikatnya secara bergantian, ia mengucapkan rasa syukurnya yang tak terhingga. Dihadiri dua malaikat terindah, Junho merasa menjadi orang yang sangat beruntung di antara semua lelaki di dunia ini. Begitu pun dengan Eunsang, bahagianya ketika dapat merasakan pergerakan anaknya secara nyata, melihat anaknya lahir dengan utuh dan sehat seperti sekarang, serta dapat mendengar deru nafas sang anak tidak hanya melalui mesin elektronik. 

Cha Yejun, dengan kelahiranmu di dunia ini, di sini awal untuk perjalananmu, Nak. 



YEYSSS LET'S CONTINUE TO FIRST CHAPTER AND MEET OUR MAIN CHARACTER WHICH IS KELUARGA SEGITIGA BESERTA KEGEMASAN DARI BOCAH YEJUNN!! 



Keluarga SegitigaWhere stories live. Discover now