Chapter 2

33 4 0
                                    

"Ayah, liburan, yuk." Ajak sih kecil menghampiri ayahnya yang sedang duduk di dapur sambil menunggu sang istri selesai memasak.

Junho tersenyum, ia membawa Yejun untuk duduk ke atas meja makan. "Tanya Pabun sana."

"Pabun, ayo liburan. Lexie temennya Yejun mau liburan ke Bali sama Papa dan Bubunya. Kita juga liburan ya, Pabun?" Ajak Yejun menunjukkan wajah memelasnya.

Kebiasaan, batin Junho.

Eunsang meletakkan masakannya di atas meja kemudian menatap Yejun dengan postur yang berpikir. "Heum, mau gak ya?"

"Ayo dong Pabun, kan nanti aku libur juga, boleh ya?"

Eunsang mengangguk, "Iya sayang, kita liburan. Tapi waktu Yejun juga udah libur sekolah, okay sayang?"

Yejun mengangguk, "Okay!" Balas sih kecil membuat orang tuanya tertawa pelan.


"Beneran mau liburan?" Tanya Junho melirik Eunsang yang baru saja selesai menidurkan Yejun.

Eunsang mendekat ke arah Junho yang sedang menonton televisi. "Udah lama juga kan gak liburan, kasian Yejun kalau harus di rumah terus setiap liburan." Jawabnya.

Junho menggenggam tangan Eunsang yang sudah mulai terasa kasar karena sering mengerjakan pekerjaan rumah.

"Tapi kamu jangan kecapean, ya? Nanti yang cuci piring biar aku aja, sapu dan pel rumah juga aku aja. Kamu cuci baju aja, masak dan urus Yejun."

Eunsang menatap sang suami tak setuju. "Gak! Kalo cuci baju kan udah ada mesinnya, jadi aku gak kerja apa-apa dong. Jun, kerjaan kamu ya cari duit, kamu gak usah pikirin kerjaan rumah."

"Sayang, kalau kayak gini terus bisa-bisa kamu drop lagi. Aku gak mau kamu sakit, kamu mending nurut sama aku deh. Ini demi kebaikan kamu juga." Balas Junho.

Eunsang melunak, ia tersenyum menatap sang suami. "Makasih ya, Ayah. Aku gak ngebayangin gimana kalau waktu itu aku gak nikah sama kamu."

Junho mencium pipi Eunsang, "Makasih juga udah mau nerima aku, makasih udah gak ragu sama diri kamu sendiri, Pabun."

Eunsang tersenyum, ia memeluk Junho dan menyenderkan kepalanya di pundak sang suami. Rasanya cukup lama tidak seperti ini. Biasanya jika pulang kerja, suaminya akan dimonopoli oleh sang anak atau malah dimonopoli oleh pekerjaan kantoran.

"Maaf ya aku terlalu sibuk sama kerjaan, sampai aku lupa perhatiin kamu. Aku jadi gak ngtreat kamu kayak kita pacaran dulu."

"Aku masih berasa ditreat baik kok sama kamu. Kamu suka sempetin waktu buat makan di rumah aja aku seneng banget. Kamu gak berpaling dengan di luaran sana. Aku beruntung banget punya kamu."

"Aku harusnya lebih beruntung, Sang. I love you."

"I love you too, Ayah."

***

"CHA YEJUN, CHA JUNHO! ASTAGA SAMA AJA YA KALIAN TUH."

Eunsang membuka pintu kamar Yejun. Ia menarik selimut yang menutupi tubuh ayah dan anak itu.

"Yejun, Ayah, bangun. Ini lagi Ayah disuruh bangunin Yejun malah tidur lagi di sini. Sama aja kalian tuh ya."

Masih tidak ada yang berubah, dua orang itu bahkan tidak bergerak. Beneran bikin Eunsang darah tinggi setiap pagi ini.

"Yejun, hari ini kamu ada kegiatan olahraga. Ayah, katanya hari ini ada rapat penting?"

Kompak, anak dan ayah itu langsung membuka mata mereka. Yejun segera mengambil handuknya, sedangkan Junho masih bisa curi-curi pipi Eunsang untuk dicium sebelum ia bersiap di kamar mereka.

Keluarga SegitigaWhere stories live. Discover now