Tiga

532 78 12
                                    

Tubuhnya seketika membeku, dengan manik biru yang menatap gugup. Bahkan Sonoko yang beberapa saat lalu menahan napas karna terkejut seorang Kaito Kuroba berjalan mendekat kearahnya, kini di buat bingung karna pria itu menahan salah satu anak kecil yang datang bersamanya,

"Conan-kun?" Sonoko mengangkat salah satu alisnya memandang heran,

Kaito sendiri membulatkan kedua maniknya menatap terkejut, Kaito sendiri sudah yakin jika ia sangat mengenali sosok anak kecil yang sejak tadi ia perhatikan. hal ini tentu membuat anak yang tengah di tahan olehnya menatap lega meski masih tersenyum gugup.

"Conan-kun! Hora!" Sonoko memanggil, memberi kode untuk mendekat dan bersiap untuk kembali. Terlebih saat melihat Kogoro Mouri juga sudah berjabat tangan berpamitan, Sonoko sendiri masih memandang heran mengapa seorang Kaito tiba-tiba tertarik dengan anak kecil asing yang baru pertama kali di temuinya.

"A-ano.." suara khas anak-anak mulai terdengar setelah terdiam beberapa lama, "....onii-chan," panggilnya dengan nada yang terdengar takut, tangan yang di tahan bersusaha minta di lepaskan, meski lebih ingin menendang agar cepat terlepas.

Butuh beberapa waktu bagi Kaito mencerna sampai akhirnya tersenyum manis, lalu melihat kearah jam tangan yang melingkar manis di tangan kirinya, "Apa aku bisa meminjam teman kalian?" manik birunya menatap kerah keempat anak kecil yang pergi bersama ke studio.

"Kemana? kita boleh ikut?"

"Aku juga mau!"

'Sret'

"Kami akan menunggunya di mobil," Haibara membuka suara, berhasil membungkam ketiga anak yang menatapnya tidak percaya lalu kesal, "Sonoko onee-san sudah mengatakan pada kami untuk segera kembali, jadi jika sudah terlalu larut malam, apa anda bisa mengantarkannya kembali?" Haibara tersenyum tipis,

"Ha-.. Haibara?!" manik biru kini memandang terkejut,

"Anda mengenal baik Professor Agassa bukan? anda bisa mengembalikan teman saya ke rumah Professor," Haibara tersenyum manis, mengabaikan sepenuhnya sorot manik biru yang meminta pertolongan padanya.

"Tentu, aku berjanji akan mengembalikannya setelah selesai bertanya," Kaito tersenyum, mengangguk cepat dan mulai beranjak tanpa melepaskan genggamannya sekalipun,

Manik Kaito kini memandang kearah sosok yang hanya diam mematung dengan pandangan tidak percaya, tidak ingin bertanya lebih jauh. Kaito memilih untuk berpamitan dengan pemilik produk dan orang-orang yang masih tertinggal di studio.

"Kaito-san.." pemilik Produk memanggil, "ini mungkin buka seberapa, tapi saya harap barang ini bisa menjadi pengganti waktu anda yang terbuang karna masalah ini," pemilik Produk tersenyum tipis, dengan manik  yang menatap bersalah.

"Terimakasih tuan, produk ini akan jaga dengan baik," menerima barang, lalu meninggalkan ruangan, mengabaikan pekikan ketiga anak kecil yang memekik tidak terima karna hanya satu orang yang berhasil di bawa bersama.

Melewati koridor secepat mungkin, memencet lift berharap waktu yang singkat membantunya,

"A-apa yang.."

"Aku jelaskan nanti! kalau tidak cepat dia pasti langsung kabur!" Kaito mendesis pelan, masih ingat bagaimana tatapan salah satu dalam ruangan yang menatap korban tanpa mengalihkannya sedikitpun,

"Apa maksudmu?-.." ia berhenti seketika, menutup mulutnya cepat lalu tersenyum canggung saat Kaito menatapnya lekat, "hehehe.. apa maksud Nii-chan? bukannya penjahatnya sudah di bawa polisi?" 

Kaito menghela napas, "Shiro-san memang yang membunuh Mizu-san, tapi di tenggorokan Mizu-san ada luka, sebelum melakukan pembunuhan ia pasti sudah di racuni hingga pembunuhan mencekik itu bisa berlangsung singkat!"

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang