BAB 7 : Hyunjin Yang Sebenarnya

109 21 1
                                    

(n). Kata kasar, tidak pantas di tiru!

Happy reading!

"Tupai!"

Jisung menoleh begitu nama julukannya di sebut, begitu ia berbalik, ia melihat Minho yang tengah terduduk di atas motornya pada area parkiran sekolah.

Ia menghampiri Minho saat pria Lee itu mengode untuk mendekat.

"Lo ngapain di sini?"

Minho tersenyum, "abis nganterin bocil gue lah."

"Emang gak ada kelas pagi?"

Minho menggeleng, "ntar sih agak siangan."

"Yaudah dah gue masuk dulu ya."

Saat Jisung hendak melangkah, pergelangan tangannya di tahan oleh Minho. Jisung kembali menoleh, mengangkat sebelas alisnya.

"Kenapa lagi kak?"

"Jagain bocil gue ya."

Jisung menepis tangan Minho, "elah gue kira apa, ya pasti gue jagain lah."

Minho tertawa kemudian mengangguk, "iye dah, nanti bilangin suruh telpon gue aja kalo si bocil mau balik."

"Sumpah, kak. Gak cuman perasaan, tapi beneran lo demen ngaret. Gak usah inisiatif begitu, Felix masih bisa ngerepotin Seungmin atau gue, dah sono lu balik!"

Minho menunjukan wajah cerianya, "nah ini yang pengen gue denger, ntar sore gue mau ajak anak-anak gue kencan. Jadi gue titip si bocil ya, Sung!" Setelahnya Minho buru-buru mengenakan helm nya dan menjalankan motor, meninggalkan pekarangan sekolah.

Jisung melongo, kenapa kakak sahabatnya itu suka menimbulkan emosi.

"Untung bukan kakak gue, sih."

..
..
..

"Felix, ini letakan sini dulu saja, makasih ya nak."

Felix meletakan tumpukan buku tugas dari para siswa di meja Guru Kim. Usai membungkuk, ia membalikan tubuhnya untuk segera keluar dari ruang guru tersebut. Namun belum ada dua langkah ia berjalan, gumaman Guru Kim membuat Felix menghentikan langkahnya.

"Lagi-lagi Hyunjin nggak selesain." Terdengar helaan nafas dari guru Kim.

Felix berbalik, menatap Guru Kim yang tengah memperhatikan buku milik Hyunjin.

"Bu, Hyunjin nggak ngerjain ya?"

Guru Kim mendongak, ia menatap Felix kemudian mengangguk pasrah, "padahal dulu Hyunjin nggak separah ini."

Felix menambah langkah untuk mendekat pada meja guru Kim, "kalo boleh tau, Hyunjin dulu gimana?"

"Dulu dia emang gak seceria sekarang, tapi dulu dia bener-bener orang yang rajin. Walaupun nilainya nggak terlalu bagus, tapi kalo di tingkatkan sampai sekarang mungkin sudah mensetarai kamu, Felix."

Felix mengangguk, "apa yang buat Hyunjin jadi malas ya, Bu?"

"Kalo itu saya kurang tau, Felix."

"Ah jika begitu, terimakasih infonya, Bu. Saya permisi ya bu."

Setelah mendapat anggukan dari guru Kim, Felix melangkahkan kakinya keluar dari ruang guru tersebut.

..
..
..

Hyunjin kembali menguap usai menanggapi candaan dari Yeji. Jam istirahat seperti ini biasanya cocok di gunakan untuk makan sebelum kembali berkutat dengan rentetan kalimat materi.

Kali ini tampak berbeda, kelas 12 IPS II kompak tidak keluar kelas, kecuali Felix yang membantu mengantarkan tumpukan beban siswa— alias buku tugas.

Hyunjin mengedarkan pandangannya ke sekitar, berpikir mencari target untuk kejahilannya. Netranya tertuju pada Felix yang baru saja masuk ke dalam kelas.

Friendly [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang