Satu

678 90 8
                                    

Tawaran di luar negri untuk berkerja sama dengan brand ternama masih terdengar menggoda dalam benaknya, terlebih brand kali ini yang ditawarkan sudah cukup memiliki nama besar dan terkenal cukup lama. Dibandingkan dengan brand yang di tawarkan dari negara Jepang, sebuah merk sepatu olahraga yang baru di luncurkan.

Kaito melirik kearah layar ponsel miliknya, dibalik kaca mata hitam yang dikenakan. Kaito hanya memandang datar kearah berita dimana namanya di sebut dan akan melakukan pemotretan untuk produk sepatu olahraga yang baru di luncurkan.

kedua manik biru dari anak kecil yang tidak sengaja bertabrakan dengannya, berhasil mengingatkannya dengan seseorang yang sudah lama ia tidak temui dalam 3 tahun terakhir. Kaito tersenyum miris mengingatnya, perpisahan mereka terbilang cukup buruk- bagi Kaito.

3 tahun meninggalkan Jepang, dan memilih untuk menyelesaikan sekolahnya di luar negri. berkat kemampuannya dalam belajar, Kaito bisa mengejar pelajaran yang jauh berbeda dan lulus dengan nilai terbaik.

Hal yang cukup membanggakan, tapi tidak bagi Chikage. wanita itu sepenuhnya sadar, jika Kaito tidak lagi mengharapkan keberhasilan dan nilai tinggi dari usaha kerasnya mengejarnya pelajaran.

Sebagai seorang ibu- Chikage paham dengan suasana hati yang di rasakan Kaito sejak 3 tahun terakhir. berbagai alasan sudah ia berikan untuk meminta putra tunggalnya kembali ke Jepang, tapi Kaito ikut menolak dengan ratusan alasan.

Kali ini berbeda, Chikage mentandatangani kontrak untuk melakukan pemotretan iklan di maalah dari merk sepatu olahraga yang baru di luncurkan di Jepang. dengan senyuman manis dan lambaian tangan, Chikage mengantarkan anak tunggalnya kembali ke Jepang dari cafe bandara.

Kaito menghela napas, kembali melihat sekitar dimana letak bangunan ibu kota Jepang perlahan berubah dalam 3 tahun terakhir,

'Brak'

"Hei tangkap pencuri itu!!!"

satu tangan bebas Kaito mencengkram kaos pria asing yang tengah membawa kotak berukuran sedang berada dekat dengannya- tepatnya setelah menabraknya saat berjalan melewati toko.

'Sret'

Suasana hati Kaito yang sejak tadi sudah buruk, kian memburuk saat melihat pria asing itu memberontak, meneriaki juga memaki minta untuk di lepaskan,

"Lepas!!!!"

'Sret'

Cengkraman Kaito terlepas, pria asing yang sejak tadi memakinya bahkan sampai sekarang- berhasil di tahan polisi yang sejak tadi berusaha menahannya,

"Terimakasih atas bantuannya anak muda,"

"Bukan masalah," Kaito membersihkan kemejanya, "dia yang berlari kearah sini, karna menabrak dan kalian meneriaki untuk menahannya, jadi ku tahan saja," Kaito tersenyum tipis, kembali memakai kaca matanya yang terlepas,

"Ah.. anda-" polisi yang sedang berbicara, berhadapan langsung, menatap dengan teliti siapa pria muda yang berhasil menangkap pencuri yang dikejarnya,

"Ketangkap!!"

"Ketangkap!!" 

"Kita berhasil!!"

ketiga anak kecil yang beberapa jam di lewatinya, kini kembali terlihat- gadis kecil yang tengah melompat senang, 2 pria yang tersenyum membanggakan diri sambil menunjukan pin pada salah satu polisi, dan 1 gadis kecil yang baru saja datang ambil tersenyum tipis.

"Hora!!" pria paruh baya meneriaki dan kembali mengingati, "apa yang kalian lakukan dengan berlarian seperti tadi? kendaraan bisa saja menabrak kalian!" Professor Agassa- pria paruh baya dengan surai dan jenggot memutih, hanya bisa menghela napas lelah.

MoonlightNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ